GLISEROL BENTONIT TINJAUAN PUSTAKA A. BIODIESEL

3 bahan tak tersabunkan, air, gliserin terikat, alkohol, asam lemak bebas, sabun, residu katalis Gerpen, 2004. Standar mutu dari biodisel dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut. Tabel 1. Standar mutu biodiesel internasional Parameter Unit Jerman EU Italia Perancis Czech USA Standar DIN 51606 prEN 14214 UNI 10635 Journal Officiel CSN 656507 ASTM D6751-02 Densitas gcm 3 15°C 0,875 – 0,900 0,860 – 0,900 0,860- 0,900 0,870 – 0,900 0,870 – 0,900 - Viskositas Kinematik mm 2 s 40°C 3,5 - 5,0 3,5 - 5,1 3,5 - 5,2 3,5 - 5,3 3,5 - 5,4 1,9 - 6,0 Destilasi °C 95 - - ≤ 360 ≤ 360 ≤ 360 ≤ 360 Titik Nyala °C ≥ 110 ≥ 120 ≥ 100 ≥ 100 ≥ 110 ≥ 130 CFPP °C ≤ 0 ≤ 5 ≤ ≤ 0 - ≤ -5 - Total Sulfur mass ≤ 0,01 ≤ 0,02 ≤ 0,001 ≤ 0,01 - ≤ 0,05 CCR mass 100 ≤ 0,05 - - - ≤ 0,05 ≤ 0,05 Bil. Setana ≥ 49 ≥ 51 ≥ 49 ≥ 48 ≥ 47 Bil. Asam mg KOHg ≤ 0,5 ≤ 0,5 ≤ 0,5 ≤ 0,5 ≤ 0,5 ≤ 0,8 Gliserol bebas mass ≤ 0,02 ≤ 0,02 ≤ 0,05 ≤ 0,02 ≤ 0,02 ≤ 0,02 Abu tersulfatkan mass ≤ 0,03 ≤ 0,02 - - - ≤ 0,03 Titik Tuang °C - ≤ 0 - ≤ -10 ≤ -8 - Kandungan Air mgKg ≤ 300 ≤ 500 ≤ 700 ≤ 200 ≤ 500 - Total Kontaminan mgKg ≤ 20 ≤ 20 - - ≤ 20 - Sumber : Hambali et al. 2006

B. GLISEROL

Gliserol adalah senyawa golongan alkohol polihidrat dengan tiga buah gugus hidroksi dalam satu molekul alkohol trivalen. Rumus kimia gliserol adalah C 3 H 8 O dengan nama kimia 1,2,3-propanatriol. Berat molekul gliserol adalah 92,10 gmol dengan massa jenis 1,23 gcm 3 Winarno, 1992. Gliserol bersifat mudah larut dalam air, dapat meningkatkan viskositas larutan, mengikat air, menurunkan a w bahan, merupakan cairan dengan rasa pahit-manis yang mempunyai kelarutan tinggi, yaitu sebesar 71 g100 g air pada suhu 250 ºC Gaman dan Sherrington, 1992. Sifat Nilai Titik Leleh °C 18,17 Titik Didih °C 0,53 kPa 14,9 1,33 kPa 166,1 13,33 kPa 222,4 101,3 kPa 290 Spesific Gravity, 2525 °C 1,262 Tekanan Uap Pa 50°C 0,33 100°C 526 150°C 573 200°C 6100 Tegangan Permukaan 20°C,nMm 63,4 Viskositas 20°C, mPa-s 1499 Konduktivitas panas [Wm-K] 0,28 Titik Nyala °C Cleveland Open Cup 177 Pensky-Martens Closed Cup 199 Titik Api °C 204 5 Gliserol harus dipisahkan dari biodiesel karena gliserol dapat membentuk senyawa plastis yang agak padat. Senyawa ini ak an membentuk deposit pada pompa injektor sehingga menyebabkan kerusakan pada mesin diesel Prihandana et al., 2006. Gliserol hasil samping produksi biodiesel memiliki kualitas yang sangat rendah akibat adanya pengotor. Pemanfaatan gliserol kasar menjadi b entuk murni memerlukan pemurnian Pachauri dan He, 2006. Gliserol sebagai hasil samping produksi biodiesel dapat diesterifikasi dengan isobutilen dan eter bercabang sehingga jika ditambahkan ke dalam biodiesel dapat menghasilkan biodiesel yang viskositasnya lebih rendah dan titik awan di bawah 0 ºC Noureddini, 1998.

