Pemanfaatan Layanan Perpustakaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (Dprd-Su)

(1)

Lampiran I

No. Kuesioner :…

Kuesioner Penelitian

PEMANFAATAN LAYANAN PERPUSTAKAAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH SUMATERA UTARA (DPRD-SU)

Dengan hormat,

Dalam rangka untuk memperoleh data pada penelitian saya, maka dengan ini saya memohon kesedian saudara untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner berikut ini dengan sejujurnya. Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tidak ternilai harganya bagi penelitian ini, atas bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Petunjuk Pengisian :

1. Penelitian ini bertujuan untuk penyusunan skripsi, untuk itu mohon kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner dengan jawaban yang Anda anggap sesuai.

2. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling benar 3. Terimakasih atas kerjasamanya.

Identitas Responden

Nama :

Anggota Dewan, Staf PNS/Non PNS :

Pertanyaan Untuk Variabel Keluhan Pengguna Terhadap Pemanfaatan Layanan Perpustakaan.

A. Sistem Layanan Perpustakaan

1. Dalam seminggu, berapa kalikah anda mengunjungi perpustakaan DPRD Sumatera Utara ?

a. Satu Kali Seminggu b. Dua Kali Seminggu c. Tiga Kali Seminggu d. Tidak Pernah

2. Apakah anda pernah mengalami kendala pada saat kegiatan palayanan yang ada di perpustakaan DPRD Sumatera Utara ? a. Selalu


(2)

b. Sering

c. Kadang – Kadang d. Tidak Pernah

3. Menurut anda, apakah suasana dan fasilitas di dalam ruangan perpustakaan DPRD Sumatera Utara dapat membuat anda nyaman berada di dalam perpustakaan ?

a. Sangat Nyaman b. Nyaman

c. Kurang Nyaman d. Tidak Nyaman

4. Bagaimanakah tanggapan anda, setelah mengetahui keberadaan perpustakaan DPRD Sumatera Utara apakah anda tertarik memanfaatkan layanannya ?

a. Sangat Tertarik b. Tertarik

c. Kurang Tertarik d. Tidak Tertarik

5. Apakah jam layanan perpustakaan DPRD sudah sesuai dengan kebutuhan anda ?

a. Sangat Sesuai b. Sesuai

c. Kurang Sesuai d. Tidak Sesuai B. Layanan Sirkulasi

1. Menurut anda, apakah Layanan sirkulasi di perpustakaan DPRD sudah membantu kinerja anda ?

a. Sangat Membantu b. Membantu

c. Cukup Membantu d. TidakMembantu

2. Apakah anda sudah mendaftar menjadi anggota perpustakaan DPRD ?

a. Sudah b. Tidak Tahu c. Belum d. Lupa

3. Apakah anda mengalami kendala saat peminjaman buku di Perpustakaan DPRD ?

a. Selalu b. Sering


(3)

c. Kadang – Kadang d. Tidak Pernah

5. Apakah anda setuju diberikan sanksi kepada pengguna yang menghilangkan bahan pustaka ?

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju C. Layanan Refrensi

1. Apakah anda sudah mengenal atau mengetahui layanan refrensi?

a. Sangat Mengetahui b. Mengetahui

c. Kurang Mengetahui d. Tidak Mengetahui

2. Apakakah koleksi refrensi yang tersedia di perpustakaan DPRD Sumatera Utara sudah memadai ?

a. Sangat Memadai b. Memadai

c. Kurang Memadai d. Tidak Memadai

3. Apakah koleksi refrensi yang tersedia di perpustakaan DPRD Sumatera Utara sudah sesuai dengan kebutuhan saudara ? a. Sangat Sesuai

b. Sesuai

c. Kurang Sesuai d. Tidak Sesuai

4. Jenis koleksi refrensi apa saja yang sering anda gunakan ? a. Ensiklopedia

b. Almanak c. Laporan Perda d. Biografi

5. Apakah koleksi refrensi yang ada di perpustakaan DPRD Sumatera Utara dapat menambah pengetahuan anda ?

a. Sangat Menambah b. Menambah

c. Kurang Menambah d. Tidak Menambah


(4)

Lampiran II :

Tabulasi Jawaban Responden

No. Pilihan Jawaban Total

A B C D

F % F % F % F % F %

1. 38 46.91% 9 11.11% 5 6.17% 29 35.81% 81 100% 2. 5 6.17% 9 11.11% 24 29.63% 43 53.09% 81 100% 3. 42 51.85% 35 43.20% 3 3.71% 1 1.24% 81 100% 4. 10 12.35% 14 17.29% 30 37.03% 27 33.33% 81 100% 5. 12 14.82% 50 61.73% 15 18.51% 4 49.48% 81 100% 6. 17 20.99% 14 17.29% 35 43.21% 15 18.51% 81 100%

7. 0 0% 0 0% 81 100% 0 0% 81 100%

8. 6 7.41% 7 8.65% 18 22.22% 50 61.72% 81 100% 9. 3 3.71% 6 7.41% 32 39.50% 40 49.38% 81 100% 10. 8 9.88% 9 11.11% 31 38.27% 33 40.74% 81 100% 11. 16 19.75% 11 13.58% 34 41.98% 20 24.69% 81 100% 12. 7 8.65% 4 4.94% 47 58.02% 23 28.39% 81 100% 13. 6 7.41% 39 48.14% 32 39.51% 4 4.94% 81 100% 14. 43 53.08% 15 18.51% 16 19.76% 7 8.65% 81 100% 15. 25 30.86% 38 46.91% 12 14.81% 6 7.42% 81 100%


(5)

LAMPIRAN III : Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Ruang Perpustakaan DPRD Sumatera Utara


(6)

Gambar 3. Staf Perpustakaan


(7)

(8)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Balai Pustaka. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. ---. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo

--- , 2007. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Suatu Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta : Gramedia Widiasmara Indonesia.

Depdikbud. 2004. Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas RI, Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi. 2004. Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi.

Dwijati, Siti. 2006. Upaya Meningkatkan Kualitas Jasa Layanan Informasi di Perpustakaan. Media Informasi dan Komunikasi Kepustakawanan : Perpustakaan Universitas Airlangga, Vol.1/No.2/Juli-Desember: 58-62. Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset Handayani, Kebni Hesti, dan Nurdin Laugu. 2007. “STudi Korelasi Motivasi Pengguna Dengan Pemanfaatan Koleksi CD-ROM di UPT Pusat Perpustakaan UII Yogyakarta”. Jurnal Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Hasugian, Jonner. 2009. Dasar – Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Medan: USU Press.

Hermawan, Rachman dan Zulfikar Zen. 2006. EtikaKepustakawanan: SuatuPendekatanTerhadapProfesidanKodeEtikPustakawanIndonesia.


(9)

Lasa, HS. 2000. Leksikon Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta : Lembaga Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

---. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta : Gama Media.

---. 2008. Panduan Perpustakaan Sekolah Muhammadiyah. Yogyakarta : Lembaga Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Lupiyoadi, Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek. Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Nurhadi, Imam. Pengguna Perpustakaan dalam Warta. vol XII. no I. pp. 30, 2007.

Perpustakaan Nasional R.I. 2000. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional R.I.

---. 2011. Standar Nasional Perpustakaan (SNP): Jakarta.

Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta: Diva Press.

Puwono. 2008. Pemaknaan Buku Bagi Masyarakat Pembelajar. Jakarta: Sagung Seto.

Qalyubi, Syihabuddin. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga.

Rahayuningsih, F. 2007. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Salim, Peter dan Yenny Salim. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.

Jakarta: Modern English Press.

Sjahrial-Pamuntjak, Rusina. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta: Djambatan.

Soedibyo, Noerhayati. 2005. Pengelolaan Perpustakaan. Bandung : Alumni.

Standar Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan dan Kepustakawanan. 2011.

Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. http://standar_nasional_indonesia_bidang_kepustakaan_dan_kepustakawa

nan%20(3).pdf

Standar Perpustakaan Khusus. 2002. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. (diakses 03 Juni 2016).

akses 23 Juni 2016).

Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia pustaka utama.


(10)

Sutarno, NS. 2003. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

---. 2006. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung Seto.

Suwarno, Wiji. Pengantar Dasar Kepustakawanan. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.

---. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. (LNRI Tahun 2007 Nomor 129; TLN RI Nomor 4774)Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI, 2004.

Yulia, Yuyu. 1993. Materi Pokok Pengadaan Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka,Depdikbud.


