keras bagian terluar dari kulit manggis dengan kulit bagian lunak. Kulit manggis bagian lunak ini yang dijadikan sebagai bahan baku utama. Kulit
manggis kemudian dihancurkan untuk memperkecil ukuran sehingga memudahkan dalam proses ekstraksi. Proses ekstraksi dilakukan dengan
menggunakan pelarut berupa campuran ethanol dan air. Pada tahapan ini, proses ekstraksi akan terbagi menjadi 3 perlakuan yaitu perlakuan dimana
pelarut yang digunakan adalah perbandingan campuran ethanol dan air sebesar 1:2, perlakuan dimana pelarut yang digunakan adalah perbandingan
campuran ethanol dan air sebesar 1:3, dan perlakuan dengan pelarut yang digunakan adalah campuran ethanol dan air sebesar 1:4. Perbandingan jumlah
bahan yang diekstrak dan volume pelarut yang digunakan pada proses ekstraksi adalah sebanyak 1:4 bv Pradipta et al., 2007.
Hasil ekstraksi kemudian mengalami proses maserasi atau perendaman selama 24 jam.
Setelah proses maserasi maka akan dilakukan proses penyaringan untuk memisahkan ampas kulit manggis dengan ekstrak kulit manggis. Ekstrak kulit
manggis yang diperoleh selanjutnya mengalami pengujian dengan parameter yang diamati berupa senyawa aktif yang terkandung dalam kulit manggis
yaitu kadar xanthone, kadar antosianin, kadar serat, dan kadar tanin. Prosedur analisa dapat dilihat pada Lampiran 1. Pengujian terhadap senyawa aktif kulit
manggis dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan perbandingan campuran pelarut ethanol dan air terhadap kualitas dari ekstrak kulit manggis
yang dihasilkan dimana akan sangat berpengaruh pada pengaplikasian ekstrak kulit manggis.
3. Aplikasi Xanthone Kulit Manggis Dalam Bentuk Sirup
Hasil ekstrak kulit manggis yang diperoleh akan diaplikasikan langsung ke dalam bentuk produk berupa sirup. Bahan-bahan yang digunakan
yaitu ekstrak kulit manggis, ekstrak antosianin, madu, dan flavor blackcurrant. Ekstrak antosianin pada penelitian ini diperoleh dari hasil
ekstraksi kelopak rosela. Ekstraksi pigmen antosianin dilakukan dengan mula-mula
membersihkan kelopak bunga rosela dari kotoran yang menempel. Kelopak rosela yang telah bersih selanjutnya mengalami proses penghancuran untuk
mengecilkan ukuran agar proses ekstraksi lebih mudah. Proses ekstraksi menggunakan perbandingan antara bahan dan air sebanyak 1:1 bv. Hal ini
dimaksudkan agar filtrat yang terbentuk setelah proses ekstraksi bersifat pekat sehingga sirup xanthone dapat memiliki bentuk yang lebih kental.
Rosela yang telah diekstraksi kemudian mengalami proses pemisahan antara filtrat dan ampasnya dengan menggunakan kain saring 2 lapis. Filtrat yang
terbentuk selanjutnya dapat digunakan sebagai pewarna pada proses pembuatan sirup xanthone. Diagram alir proses ekstraksi antosianin dapat
dilihat pada Gambar 2.
Pembuatan sirup xanthone dalam penelitian ini akan terbagi menjadi 3 formulasi dimana hanya berbeda pada penggunaan ekstrak kulit
manggis, sedangkan persentase penggunaan setiap bahan yang ada untuk masing-masing formula adalah sama. Formulasi sirup xanthone dapat dilihat
pada Tabel 4. Gambar 2 Diagram alir ekstraksi rosela
Kelopak Rosella Basah
Penghancuran
Ekstraksi
Penyaringan Air: bahan 1:1
Ekstrak Rosella Pencucian
Ampas
Tabel 4. Formulasi sirup xanthone
Sirup Formula
A1 Ekstrak kulit manggis 1:2 ethanol:air 50
Madu 40 Ekstrak Rosela 10
Flavor Blackcurrant 1 A2
Ekstrak kulit manggis 1:3 ethanol:air 50 Madu 40
Ekstrak Rosela 10 Flavor Blackcurrant 1
A3 Ekstrak kulit manggis1:4 ethanol:air 50
Madu 40 Ekstrak Rosela 10
Flavor Blackcurrant 1
Proses pembuatan sirup xanthone diawali dengan pencampuran bahan-bahan seperti ekstrak kulit manggis, madu, dan ekstrak rosela hingga
homogen. Setelah bahan-bahan ini tercampur sirup mengalami proses pemasakan pada suhu 90-95
C selama 10 menit. Sirup yang telah dipanaskan kemudian didinginkan untuk selanjutnya ditambahkan flavor blackcurrant
sebagai penguat aroma sirup xanthone sebesar 1 dari total campuran sirup. Diagram alir proses pembuatan sirup xanthone dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Diagram alir pembuatan sirup xanthone Madu
40 Ekstrak Rosela
10
Pendinginan Pemanasan pada suhu 90-95
C t=10 menit Ekstrak Kulit Manggis
50
Pencampuran
Flavor 1
Sirup Xanthone
Sirup-sirup yang telah dihasilkan, untuk setiap formulanya dilakukan pengujian organoleptik meliputi warna, aroma dan rasa. Sirup
dengan tingkat kesukaan tertinggi akan menjadi salah satu faktor dalam menentukan jenis sirup yang terpilih. Parameter lain yang menjadi faktor
penentu adalah hasil karakterisasi terhadap ekstrak kulit manggis berupa nilai kadar xanthone, kadar antosianin, kadar serat, dan kadar tanin. Sirup
selanjutnya dianalisa terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat, kadar protein, kadar xanthone, total gula, kadar alkohol, kadar vitamin C, pH, dan total
mikroba sebagai karakterisasi produk akhir.
4. Rancangan Percobaan