C. BENTONIT

Bentonit adalah jenis tanah liat yang kandungan mineral utamanya ada lah montmorillonite . Bentonit diklasifikasikan ke dalam dua tipe, yaitu tipe Ca dan tipe Na berdasarkan ion dominan yang dapat berubah. Kualitas bento nit ditentukan dari kemampuan adsorbsinya, luas permukaan, kapasitas swelling mengembang dan kapasitas pertukaran kation cation exchange capacity Zhansheng et al., 2006. Montmorillonite tergolong ke dalam kelompok smektit dan mempunyai komposisi kimia yang beragam. Smektit adalah golongan mineral tanah yang disusun oleh lapisan oktahedral tunggal di antara dua lapisan tetrahedral tipe 2:1. Rumus montmorillonite sering dinyatakan sebagai Al 2 O 3 .4SiO 2 .xH 2 O. Nama montmorillite dikhususkan untuk anggota smektit yang subtitusi terutama pada lembar oktahedral. Montmorillite mempunyai Mg dan ion-ion feri dalam posisi oktahedral Tan, 1993. Priatna 1982 dalam Rahendas 2005, menyatakan bentonit mempunyai warna dasar putih dengan sedikit kecoklatan atau kemerahaan atau kehijauan tergantung dari jenis dan jumlah fragmen mineralnya. Bentonit bersifat sangat lunak, ringan, mudah pecah, terasa seperti sabun, mudah menyerap air dan melakukan pertukaran ion. Berat jenis bentonit berkisar antara 2,4 -2,8. Ukuran partikel koloid bentonit sangat k ecil dan mempunyai kapasitas pertukaran ion yang tinggi. Sifat bentonit sebagai penukar ion karena adanya kation logam alkali dan alkali tanah. Kation tersebut dapat bergerak bebas di dalam rongga dan dapat dipertukarkan dengan kation logam lain dengan jumlah yang sama. Akibat struktur bentonit berongga, anion atau molekul berukuran lebih kecil atau sama dengan rongga dapat masuk dan terjebak . Komponen Mineral Kandungan SiO 2 65,24 Al 2 O 3 15,12 Fe 2 O 3 5,27 MgO 2,04 CaO 1,67 Na 2 O 2,71 K 2 2,07 TiO 2 0,68 MnO 2 0,21 Loss 4,92 8 butyl alkohol TBA sama seperti eterifikasi gliserol dengan isobutilen, hanya saja pada reaksi eterifikasi gliserol dengan TBA dihasilkan air. Di- dan tri-tert-butyl eter gliserol dapat digunakan sebagai oxygenate additives pada biodiesel yang sangat potensial karena kelarutannya dalam biodiesel. Mono-tert- butyl eter gliserol MTBG mempunyai kelarutan yang rendah dalam biodiesel, sehingga proses eterifikasi gli serol harus diarahkan untuk memaksimalkan formasi di- dan tri- eter Klepacova et al., 2005. Katalis homogen seperti asam sulfat, dan p- toluene sulphonic acid dapat digunakan pada proses eterifikasi gliserol, namun lebih disarankan untuk menggunakan kat alis heterogen yang ramah lingkungan yaitu resin penukar ion asam kuat Klepacova et al., 2003. Penambahan GTBE berpengaruh secara positif pada kualitas bahan bakar diesel, mengurangi partikulat emisi, komponen karbon pada gas buang Kesling et al.,1994. Selain itu, GTBE jika ditambahkan ke dalam biodiesel dapat menurunkan titik kabut. Tingginya tingkat perubahan senyawa isobutilen tidak berpengaruh terhadap besarnya perubahan gliserol menjadi gliserol eter, melainkan jumlah isobutilen yang dikonsumsi untuk membentuk eter Noureddini et al., 1998. Tingkat konversi gliserol menjadi gli serol eter dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu suhu, rasio mol nIBnG, air dan pengembangan gel serta tipe katalis pada reaksi eterifikasi. Konversi gliserol dan rendemen gliserol eter meningkat seiring dengan peningkatan rasio mol nIBnG. Kata lis dalam bentuk asam kuat, kering, makroretikular serta memiliki tingkat ikatan bercabang yang tinggi merupakan katalis aktif dalam reaksi eterifikasi karena memiliki pori -pori yang cukup besar sehingga gliserol eter yang terbentuk sangat besar. Reaksi et erifikasi gliserol dengan isobutilen dalam kondisi non-aqueous memberikan hasil terbaik pada rendemen eter Pagliaro dan Rossi, 2008.