(11)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriktif. Menurut Azwar (2004, 6) “penelitian deskriptif dilakukan dengan menganalisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRD-SU) di Medan yang berada di jalan Imam Bonjol No. 5, Petisah Tengah, Kota Medan.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti harus menentukan kriteria populasi agar wilayahnya jelas dan dapat diketahui kuantitasnya. Menurut Sugiyono (2010, 117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota dewan,pegawai PNS danPegawaiNon


(12)

berdasarkan data dari pegawai Perpustakaan DPRD-SU pada tanggal 25 Juli 2016)

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Pengguna Perpustakaan

No. Pengguna Jumlah

1. Anggota Dewan 100

2. Pegawai (Staf PNS) 101

3 Pegawai (StafNon PNS) 224

Jumlah 425

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 425 orang pegawai sudah termasuk anggota dewan di kantor DPRD Sumatera Utara. Karena peneliti memiliki keterbatasan waktu, biaya dan tenaga maka tidak semua populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Ada berbagai cara yang digunakan untuk menghitung besar sampel yang ditetapkan dalam melakukan suatu penelitian. Penentuan besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:

=

� �+�(�)� Keterangan:

n = Jumlah sampel (responden dalam penelitian). N = Jumlah populasi.


(13)

=

� 1+�(�)2

=

425

1 + 425 (0.1)2

=

425

1 + 425 (0.01)

=

425

5.25

=

80,95dibulatkan menjadi 81 orang.

Dari jumlah populasi 425 orang maka diperoleh sampel adalah 81 orang. Karena populasi berstrata secara proposional dan heterogen, maka untuk penentuan sampel menggunakan teknik Proportionate stratified random sampling. Sugiyono (2010, 93) menyatakan “Proportionate stratified random sampling digunakan apabila kondisi populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional”.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sekelompok kecil yang diamati. Ada berbagai cara yang digunakan untuk menghitung besar sampel yang ditetapkan dalam melakukan suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2010, 118) “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini sangat besar maka perlu dibatasi dan menetapkan sampel.


(14)

Tabel 3.2 Jumlah Penentuan Sampel Berdasarkan Strata

No. Pengguna Jumlah Sampel

1. Anggota Dewan 100 100

425 x 81 = 19

2. Pegawai (Staf PNS) 101 101

425 x 81 = 20

3. Pegawai (Staf Non - PNS) 224 224

425 x 81 = 42

Jumlah 425 81

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap perpustakaan. Seperti melakukan observasi dengan melihat kegiatan atau aktivitas di Perpustakaan DPRD Sumatera Utara.

2. Kuesioner, yaitu mengumpulkan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan (angket) untuk di isi oleh responden.

3. Studi kepustakaan dan dokumentasi yaitu mengumpulkan data melalui bahan perpustakaan yang dijadikan sebagai sumber informasi seperti majalah, laporan tahunan dan jurnal yang berkaitan dengan masalah yang


(15)

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis sumber data pada penelitian ini adalah:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner. 2. Data Sekunder, yaitu data yang bersumber dari jurnal, buku, majalah,

laporan tahunan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Instumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam melakukan suatu penelitian. Menurut Arikunto (2005, 203) “Instrumen penelitian adalah alat bantu/fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga lebih mudah diolah.” Instrumen penelitian yang digunakan adalah Kuesioner.

3.6.1 Kuesioner

Pada penelitian ini, penulis menggunakan kuesiner sebagai instrumen penelitian, yang memuat indikator-indikator dari masing-masing variabel.Menurut Arikunto (2003 :126) ada beberapa instrumen yang dapat digunakan dalam suatu penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Instrumen untuk metode tes adalah soal

2. Instrumen untuk metode angket atau kuesioner adalah angket atau kuesioner

3. Instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi atau chek list


(16)

Dalam penelitian ini penulis memilih dan menggunakan kuesioner sebagai instumen penelitian.

3.6.2 Kisi – kisiVariabelPenelitian

Menurut (Arikunto 2006, 178), “mengadakanidentifikasiterhadap variable yang adadalammerumuskanjudulpenelitian, kemudianmenjabarkanvariablemenjadi sub variabel”. Olehkarenaitu, untukmempermudahpenyusunankuesioner, makapenulismenyajikankisi – kisikuesionersebagaiberikut:

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Variabel Penelitian

No. Variabel Indikator Item

Pelayanan

Jumlah

1. Pemanfaatan Layanan perpustakaan

a. Sistem Layanan b. Layanan Sirkulasi c. Layanan Refrensi

1,2,3,4,5 6,7,8,9,10 11,12,13,14,15

5 5 5

TOTAL 15

3.7 Metode Analisis Data

Dalam menganalisa data yang diperoleh maka penulis menggunakan metode deskriptif, setelah penyebaran angket selesai, maka jawaban dari semua


(17)

�=�

� ����%

Dimana : P = Persentase

f = Jumlah jawaban yang diperoleh (frekuensi) n = Jumlah responden/sampel

Penafsiran data dan hasil distribusi terhadap jawaban kuesioner dilakukan dengan menggunakan pedoman penafsiran data yang dikemukakan oleh Arikunto (2005, 57) sebagai berikut:

0,00% : Tidak ada

1,00% - 24,99% : Sebagian kecil 25,00% - 49,99% : Hampir setengahnya

50,00% : Setengahnya

50,01% - 74,99% : Sebagian besar 75,00% - 99,00% : Pada umumnya

100% : Seluruhnya

Dari interpretasi data di atas, penulis akan mengetahui pemanfaatan layanan Perpustakaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara oleh pengguna Perpustakaan.


(18)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Perpustakaan DPRD Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara di bentuk pada tanggal 15 april 1948 berdasarkan undang – undang No. 10 Tahun 1948. Daerah ini meliputi keresidenan Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli. Berdasarkan surat penetapan persiapan kemerdekaan Indonesia (PKKI), Sumatera Utara menjadi sebuah provinsi dan daerah administrasi. Seperti halnya pulau Jawa, berangsur angsur dibentuk komite nasional. Daerah yang kedudukannya maklumat gubernur Sumatera Utara tertanggal 12 april 1946 No. 2/MGS yang isinya sesuai undang – undang No. 1 tahun 1945.

Pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera menjadi daerah yang dilegalisasi oleh pemerintah pusat. Ditetapkan melalui proses peraturan pemerintah No. 8 tahun 1974 yang mengatakan dengan tegas bahwa provinsi sumatera utara dijalankan oleh gubernur dan disarankan kepada dewan pertimbangan rakyat dan badan eksekutif pemerintah daerah sumatera utara berhubungan dengan poemerintahan No. 8 tahun 1947 dinyatakan yang merupakan daerah otonom di Sumatera adalah keresidenan dan daerah – daerah yang di tunjuk sebagai daerah otonom.


(19)

Tapak Tuan, yang anggotanya berasal dari masing – masing sub provinsi terdahulu.

Perpustakaan DPRD didirikan bersamaan dengan berdirinya kantor DPRD Sumatera Utara sebagai lembaga induknya. Berdirinya pada tahun 1948, yang diketuai oleh Bapak Adnan Nur Lubis. Perpustakaan ini didirikan dengan tujuan menunjang keberhasilan program kerja DPRD Sumatera Utara, serta memperluas pengetahuan dan wawasan para anggota Dewan, pegawai/staf DPRD.

Perpustakaan DPRD Sumatera Utara terletak dijalan Imam Bonjol no. 5 Medan, menempati ruangan pada lantai satu gedung DPRD Sumatera Utara dengan ukuran 7 x 8 m2. Diruangan inilah berlangsung seluruh kegiatan yang berhubungan dengan perpustakaan dan pelayanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan.

4.2 Struktur Organisasi

Setiap lembaga atau instansi mempunyai struktur organisasi. Struktur organisasi suatu lembaga/instansi menggambarkan tentang kedudukan atau posisi yang jelas, sehingga setiap bagian/devisi dapat mengetahui kepada siapa mereka harus bertanggungjawab atas pekerjaan yang telah dilakukan.

Demikian juga halnya dengan struktur organisasi yang terdapat di DPRD. Perpustakaan DPRD merupakan perpustakaan khusus yang berada dibawah naungan DPRD Sumatera Utara, yang diselenggarakan untuk mendukung kegiatan DPRD dalam melaksanakan tugas - tugas dewan. Kedudukan


(20)

perpustakaan tidak bersifat struktural, artinya tidak terdapat jabatan struktur dalam perpustakaan.

