dikeringkan dalam oven kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang a gram. Sebanyak ± 5 gram x gram sampel kering ditimbang pada kertas
saring yang sesuai dengan ukuran kemudian ditutup dengan kapas-wool yang bebas lemak.
Kertas saring yang berisi sampel tersebut dimasukkan dalam alat ekstraksi soxhlet kemudian alat kondensor dipasang diatasnya dan labu lemak
dibawahnya. Pelarut dietil eter dituangkan dalam labu lemak secukupnya. Proses refluks dilakukan selama 5 jam sampai pelarut yang turun ke labu lemak
berwarna jernih. Labu lemak yang berisi hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada 105
o
C. Setelah dikeringkan sampai berat tetap dan didinginkan dalam desikator, ditimbang labu beserta lemaknya b gram. Kadar lemak dihitung
dengan rumus berikut: Kadar lemak wb =
100
x
a b
d. Kadar Serat AOAC, 1995
Bahan sebanyak 1 gram dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan dengan 100 ml H
2
SO
4
0.325 N. Bahan selanjutnya dihidrolisis di dalam otoklaf bersuhu 105
o
C selama 15 menit. Bahan yang telah dihidrolisis kemudian didinginkan dan ditambahkan 50 ml NaOH 1.25 N. Hidrolisis bahan
dilakukan kembali di dalam otoklaf bersuhu 105
o
C selama 15 menit. Bahan disaring menggunakan kertas saring yang telah dikeringkan dan diketahui
beratnya. Setelah itu, kertas saring dicuci berturut-turut dengan air panas+25 ml acetonalkohol. Kertas saring dan bahan kemudian diangkat dan dikeringkan
dalam oven bersuhu 110
o
C selama ± 1-2 jam.
Kadar Serat = Berat kertas saring + bahan
− Berat kertas saring Berat awal bahan
x 100 Keterangan:
x = bobot sampel a = bobot labu lemak kering
b = bobot labu lemak dan lemak
e. Kadar Protein
Sekitar 0.1 – 0.5 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu kjeldahl. Sebanyak 2 gram campuran selenium atau satu butir Kjeltabs dan 25
ml H
2
SO
4
pekat ditambahkan ke dalam labu, dididihkan dalam digestion system hingga dingin. Larutan dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml. Labu dibilas 2-
3 kali dan larutan diencerkan sampai tanda tera. Sebanyak 10 ml larutan dipipet kedalam alat penyuling, ditambah 10 ml NaOH 30 dan 3-5 tetes indikator PP
dan dilakukan destilasi selama 10 menit. Destilat ditampung dalam 25 ml asam borat 2 yang telah dicampur dengan 5 tetes indikator BCG-MM kemudian
larutan dititrasi dengan HCl 0.01N dan dibuat juga blanko. Berikut ini adalah rumus perhitungan kadar protein:
Kadar Protein wb =
100 007
. 14
Wsampel FP
FK NHCL
Vblanko VHCL
f. Kadar Karbohidrat Winarno, 2002
Kadar karbohidrat dapat dihitung dengan metode by difference menggunakan rumus sebagai berikut:
Kadar Karbohidrat wb = 100 - air + abu + lemak + protein
g. Kadar Antosianin Boyko et al., 2006
Penentuan total kadar antosianin dilakukan dengan menggunakan metode yang dikemukakan oleh Boyko et al. 2006 yang dimodifikasi. Mula-
mula sebanyak 500 mg ekstrak dilarutkan ke dalam 9 ml metanol kemudian disaring menggunakan kertas saring dan dipisahkan antara filtrat dengan
solidnya. Filtrat yang terbentuk kemudian diencerkan sebanyak 10 kali menggunakan metanol sehingga didapatkan larutan ekstrak dengan konsentrasi
5000 ppm. Setelah dilakukan pengenceran, sebanyak 9 ml ekstrak tersebut masing-masing dicampur dengan 0.25 M buffer KCl pH 1,0;1ml dan 4M
buffer asetat pH 4.5;1ml Keterangan:
FK = Faktor Konversi 6.25 FP = Faktor Pengenceran