E. KUALITAS BIODIESEL PADA SUHU RENDAH

Karakteristik biodiesel pada suhu rendah merupakan sifat bahan bakar terhadap perubahan suhu yang menjadi hal yang sangat berpengaruh pada daerah -daerah yang memiliki iklim dingin atau daerah subtropis. Pada umumnya yang menjadi parameter pengukuran karakteristik tersebut diantaranya adalah : Titik Kabut cloud point, CP, Titik Tuang pour point, PP, Cold-Filter Pludging Point CFPP, Low-Temperature Flow Test LTFT, dan Cristalization Onset Temperature Tco Mittelbach dan Remschmidt, 2004. 9 Seperti halnya bahan bakar solar yang merupakan fraksi minyak bumi, biodiesel juga akan menjadi berkabut cloudy pada saat udara dingin, minyak akan berubah menjadi kristal lilin yang akan menyumbat saluran filter bahan bakar. Bila udara menjadi lebih dingin, maka kristal lilin tersebut akan menjadi gel dan memadat sehingga tidak dapat mengalir. Bahan bakar yang telah mengalami proses winterisasi penghilangan senyawa jenuh atau bahan bakar dengan kualitas no mor 1 dapat digunakan pada udara yang lebih dingin Anonim, 2005. Titik kabut adalah suhu dimana bahan bakar diesel pertama kali mengalami kristalisasi yang ditandai dengan timbulnya kabut pada bahan bakar diesel tesebut. Titik tuang adalah suhu dimana bahan bakar sudah tidak dapat mengalir jika wadah dimiringkan selama 5 detik Noureddini, 1998. Bergantung pada jenis minyak, biodiesel yang berasal dari minyak murni asli virgin oil memiliki titik tuang yang lebih rendah bila dibandingkan dengan biodiesel yang berasal dari minyak goreng bekas used cooking oil- waste vegetable oil, sehingga masih dapat digunakan dengan baik pada suhu beberapa derajat di bawah beku yaitu sekitar -5 o C. Biodiesel dari minyak goreng bekas mulai mengalami perubahan menjadi gel pada suhu 4-5 o C. Hal itu terjadi karena asam lemak minyak atau lemak jenuh telah mengalami kritalisasi pada suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan asam lemak yang tidak jenuh, yang pada akhirnya akan memisah dan menyumbat saluran f ilter. Hal ini terjadi pada lemak babi, lemak domba dan minyak sawit Anonim, 2005. Molekul alkana petrodiesel dan FAME biodiesel memiliki rantai hidrokarbon lurus yang tidak cocok pada musim dingin, karena membentuk kristal padat yang menyumbat saluran filter dan mengganggu pompa bahan bakar. Namun biodiesel memiliki kecenderungan yang lebih kuat karena gugus esternya relatif bersifat polar sehingga meningkatkan gaya intermolekuler Van der Walls, sehingga secara efektif menguatkan proses kristalisasi. Angka setana cetane number, panas pembakaran heat of combustion , titik cair dan titik didih, dan viskositas akan meningkat dengan meningkatnya panjang rantai dan kejenuhan dan menurun dengan meningkatnya ketidakjenuhan asam lemak Prakash, 1998.