Ada pun gambaran struktural organisasi makro pada organisasi DPRD Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 : Stuktur Organisasi Sekretaris Dewan DPRD Sumatera Utara SEKWAN KABAG UMUM KABAG PERUNDANG UNDANGAN KABAG KEUANGAN KABAG INFORMASI & PROTOKOL KASUBBAG TU & PEGAWAI KASUBBAG. PENGKAJIAN HUKUM KASUBBAG PERLENGKA PAN KASUBBAG. RUMAHTAN GGA STAF PERPUSTAKAAN KASUBBAG. PERUNDANG-UNDANGAN KASUBBAG. SIDANG & RISALAH KASUBBAG. PERENCANA AN & ANGGARAN KASUBBAG PERBENDAHA RAAN KASUBBAG ANKUTANSI KASUBBAG INFORMASI KASUBBAG PROTOKOL/ HUB.ANTAR LEMBAGA KASUBBAG PELAYANAN MASYARAKAT


(21)

4.2 Mengunjungi Perpustakaan DPRD Sumatera Utara

Untuk mengetahui pendapat responden mengenai kunjungan Perpustakaan, maka dapat dilihat pada table 4.2 dan berikut ini:

Tabel 4.2 : Mengunjungi Perpustakaan DPRD Sumatera Utara No. Pertanyaan Kategori Jawaban Kategori

Jawaban Responden

F %

1.

Dalam seminggu, berapa kalikah anda mengunjungi perpustakaan DPRD Sumatera Utara ?

a. Satu Kali Seminggu

38 46.91% b. Dua Kali

Seminggu

9 11.11% c. Tiga Kali

Seminggu

5 6.17% d. Tidak

Pernah

29 35.81%

Jumlah 81 100%

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa jumlah kunjungan responden mengenai Kunjungan perpustakaan DPRD Sumatera Utara adalah, 38 responden (46.91%) menjawab satu kali seminggu , sebanyak 9 responden (11.11%) menjawab dua kali seminggu, sebanyak 5 responden (6.17%) menjawab tiga kali seminggu dan sebanyak 29 responden (35.81%) menjawab tidak pernah.

Dari persentase jawaban yang diperoleh maka, dapat disimpulkan bahwa hampir setengahnya responden atau 35.81% menyatakan bahwa tidak pernah mengunjungi perpustakaan DPRD Sumatera Utara.


(22)

4.3 Kendala Pada Saat Kegiatan Pelayanan

Untuk mengetahui pendapat responden mengenai kendala pada saat kegiatan pelayanan, maka dapat dilihat dari Tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 :Kendala Pada Saat Kegiatan Pelayanan No. Pertanyaan Kategori Jawaban Kategori

Jawaban Responden

F %

2.

Apakah anda pernah mengalami kendala pada saat kegiatan palayanan yang ada di perpustakaan DPRD Sumatera Utara ?

a. Selalu 5 6.17% b. Sering 9 11.11% c.

Kadang-kadang

24 29.63% d. Tidak

Pernah

43 53.09%

Jumlah 81 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa pendapat responden mengenai Kendala pada saat kegiatan pelayanan adalah, 5 responden (6.17%) menjawab selalu, sebanyak 9 responden (11.11%) menjawab sering, sebanyak 24 responden (29.63%) kadang – kadang, sebanyak 43 responden (53.09%) tidak pernah. Sebagian besar responden yang menjawab bahwa kendala pada saat kegiatan pelayanan yang ada di perpustakaan DPRD Sumatera Utara tidak setuju.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa keseluruhan responden berpendapat kegiatan pelayanan yang ada di perpustakaan telah terpenuhi dan tidak pernah mengalami kendala pada saat pelayanannya.


(23)

4.4 Suasana dan Fasilitas didalam Perpustakaan

Untuk mengetahui pendapat responden mengenai suasana dan fasilitas didalam perpustakaan, maka dapat dilihat dari Tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 : Suasana dan Fasilitas didalam Perpustakaan No. Pertanyaan Kategori Jawaban Kategori

Jawaban Responden

F %

3.

Menurut anda, apakah suasana dan fasilitas di dalam ruangan perpustakaan DPRD Sumatera Utara dapat membuat anda nyaman berada di dalam perpustakaan ?

a. Sangat

Nyaman 42 51.85%

b. Nyaman 35 43.20% c. Kurang

Nyaman 3 3.71%

d. Tidak

Nyaman 1 1.24%

Jumlah 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa pendapat responden mengenai suasana dan fasilitas didalam perpustakaan adalah, 42 responden (51.85%) menjawab sangat nyaman, 35 responden (43.20%) menjawab Nyaman, 3 responden (3.17%) menjawab kurang nyaman, dan 1 responden (1.24%) menjawab tidak nyaman. Dari persentase jawaban diperoleh maka, dapat diinterpretasikan bahwa 51.85% responden atau sebagian besar menyatakan bahwa suasana dan fasilitas di dalam perpustakaan DPRD Sumatera Utara sangat nyaman.


(24)

4.5 Tanggapan Keberadaan Perpustakaan dan Layanannya

Untuk mengetahui pendapat responden mengenai tanggapan keberadaan perpustakaan dan layanannya, maka dapat dilihat dari Tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 : Tanggapan Keberadaan Perpustakaan dan Layanannya

No. Kategori

Pertanyaan

Kategori Jawaban

Jawaban Responden

F %

4.

Bagaimanakah tanggapan anda, setelah mengetahui keberadaan perpustakaan DPRD Sumatera Utara apakah anda tertarik memanfaatkan layanannya ?

a. Sangat Tertarik

10 12.35% b. Tertarik 14 17.29% c. Kurang

Tertarik

30 37.03% d. Tidak

Tertarik

27 33.33%

Jumlah 81 100%

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui pendapat responden mengenai tanggapan keberadaan perpustakaan dan layanannyaadalah 10 responden (12.35%) menjawab sangat sangat tertarik, 14 responden (17.29%) tertarik, 30 responden (37.03%) kurang tertarik, 27 responden (33.33%) tidak tertarik. Hampir setengahnya (37.03%) menjawab bahwa tanggapan keberadaan perpustakaan dan layanan kurang tertarik.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikanbahwa hampir setengahnya 37.03% responden berpendapat bahwa keberadaan perpustakaan dan layanannya kurang tertarik. Kemungkinan hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran responden untuk meluangkan waktunya untuk pergi ke perpustakan.


(25)

4.6 Jam Layanan Perpustakaan

Untuk mengetahui pendapat respondenmengenai Jam layanan perpustakaan, maka

dapat dilihat dari Tabel 4.6 berikut : Tabel

4.6 : Jam Layanan Perpustakaan

No. Pertanyaan Kategori Kategori Jawaban

Jawaban Responden

F %

5.

Apakah jam layanan perpustakaan DPRD sudah sesuai dengan kebutuhan anda ?

a. Sangat Sesuai

12 14.82% b. Sesuai 50 61.73% c. Kurang

Sesuai

15 18.51% d. Tidak

Sesuai

4 4.94%

Jumlah 81 100%

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui jawaban responden untuk pernyataan Jam layanan perpustakaan yaitu, 12 responden (14.82%) memilih jawaban sangat sesuai, 50 responden (61.73%) memilih sesuai, 15 responden (18.51%) memilih kurang sesuai dan 4 responden (4.94%) memilih jawaban tidak sesuai.

Dari persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa 61.73% responden atau setengah menyatakan sesuai untuk jam layanan perpustakaan. Hal ini disebabkan karena ada waktu luang bagi responden untuk pergi ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas yang diemban responden.


(26)

4.7 Layanan Sirkulasi di Perpustakaan

Untuk mengetahui pendapat responden mengenai Layanan sirkulasi di perpustakaan, maka dapat dilihat dari Tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7 : Layanan Sirkulasi di Perpustakaan No. Pertanyaan Kategori Jawaban Kategori

Jawaban Responden

F %

6.

Menurut anda, apakah Layanan sirkulasi di perpustakaan DPRD sudah membantu kinerja anda ?

a. Sangat

Membantu 17 20.99% b. Membantu

14 17.29% c. Kurang

Membantu 35 34.21% d. Tidak

Membantu 15 18.51%

Jumlah 81 100%

Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa 17 responden atau (20.99%) memilih sangat membantu bahwa layanan sirkulasi membantu kinerja bagi dirinya, 14 responden atau (17.29%) membantu kinerja bagi dirinya, 35 responden (34.21%) kurang membantu, 15 responden (18.51%) tidak membantu kinerja bagi dirinya.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa (34.21%) hampir setengahnya responden berpendapat bahwa layanan sirkulasi kurang membantu, mungkin dikarenakan responden belum paham tentang layanan sirkulasi.


