38
1.1 Penerimaan bahan baku, pembeberan, pelayuan dan turun layu
Mutu teh hitam orthodox hasil pengolahan terutama ditentukan oleh bahan bakunya yaitu daun segar hasil petikan. Pucuk teh segar hasil petikan
yang telah sampai ke pabrik diturunkan, kemudian dengan bantuan mono-rail pucuk teh tersebut diangkut ke withering trough. Pada proses penerimaan
pucuk teh ini, tenaga manusia dan listrik sangat berperan penting. Jumlah pemakaian tenaga kerja manusia berdasarkan perhitungan kapasitas kerja 110
kg kering per harian kerja pada proses penerimaan pucuk teh segar tergantung dari jumlah pucuk segar yang dipetik. Dalam Tabel 12 disajikan pemakaian
tenaga kerja penerimaan bahan baku dan meber di Perkebunan Cisaruni. Tabel 12. Pemakaian tenaga kerja penerimaan bahan baku dan meber
berdasarkan kapasitas kerja 110 kg teh kering per harian kerja dengan standar kapasitas pucuk teh 4050 kg
Jumlah pucuk teh segar ton
Pemakaian tenaga kerja orang
Energi MJjam 15-20 4
2.51 20-25 5
3.14 25-30 6
3.77 30-35 7
4.40 35-40 9
5.65 40-45 10
6.28 45-50 11
6.91 50-55 12
7.54 55-60 14
8.79 Total konsumsi energi manusia pada tahapan penerimaan bahan baku
adalah 0.007 MJkg teh kering, sedangkan konsumsi energi listrik untuk menjalankan elektromotor yang terpasang pada mono-rail sebesar 0.09 MJkg
teh kering pada bulan Maret 2010. Tahapan selanjutnya adalah pelayuan yang merupakan suatu proses
dimana pucuk teh melepaskan air yang dikandung ke udara bebas tanpa
39 terjadi kerusakan pada pucuk teh tersebut, oleh karena itu udara pada ruang
pelayuan harus dikontrol dengan baik dan optimum pada suhu 26.7
o
C atau 80
o
F. Alat yang digunakan untuk melayukan pucuk teh adalah withering trough
yang terdiri dari unit pemanas udara, bak pelayu, dan kipas. Prinsip kerja alat pelayuan adalah melewatkan udara segar dan hangat melalui pucuk
teh sampai mencapai derajat layu tertentu. Pada tahap pelayuan dan turun layu pucuk teh, input energi berasal
dari bahan bakar padat berbentuk kayu bakar yang menghasilkan energi panas, tenaga manusia dan listrik. Besarnya konsumsi energi total masing-
masing pada bulan Maret 2010 berdasarkan sumber energinya adalah 3.94 MJkg teh kering berupa energi bahan bakar padat kayu, 0.014 MJkg teh
kering berupa energi manusia dan 0.760 MJkg berupa energi listrik. Sedangkan konsumsi energi total pada tahap ini adalah 4.72 MJkg teh
kering. Konsumsi energi pada tahapan proses pengolahan pucuk teh menjadi
teh hitam di pabrik Cisaruni, apabila dibandingkan dengan kebun lain di PTPN VIII berdasarkan hasil penelitian Lili Somantri 2002 di Perkebunan
Gedeh yang mempunyai kapasitas produksi rata-rata hampir sama dengan Perkebunan Cisaruni sebesar 8.27 ton per harinya. Menunjukan konsumsi
energi tertinggi pada tahap ini yaitu 8.80 MJkg teh kering dibandingkan dengan penelitian yang lainnya di PTPN VIII. Hal ini karena di Perkebunan
Gedeh sumber energi panas yang dihasilkan masih berasal dari bahan bakar solar dan kandungan air dalam pucuk yang dihamparkan terlalu tebal serta
kelembaban udara luar yang tinggi. Besar kecilnya energi pada tahap pelayuan tergantung dari banyaknya penggunaan bahan bakar yang dipakai
untuk menghasilkan udara panas pada proses pelayuan selain penggunaan udara luar.
1.2 Penggilingan dan fermentasi