(27)

4.8 Menjadi Anggota Perpustakaan

Untuk mengetahui pendapat responden mengenaiMenjadi anggota perpustakaan, maka dapat dilihat dari Tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8 : Menjadi Anggota Perpustakaan

No. Pertanyaan Kategori Kategori Jawaban

Jawaban Responden

F %

7.

Menurut anda, apakah anda mempunyai kesulitan untuk menjadi anggota perpustakaan DPRD Sumatera Utara ?

a. Sangat Sulit 0 0%

b. Sulit 0 0%

c. Tidak Sulit 81 100% d. Tidak Tahu 0 0%

Jumlah 81 100%

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa pendapat responden mengenai menjadi anggota perpustakaan seluruhnya responden atau 100% menjawab tidak sulit untuk menjadi anggota perpustakaan.

Hal ini menunjukkan bahwa responden menyadari pentingnya untuk menjadi anggota perpustakaan untuk melakukan peminjaman bahan pustaka


(28)

4.9 Kendala Saat Peminjaman Buku

Untuk mengetahui pendapat responden mengenai Kendala saat pepinjaman buku, maka dapat dilihat dari Tabel 4.9 berikut :

Tabel 4.9 : Kendala Saat Peminjaman Buku No.

Kategori Pertanyaan

Kategori Jawaban

Jawaban Responden

F %

8.

Apakah anda mengalami kendala saat peminjaman buku di Perpustakaan DPRD ?

a. Selalu 6 7.41%

b. Sering 7 8.65%

c. Kadang-kadang

18 22.22% d. Tidak Pernah 50 61.72%

Jumlah 81 100%

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa pendapat responden mengenai Kendala saat peminjaman buku adalah, 6 responden atau (7.41%) selalu ada kendala, 7 responden atau (8.65%) sering ada kendala, 18 responden (22.22%) memilih jawaban kadang - kadang dan 50 responden atau (61.72%) memilih jawaban tidak pernah ada kendala.

Dari persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa 61.72% responden atau sebagian besar menyatakan tidak pernah mengalami kendala pada saat peminjaman buku. Hal ini disebabkan karena buku adalah sumber pengetahuan bagi responden.


(29)

4.10 Memperpanjang Peminjaman Bahan Pustaka

Untuk mengetahui pendapat responden mengenai Perpanjangan bahan pustaka, maka dapat dilihat dari Tabel 4.10 berikut :

Tabel 4.10 : Memperpanjang Peminjaman Bahan Pustaka No. Pertanyaan Kategori Kategori Jawaban

Jawaban Responden

F %

9.

Apakah anda pernah memperpanjang peminjaman bahan pustaka ?

a. Selalu 3 3.71% b. Sering 6 7.41% c.

Kadang-Kadang

32 39.50% d. Tidak

Pernah

40 49.38%

Jumlah 81 100%

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa pendapat responden mengenai Perpanjangan peminjaman bahan pustaka adalah, 3 responden (3.71%) menjawab selalu memperpanjang peminjaman bahan pustaka, 6 responden (7.41%) menjawab sering melakukan perpanjangan peminjaman bahan pustaka, 32 responden (39.50%) menjawab kadang - kadang, dan 40 responden (49.38%) menjawab tidak pernah.

Dari persentase jawaban yang di peroleh, maka dapat diinterprestasikan bahwa hamper setengahnya responden yaitu 49.38% menyatakan bahwa responden tidak pernah memperpanjang peminjaman bahan pustaka. Hal ini menggambarkan masih rendahnya kesadaran responden untuk membaca bahan pustaka.


(30)

4.11 Pemberian Sanksi Kepada Pengguna

Untuk mengetahui pendapat responden mengenai Pemberian sanksi kepada pengguna, maka dapat dilihat dari Tabel 4.11 berikut :

Tabel 4.10 Pemberian Sanksi Kepada Pengguna No. Pertanyaan Kategori

Kategori Jawaba

n

Jawaban Responden

F %

10.

Apakah anda setuju diberikan sanksi kepada pengguna yang menghilangkan bahan pustaka ?

a. Sangat Setuju

8 9.88%

b. Setuju 9 11.11% c. Kurang

Setuju

31 38.27% d. Tidak

Setuju

33 40.74%

Jumlah 81 100%

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa pendapat responden mengenai pemberian sanksi adalah, 8 responden (9.88%) menjawab sangat setuju, 9 responden (11.11%) menjawab setuju, 31 responden (38.27%) menjawab kurang setuju, dan 33 responden (40.74%) menjawab tidak setuju.

Dari persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa 40.74% atau hampir setengahnya responden menyatakan bahwa tidak setuju diberikan sanksi kepada pengguna jika menghilangkan bahan pustaka. Hal ini menunjukkan bahwa responden diberatkan untuk mengganti bahan pustaka yang hilang.


(31)

4.12 Mengetahui Layanan Refrensi

Untuk mengetahui pendapat responden mengenai Layanan refrensi, maka dapat dilihat dari Tabel 4.12 berikut :

Tabel 4.12 Mengetahui Layanan Refrensi No. Pertanyaan Kategori Jawaban Kategori

Jawaban Responden

F %

11.

Apakah anda sudah mengenal atau mengetahui layanan refrensi?

a. Sangat Mengetahui

16 19.75% b. Mengetahui 11 13.58% c. Kurang

Mengetahui

34 41.98% d. Tidak

Mengetahui

20 24.69%

Jumlah 81 100%

Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa pendapat responden mengenai Layanan refrensi adalah, 16 responden (19.75%) menjawab sangat mengetahui, 11 responden (13.58%) menjawab mengetahui, 34 responden (41.98%) menjawab kurang mengetahui, dan 20 responden (24.69%) menjawab tidak mengetahui. Dari uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa layanan refrensi dengan 41.98% responden kurang mengetahui layanan refrensi. Hal ini menunjukkan bahwa responden terhadap layanan refrensi masih rendah.


(32)

4.13 Koleksi Refrensi yang Tersedia

Untuk mengetahui pendapat responden mengenai Koleksi refrensi yang tersedia, maka dapat dilihat dari Tabel 4.13 berikut :

Tabel 4.13 : Koleksi Refrensi yang Trsedia

No. Pertanyaan Kategori Kategori Jawaban

Jawaban Responden

F %

12.

Apakakah koleksi refrensi yang tersedia di

perpustakaan DPRD Sumatera Utara sudah memadai ?

a. Sangat Memadai

7 8.65% b. Memadai 4 4.94% c. Kurang

Memadai

47 58.02% d. Tidak

Memadai

23 28.39%

Jumlah 81 100%

Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui bahwa pendapat responden mengenai Koleksi refrensi yang tersedia adalah, 7 responden (8.65%) menjawab sangat memadai, 4 responden (4.94%) menjawab memadai, 47 responden (58.02%) menjawab kurang memadai, dan 23 responden (28.39%) menjawab tidak memadai.

Dari persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa 58.02% atau sebagian besar responden menyatakan bahwa koleksi yang tersedia di perpustakaan DPRD Sumatera Utara kurang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna perpustakaan jadi jarang berkunjung ke perpustakaan.


(33)

4.14 Koleksi Refrensi

Untuk mengetahui pendapat responden mengenai Koleksi Refrensi, maka dapat dilihat dari Tabel 4.14 berikut :

Tabel 4.14 : Koleksi Refrensi

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Kategori

Jawaban Responden

F %

13.

Apakah koleksi refrensi yang tersedia di perpustakaan DPRD Sumatera Utara sudah sesuai dengan kebutuhan saudara ?

a. Sangat Sesuai

6 7.41% b. Sesuai 39 48.14% c. Kurang

Sesuai

32 39.51% d. Tidak Sesuai 4 4.94%

Jumlah 81 100%

Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui bahwa pendapat responden mengenai koleksi refrensi adalah, 6 responden (7.41%) menjawab sangat sesuai, 39 responden (48.14%) menjawab sesuai, 32 responden (39.51%) menjawab kurang sesuai, dan 4 responden (4.94%) menjawab tidak sesuai.

Dari persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa 48.14% atau hampir setengahnya responden menyatakan bahwa koleksi refrensi sudah sesuai dengan kebutuhan informasi responden. hal ini dikarenakan pengguna perpustakaan banyak membantu tentang refrensi laporan perda yang ada di kantor DPRD Sumatera Utara.


(34)

4.15 Jenis Koleksi Refrensi

Untuk mengetahui pendapat responden mengenai Jenis Koleksi refrensi, maka dapat dilihat dari Tabel 4.15 berikut :

Tabel 4.15 : Jenis Koleksi Refrensi No. Pertanyaan Kategori Kategori Jawaban

Jawaban Responden

F %

14. Jenis koleksi refrensi apa saja yang sering anda gunakan ?

a. Ensiklopedia 16 19.76% b. Almanak 7 8.65% c. Laporan

Perda

15 18.51% d. Biografi 43 53.08%

Jumlah 81 100%

Berdasarkan Tabel 4.15 diketahui bahwa pen dapat responden mengenai Jenis koleksi refrensi adalah, 16 responden (19.76%) menjawab sering menggunakan Ensiklopedia, 7 responden (8.65%) menjawab menggunakan Almanak, 15 responden (18.51%) menjawab menggunakan Laporan Perda, dan 43 responden (53.08%) menjawab menggunakan biografi.

Dari persentase jawaban yang diperoleh maka, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden atau 53.08% menyatakan bahwa sangat sering menggunakan koleksi refrensi Biografi. Hal ini bertujuan karena responden ingin mengenal tokoh Sumatera Utara lewat Layanan refrensi melalui Biografi.


(35)

4.16 Koleksi Refrensi Menambah Pengetahuan

Untuk mengetahui pendapat responden mengenai koleksi refrensi menambah pengetahuan, maka dapat dilihat dari Tabel 4.16 berikut :

Tabel 4.16 : Koleksi Refrensi Menambah Pengetahuan

Berdasarkan Tabel 4.16 diketahui bahwa koleksi refrensi dapat menambah pengetahuan adalah, 25 responden (30.86%) menjawab sangat menambah, 38 responden (46.91%) menjawab menambah, 12 responden (7.42%) menjawab kurang menambah, dan 6 reponden (7.42) menjawab tidak menambah.

Dari persentase jawaban yang diperoleh maka, dapat disimpulkan bahwa hamper setengahnya responden atau 46.91% menyatakan bahwa koleksi refrensi di perpustakaan menambah pengetahuan responden pada koleksi refrensi. Hal ini dikarenakan perpustakaan DPRD Sumatera Utara menyediakan kolekse refrensi.

No.

Kategori Pertanyaan

Kategori Jawaban

Jawaban Responden

F %

15.

Apakah koleksi refrensi yang ada di perpustakaan DPRD Sumatera Utara dapat menambah pengetahuan anda ?

a. Sangat Menambah

25 30.86% b. Menambah 38 46.91% c. Kurang

Menambah

12 14.81% d. Tidak

Menambah

6 7.42%


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, serta pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini maka, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Bahwa hasil penelitian tentang mengunjungi perpustakaan DPRD Sumatera Utara untuk kategori tidak pernah, hampir setengahnya. Sedangkan untuk kategori jadwal kunjungan hanya 1x seminggu.

2. Untuk tanggapan responden terhadap kendala pada saat kegiatan layanan perpustakaan untuk kategori tidak pernah melayani kendala sebagian besar pengguna. Sedangkan untuk kategori selalu mengalami kendala.

3. Untuk tanggapan responden terhadap pemberian sanksi kepada pengguna perpustakaan hampir setengahnya responden menjawab tidak setuju diberikan sanksi. Sedangkan untuk kategori kurang setuju hampir setengahnya menjawab.

4. Untuk tanggapan responden terhadap koleksi refrensi perpustakaan DPRD Sumatera Utara sebagian besar responden menjawab bahwa koleksi refrensi kurang memadai. Sedangkan untuk kategori sangat memadai


(37)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh, maka dapat disarankan hal – hal sebagai berikut :

1. Bagi pejabat Dewan yang berwenang agar lebih memperhatikan dan melengkapi kebutuhan perpustakaan DPRD Sumatera Utara terutama saranan dan fasilitas, juga pengadaan koleksi.

2. Untuk pengelola perpustakaan DPRD Sumatera Utara agar lebih meningkatkan sistem pelayanan dari manual ke pelayanan digital terutama hal koleksi yang menyangkut perundang – undangan agar dapat di akses oleh masyarakat.

3. Agar perpustakaan DPRD Sumatera Utara merekrut tenaga ahli di bidang perpustakaan sehingga didalam mengolah buku dapat dilakukan dengan benar.


(38)

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Khusus

Dalam Undang Undang No. 43 Tahun 2007 Bab 1 Pasal 1 : 1 Tentang Perpustakaan “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, cetak, dan atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka”.

Menurut Hasugian (2009:74), timbulnya berbagai bentuk perpustakaan disebabkan oleh berbagai faktor yakni :

1. Koleksi atau bahan perpustakaan 2. Masyarakat/pengguna yang dilayani 3. Instansi dimana perpustakaan itu berada Sedangkan Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 4),

Perpustakaan khusus adalah merupakan bagian dari suatu lembaga penelitian, lembaga pemerintah, ataupun bagian khusus dari perpustakaan umum yang besar. Tugasnya ialah menyediakan koleksi buku untuk para ahli dan peneliti yang tergabung pada badan itu dan memberi keterangan bibliografi dengan cepat dan tepat serta mengadakan penelusuran literatur atas permintaan.

Maka dengan adanya berbagai pendapat diatas timbul berbagai jenis perpustakaan, yang salah satu diantaranya ialah perpustakaan khusus. Berikut ini merupakan beberapa pendapat para ahli mengenai definisi perpustakaan khusus.


(39)

tersebut juga didukung oleh Prastowo (2012, 71) yang menyatakan bahwa “perpustakaan khusus merupakan sebuah departemen, lembaga negara, lembaga penelitian, organisasi massa, militer, industri, maupun perusahaan swasta.” Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (2006, 6) dinyatakan bahwa:

Perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga (pemerintah/swasta) atau perusahaan atau asosiasi menangani atau mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dilingkungannya baik dalam hal pengelolaan maupun pelayanan informasi pustaka dalam rangka mendukung pengembangan dan peningkatan lembaga maupun kemampuan sumber daya manusia.

Dari definisi di atas, dapat diketahui bahwa perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang didirikan untuk mendukung visi dan misilembaga/instansi (pemerintah/swasta) yang berperan menyimpan, mengelola, menyediakan informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus tidak hanya sebagai tempat menyimpan, mengumpulkan, dan menata koleksi saja akan tetapi didirikannya perpustakaan khusus memiliki beberapa tujuan, yaitu:

a) Menciptakan dan memantapkan kebiasaan membaca masyarakat

b) Memberikan layanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka.

c) Mengusahakan agar semua anggota masyarakat dapat mengakses segala macam informasi yang tersedia

d) Memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan. (Sutarno, 2006 : 52-53)


(40)

Tujuan didirikannya perpustakaan khusus tidak hanya memberikan layanan kepada pemustaka serta meningkatkan kegemaran membaca, namun juga untuk memperluas wawasan dan pengetahuan pemustaka.

Tujuan perpustakaan khusus menurut Sulistyo-Basuki yang disitir oleh Prastowo (2012, 72) bahwa “tujuan perpustakaan khusus adalah untuk membantu tugas badan induk, dimana tempat perpustakaan tersebut bernaung”. Sedangkan menurut Hermawan (2006, 40) “tujuan utama perpustakaan khusus adalah untuk mendukung tujuan organisasi. Umumnya bersifat tertutup dan hanya melayani anggota organisasi”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan perpustakaan khusus adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna dalam rangka mendukung pengembangan dan kemampuan sumber daya manusianya di lingkungannya. 2.1.2 Fungsi Perpustakaan Khusus

Ditinjau dari tujuannya, perpustakaan khusus memang berfungsi sebagai pusat dan sumber informasi bagi pemustaka. Baik ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan instansi induknya atau tidak.Perpustakaan khusus juga mempunyai fungsi lain, yaitu sebagai mediator bagi pemustaka perpustakaan yang ingin mendapatkan informasi.

Menurut(Hasugian, 2009:82) menyatakanbahwaperpustakaanmemilikifungsisebagaiberikut;


(41)

6. Fungsi Rekreasi.

Pada umumnya perpustakaan memiliki fungsi yaitu:

1. Fungsi penyimpanan Bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan.

2. Fungsi informasi Perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat.

3. Fungsi pendidikan Perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan formal maupun non formal. 4. Fungsi rekreasi Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan

membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti Novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya.

5. Fungsi cultural Perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas seperti pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng, seminar, dan sebagainya.

Kelima fungsi di atas dapat dikatakan sebagai fungsi perpustakaan khusus secara umum, karena ketiga fungsi tersebut juga dimiliki perpustakaan jenis lainnya.Sedangkan fungsi perpustakaan khusus secara khusus menurut Sutarno NS (2006:58) dalam Buku Perpustakaan dan Masyarakat adalah: “Tempat penelitian dan pengembangan, pusat kajian, serta penunjang pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia / pegawai”.

Berdasarkan Badan Standar Nasional (BSN), (2009, 4) bidang perpustakaan khusus instansi pemerintahan mempunyai beberapa fungsi dan poin-poin tersendiri yaitu;

Fungsi perpustakaan khusus instasi pemerintah:

a) Mengembangkan koleksi yang menunjang kinerja lembaga induknya; b) Menyimpan semua terbitan dari dan tentang lembaga induknya; c) Menjadi focal pointuntuk informasi terbitan lembaga induknya;

d) Menjadi pusat referal dalam bidang yang sesuai dengan lembaga induknya;

e) Mengorganisasi materi perpustakaan; f) Mendayagunakan koleksi;

g) Menerbitkan literatur sekunder dan tersier dalam bidang lembaga induknya, baik cetak maupun elekteronik;


(42)

i) Menyelenggarakan literasi informasi untuk mengembangkan SDM lembaga induknya;

j) Melestarikan materi perpustakaan, baik preventif maupun kuratif; k) Ikut serta dalam kerja sama perpustakaan serta jaringan informasi; l) Menyelenggarakan otomasi perpustakaan;

m) Melaksanakan digitalisasi materi perpustakaan; n) Menyajikan layanan koleksi digital;

o) Menyediakan informasi dalam tingkat lokal, nasional, regional dan global.

2.1.3 Tugas Perpustakaan Khusus

Berdasarkan Buku Pedoman Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi Depdikbud (2004 : 34) tugas perpustakaan khusus adalah “Menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat pustaka serta mendayagunakannya baik bagi instansi tersebut maupun diluar instansi tersebut”.

Tugas perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah:

1. Menunjang terselenggaranya pelaksanaan tugas lembaga induknya dalam bentuk penyediaan materi perpustakaan dan akses informasi. 2. Mengumpulkan terbitan dari dan tentang lembaga induknya. 3. Memberikan jasa perpustakaan dan informasi.

4. Mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang tugas perpustakaan.

5. Meningkatkan literasi informasi.

Untuk keperluan tersebut diatas dibutuhkan kerjasama yang erat antara pustakawan dan peneliti agar semua koleksi serta fasilitas yang disediakan betul-betul yang dibutuhkan oleh user (pengguna).


(43)

2.1.4 Fasilitas Perpustakaan Khusus

Denganadanyasaranadanprasarana yang terdapatpadaperpustakaankhususmaka, kegiatansepertipelayananpengguna,

pengadaan, ruangbaca, dapatdilakukansesuaitujuandanfungsiperpustakaan. Hal

iniselarasdenganungkapan Zen (2006:11), “bahwaluasdanbanyaknyaruangperpustakaanterkaiteratdenganjumlahpemakai,

koleksi, pengelola, danragamlayanan yang di sediakan.”

MenurutpedomanstandarperpustakaankhususberdasarkanBadanStandarNas ional (BSN,)2002)sebagaiberikut;

a. Gedung dan ruangan

1) Perpustakaan harus memiliki gedung sendiri

2) Perpustakaan harus memiliki ruangan yang sekurang-kurangnya dapat menampung koleksi bahan perpustakaan.

3) Lokasi dan ruang perpustakaan harus mudah diketahui dan di jangkau penggunanya serta memperoleh pencahayaan.

4) Ruang perpustakaan harus memiliki landai yang mendukung.

5) Perpustakaan harus memiliki ruangan khusus untuk menunjang oprasional teknologi.

6) Denah tata ruang (lay out) perpustakaan perlu dipaparkan pada tempat yang mudah dilihat oleh pengunjung perpustakaan.

b. Perlengkapan

1) Perpustakaan harus memiliki perlengkapan meja dan kursi kerja, meja dan kursi baca, rak untuk buku, rak untuk majalah.

2) Fasilitas rak harus mengikuti standar dan dapat menampung jumlah dan jenis koleksi yang dimiliki.

3) Perpustakaan harus juga memiliki perlengkapan pendukung minimal 1 buah zice (kursi tamu), mesin ketik atau komputer.

4) Fasilitas baca harus dapat menampung rata-rata per hari dan memenuhi standar yang berlaku.

c. Alat Komunikasi

1) Perpustakaan harus memiliki alat komunikasi minimal pedawat telepon, faksimile.

2) Bagi perpustakaan yang sudah berkembang minimal mempunyai jaringan internet.


(44)

2.2 Layanan Perpustakaan 2.2.1 Pengertian Layanan

Penyelenggaraan perpustakaan ksusus ditujukan untuk melayani kebutuhan informasi penggunanya melalui koleksi yang dimiliki perpustakaan. Layanan perpustakaan adalah semua kegiatan yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemakai perpustakaan. Menurut Darmono (2007 : 166), kegiatan layanan perpustakaan perlu memperhatikan asas layanan sebagai berikut: a. Layanan selalu berorientasi kepada kebutuhan dan kepentingan pemakai perpustakaan

b. Layanan diberikan atas dasar keseragaman, keadilan, merata dan memandang pemakai perpustakaan sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dan tidak dipandang secara individual

c. Layanan perpustakaan dilandasi dengan tata aturan yang jelas dengan tujuan untk mengoptimalkan fungsi layanan, peraturan perpustakaan perlu didukung oleh semua pihak agar layanan perpustakaan dapat berjalan dengan baik d. Layanan dilaksanakan degan mempertimbangkan faktor kecepatan, ketepatan dan kemudahan dengan didukung oleh administrasi yang baik.

Kegiatan pelayanan kepada pengguna perpustakaan merupakan pelayanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan untuk menyebarkan informasi dan pemanfaatan koleksi. Para pengguna perpustakaan tidak hanya menginginkan pelayanan yang diberikan pihak perpustakaan saja, tetapi juga menginginkan pelayanan tersebut dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Menurut Dwijati (2006 : 58) bahwa perpustakaan dikatakan baik, jika perpustakaan memiliki beberapa kriteria antara


(45)

3) sistem pelayanan yang cepat dan tepat,

4) didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.

Selanjutnya perpustakaan dikatakan berhasil jika perpustakaan itu dimanfaatkan secara optimal oleh penggunanya. Pelayanan perpustakaan adalah proses penyebarluasan segala macam informasi serta jasa dan fasilitas yang ada di perpustakaan. Pelayanan merupakan hal yang terpenting dalam perpustakaan karena setiap pemberian jasa kepada pengguna harus melalui layanan sehingga kebutuhan informasinya dapat terpenuhi. Layanan perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila akses layanan digunakan tepat dan sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

2.2.2 Sistem Layanan Terbuka (Open Access)

Sistem layanan terbuka merupakan bagian dari sistem layanan perpustakaan. Menurut Darmono (2001 : 139), “sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan”. Sedangkan Syihabuddin Qalyubi (2007 : 222), “sistem terbuka membebaskan pengunjung ke tempat koleksi perpustakaan dijajarkan. Sistem layanan ini memberikan kebebasan kepada pengguna untuk menemukan dan mencari bahan pustaka yang diperlukan”. Pengguna diizinkan langsung ke ruang koleksi perpustakaan, memilih dan mengambil bahan pustaka yang diinginkan. Ketika bahan tersebut tidak cocok mereka dapat memilih bahan yang lain yang hamper sama atau bahkan berbeda.


(46)

Tujuan sistem layanan terbuka adalah memberikan kesempatan kepada pengguna untuk mendapatkan koleksi seluas-luasnya, tidak hanya sekedar membaca-baca di rak, tetapi juga mengetahui berbagai alternatif dari pilihan koleksi yang ada di rak, yang kira-kira dapat mendukung penelitiannya.

Menurut Darmono (2001 : 139), keuntungan dan kerugian sistem layanan terbuka antara lain:

Keuntungan sistem layanan terbuka adalah:

1) Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi

2) Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan.

3) Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika tidak ditemukan.

4) Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengembalikan bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa diberi tanggung jawab di bagian lain.

Kerugian sistem layanan terbuka adalah:

1) Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau karena ketika mereka melakukan penelusuran, buku yang di ambil dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pengguna secara tidak tepat.

2) Ada kemungkinan buku yang hilang relative lebih besar bila dengan sistem yang bersifat tertutup.

3) Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas/mobilitas pemakai lebih leluasa.

4) Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memberikan kebebasan para pengguna untuk bebas masuk ke tempat penyimpanan atau ke rak-rak buku dan dapat memilih langsung dan mengambilnya sendiri apabila ingin dibaca atau dipinjam.


(47)

2.2.3 Sistem Layanan Tertutup (Close Access)

Sistem layanan tertutup merupakan pelayanan yang tidak memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk keruang koleksi.

Menurut Syihabuddin Qalyubi (2007:223), “yang menyebutkan bahwa di dalam sistem tertutup pengunjung tidak diperkenankan masuk ke rak-rak buku untuk membaca ataupun mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Pengunjung hanya dapat membaca atau meminjam melalui petugas yang akan mengambilkan bahan pustaka untuk para pengunjung”.

Pendapat di atas hampir sama dengan pemaparan Darmono (2001 : 137) yang mendefenisikan bahwa “sistem layanan tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pemakai perpustakaan mengambil sendiri bahan pustakan di perpustakaan. Pengambilan bahan pustaka harus melalui petugas perpustakaan, demikian juga pengembalian bahan pustaka yang telah di pinjamnya”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan tertutup adalah sistem peminjaman koleksi perpustakaan dimana pengguna tidak dapat masuk ke ruang koleksi jadi peminjaman koleksi dilakukan dengan cara mencari atau menelusur koleksi yang diinginkan melalui catalog yang disediakan oleh perpustakaan, kemudia pengguna mencatat nomor panggil (call number) dari koleksi yang diinginkan untuk diberikan kepada petugas perpustakaan. Lalu petugas perpustakaan mencari koleksi yang diinginkan pengguna di rak berdasarkan call number yang diberikan. Setelah koleksi ditemukan, lalu petugas memberikannya kepada pengguna dan jika koleksi tersebut sesuai dengan yang diinginkan pengguna, maka pengguna akan meminjam koleksi tersebut untuk dibaca di


(48)

tempat atau dibawa pulang. Jadi sistem ini peran catalog sangat penting untuk membantu pengguna dalam menemukan koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya dengan cepat dan tepat.

Menurut Lasa (2008 : 214), keuntungan dan kerugian sistem layanan tertutup ini antara lain:

Keuntungan sistem layanan tertutup adalah sebagai berikut : 1) Daya tampung koleksi lebih banyak

2) Sususan buku akan lebih teratur

3) Kerusakan dan kehilangan koleksi lebih sedikit 4) Tidak memerlukan meja baca dan ruang koleksi. Kerugian sistem layanan tertutup adalah sebagai berikut :

1) Memerlukan banyak energy (tenaga kerja)

2) Terdapat sejumlah koleksi yang tidak dikenal pengguna 3) Sering terjadi kesalahpahaman antara petugas dan pengguna.

Sedangkan menurut Syihabuddin Qalyubi (2007 : 223), “kelebihan sistem tertutup yaitu koleksi akan tetap terjaga kerapiannya dan koleksi yang hilang dapat diminimalkan”. Selanjutnya kelemahan dari sistem ini antara lain banyak waktu yang diperlukan untuk mengisi formulir dan menunggu bagi yang mengembalikan bahan pustaka serta pengguna tidak dapat browsing.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memberikan kebebasan para pengguna dalam mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan, akan tetapi melalui bantuan petugas perpustakaan.


(49)

a. Koleksi

Adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi. Adapun karakteristik koleksi adalah:

1) Kuantitas berkaitan dengan banyaknya jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan

2) Kualitas berkaitan dengan mutu, kemuktahiran dan kelengkapan koleksi.

b. Fasilitas

Adalah segala hal yang memudahkan suatu kegiatan kelancaran tugas, seperti gedung, perlengkapan (meja, kursi, rak dan sebagainya). Adapun karakteristik fasilitas yang baik adalah:

1) Kelengkapan, menyangkut lingkup layanan dan ketersediaan sarana pendukung serta layanan pelengkap lainnya.

2) Kenyamanan memperoleh layanan, berkaitan dengan lokasi, ruangan, petunjuk, ketersediaan informasi, kebersihan dan lain-lain.

c. Sumber Daya Manusia

Yaitu petugas yang ada di bagian layanan. Karakteristik sumber daya manusia yang baik adalah:

1) Kesopanan dan keramahan petugas member layanan, terutama bagi petugas yang berinteraksi langsung dengan pengguna

2) Tanggungjawab dalam melayani pengguna perpustakaan

3) Empati, wajar dan adil dalam memecahkan masalah dan menangani keluhan pengguna

4) Profesionalisme petugas perpustakaan di bagian layanan pengguna tecermin dalam diri petugas yang berjiwa SMART, yaitu siap mengutamakan pelayanan, menyenangkan dan menarik, antusias/bangga pada profesi, ramah dan menghargai pengguna jasa, tabah ditengah kesulitan.

d. Layanan Perpustakaan

Yaitu proses penyebarluasan segala macam informasi kepada masyarakat luas. Karakteristik layanan yang baik adalah:

1) Ketepatan waktu layanan, berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses

2) Akurasi layanan, berkaitan dengan layanan yang meminimalkan kesalahan

3) Kemudahan mendapatkan layanan, berkaitan dengan banyaknya petugas yang melayani, fasilitas pendukung seperti computer.


(50)

2.3 Jenis – Jenis Layanan 2.3.1 Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi adalah layanan peminjaman koleksi yang diberikan untuk pengguna yang berhubungan dengan pemanfaatan koleksi perpustakaan. Sutarno (2006, 93) menyatakan bahwa, “Layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani pemakai jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman, dan pengembalian bahan pustaka berserta penyelesaian administrasinya”. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa layanan sirkulasi merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan seperti peminjaman, pengembalian, serta penyelesaian administrasi bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan

Menurut Darmono (2001: 141) layanan sirkulasi atau layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka adalah ”Satu kegiatan di perpustakaan yang melayani peminjaman dan pengembalian buku.” Layanan pengembalian dan peminjam bahan pustaka merupakan kegiatan yang dilakukan hampir semua perpustakaan.

Menurut Lasa (2005, 213) menyatakan bahwa pelayanan sirkulasi bertujuan untuk:

1. Agar para pemakai mampu memanfaatkan koleksi perpustakaan secara optimal.


(51)

Adapun kegiatan kerja yang dilaksanakan layanan sirkulasi adalah keanggotaan, peminjaman, perpanjangan, denda (sanksi) dan bebas pustaka.

Menurut Soedibyo (2005 : 190), fungsi pelayanan sirkulasi adalah : 1) Melayani pendaftaran anggota.

2) Melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku.

3) Menarik denda bagi anggota yang terlambat dalam mengembalikan buku-buku pinjaman.

4) Penagihan buku-buku.

5) Memberikan surat keterangan bebas pinjam 6) Membuat laporan harian.

7) Bertanggung jawab atas kerapian buku-buku di rak.

Utuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, bagian layanan sirkulasi mempunyai tugas melayani pengunjung perpustakaan khususnya dalam hal berikut ini :

1) Pengawasan pintu masuk dan keluar perpustakaan

2) Pendaftaran anggota perpustakaan, perpanjangan keanggotaan, dan pengunduran diri anggota perpustkaan

3) Peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan waktu bahan peminjaman

4) Pengurusan keterlambatan pengembalian koleksi yang dipinjam, seperti denda

5) Pengeluaran surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya dan surat bebas pustaka

6) Penugasan yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak

7) Pertanggungjawaban atas segala berkas peminjaman

8) Pembuatan statistik peminjaman berupa statistik anggota yang memperbarui keanggotaanya, anggota batu, anggota yang memperbarui keanggotaanya, anggota batu, anggota yang mengundurkan diri, pengunjung perpustakaan, statistik peminjam, statistik jumlah buku yang dipinjam, statistik peminjaman buku berdasarkan subjek, dan jumlah buku yang masuk daftar tendon

9) Penugasan lainnya, terutama yang berkaitan dengan peminjaman. Qalyubi (2007 : 221)

Proses layanan sirkulasi meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Keanggotaan


(52)

3) Pengembalian

4) Perpanjangan masa pinjam 5) Penagihan

6) Pemberian sanksi

7) Memberikan keterangan bebas/bersih pinjaman bahan perpustakaan. Semua kegiatan tersebut harus tercakup dalam peraturan perpustakaan untuk diketahui dan dipatuhi oleh pengguna dan staf perpustakaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa layanan sirkulasi perpustakaan bukan hanya sekedar pekerjaan peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan koleksi saja, melainkan suatu kegiatan menyeluruh dalam proses pemenuhan kebutuhan pengguna melalui jasa sirkulasi. Hal ini karena bagian layanan sirkulasi masih memiliki tugas untuk penagihan koleksi yang belum dikembalikan, penagihan denda, memberikan surat bebas perpustakaan, mencatat jumlah pengunjung dan peminjam.

2.3.1.1 Keanggotaan

Setiap perpustakaan memiliki persyaratan untuk menjadi anggota perpustakaan dan perpustakaan boleh menentukan siapa saja yang boleh menjadi pihak atau pengguna perpustakaan, serta persyaratan apa saja yang perlu dipenuhi. Perpustakaan perlu melakukan pencatatan dalam keanggotaan untuk memudahkan peminjaman.


(53)

juga dapat membawa pulang bahan perpustakaan tersebut, maka mereka harus mendaftar untuk menjadi anggota terlebih dahulu. Calon anggota harus terlebih dahulu mengisi blanko pendaftaran menjadi anggota dan sebelum mengisi calon anggota harus membaca tata tertib yang berlaku dan memenuhi persyaratan yang diminta oleh petugas. Kemudian mengisi kartu permintaan menjadi anggota dengan nama, alamat, NIP/ no. Pegawai, serta tanggal permintaan diajukan.

Setelah mengisi data dengan lengkap dan telah memenuhi syarat maka petugas perpustakaan mencetak kartu perpustakaan dan mengaktifkan permintaan anggota di perpustakaan tersebut.

2.3.1.2 Peminjaman

Peminjaman bahan perpustakaan adalah proses yang dilaksanakan pada pelayanan sirkulasi. Menurut Syahrial-Pamuntjak dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan (2000:97) dinyatakan bahwa: “Peminjaman buku atau sirkulasi adalah kegiatan pengedaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca didalam perpustakaan maupun dibawa keluar perpustakaan.”

Menurut jangka waktunya, cara meminjamkan bahan perpustakaan dibedakan menjadi tiga macam:

1) Peminjaman biasa, misalnya 1 minggu sampai dengan 2 minggu 2) Peminjaman jangka pendek, misalnya 1 hari sampai 3 hari

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:74) prosedur meminjamkan bahan perpustakaan adalah sebagai berikut:

1) Pengguna menunjukkan tanda pengenal sebagai anggota perpustakaan 2) Petugas memeriksa tanda pengenal pengguna

3) a. Pada perpustakaan yang menganut sistem tertutup, langkah ketiga berlangsung sebagai berikut:


(54)

i. pengguna menyerahkan formulir permintaan peminjaman yang telah diisi

ii. petugas mencari bahan sesuai dengan data yang tertulis dalam formulir.

b. Pada perpustakaan yang menganut sistem terbuka, langkah ketiga berlangsung sebagai berikut:

i. pengguna menyerahkan bahan perpustakaan yang telah dipilihnya.

ii. petugas mencatat nomor anggota dan tanggal kembali pada kartu buku yang tersimpan pada kantong buku

iii. petugas mencatat nomor anggota dan tanggal bahan perpustakaan itu harus dikembalikan pada lembar tanggal kembali

iv. petugas mencatat kode bahan perpustakaan dan tanggal kembali 4) Pengguna membubuhkan tanda tangan pada kartu bahan perpustakaan 5) Petugas menyerahkan bahan perpustakaan tersebut pada pengguna. 6) Petugas menyusun kartu buku dalam kotak sebagai berikut:

i. menurut tanggal kembali bahan perpustakaan,

ii. setiap kumpulan kartu dengan tanggal kembali yang sama, disusun menurut urutan kode bahan perpustakaan.

7) Petugas menyusun kartu pinjam dalam kotak pinjam menurut nama pengguna, kemudian menurut urutan nomor tanda pengenal.

Selain formulir dan kartu, diperlukan juga peralatan sebagai berikut:

1) Katalog perpustakaan minimal memuat kode bahan perpustakaan, nama pengarang, judul buku, dan deskripsi fisik; bagi perpustakaan yang menganut sistem tertutup; katalog ini mutlak diperlukan oleh pengguna untuk memilih bahan yang akan dipinjamnya

2) Stempel tanggal kembali memuat tanggal, bulan dan tahun 3) Kotak kartu buku tempat menyimpan kartu buku

4) Kotak kartu pinjam tempat menyimpan kartu pinjam

Untuk mendapatkan hasil sebaik mungkin, petugas perpustakaan harus didukung oleh administrasi peminjaman yang telah diatur secara efisien agar mudah dijalankan.

Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan oleh Syahrial-Pamuntjak, Rusina (2000:97) dinyatakan bahwa: Administrasi dari peminjaman yang harus


(55)

2) Dapat diketahui bahan pustaka mana yang sedang dipinjam

3) Dapat mengetahui siapa saja yang meminjam bahan pustaka tertentu 4) Dapat menjamin bahan pustaka yang dipinjam akan dikembalikan 5) Dapat mengetahui volume kegiatan peminjaman.

Setiap bahan perpustakaan yang masuk dan keluar harus dicatat agar dapat terorganisir dan terawasi dengan sebaik-baiknya.

2.3.1.3 Pengembalian

Pengembalian bahan perpustakaan merupakan kelanjutan dari kegiatan peminjaman. Apabila batas waktu dari peminjaman bahan perpustakaan telah habis maka si peminjam wajib mengembalikan bahan perpustakaan yang dipinjamnya. Petugas pengembalian perlu mencatat sebagai bukti bahwa si peminjam telah mengembalikan bahan perpustakaan yang dipinjamnya.

Pada perpustakaan kecil, bagian ini sering dijadikan satu dengan bagian peminjaman. Akan tetapi bagi perpustakaan yang besar bagian ini akan dapat berdiri sendiri.

Ada dua cara pengembalian yang biasa dilakukan di perpustakaan. Cara pertama pengguna membawa langsung bahan perpustakaan yang akan dikembalikan ke meja layanan, cara yang kedua bila memungkinkan diluar jam buka perpustakaan pengguna mengembalikan buku dengan memasukkan buku tersebut ke dalam kotak pengembalian.

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:81), langkah kerja yang dilakukan oleh petugas dalam prosedur pengembalian bahan perpustakaan adalah:

1) Memeriksa keutuhan buku dan tanggal kembali, setelah pengguna menyerahkan bahan perpustakaan yang akan dikembalikan


(56)

3) Mengambil kartu pinjam dari kotak kartu pinjam berdasarkan nomor anggota yang tertera pada kartu buku

4) Membubuhkan stempel tanda kembali pada kartu buku, lembar tanggal kembali dan kartu pinjam

5) Mengembalikan kartu buku pada kantong buku

6) Mengembalikan kartu pinjam ke dalam kotak kartu pinjam

7) Mengelompokkan buku menurut kode bukunya untuk dikembalikan ke dalam rak

8) Memilah buku;

a. Yang rusak tetapi masih dapat diperbaiki diletakkan pada satu tempat untuk dikirim ke unit perawatan

b. Yang rusak dan tidak dapat diperbaiki diletakkan pada tempat lain untuk disiangi.

2.3.1.4 Perpanjangan

Perpanjangan bahan perpustakaan dilakukan dengan membawa bahan perpustakaan yang akan diperpanjang ke meja sirkulasi. Dan memberikan izin untuk memperpanjang waktu peminjaman bahan perpustakaan setelah habis masa pinjamnya dengan ketentuan tidak ada pengguna lain yang ingin meminjam bahan perpustakaan tersebut. Biasanya perpanjangan dapat dilakukan hanya satu kali. Pada umumnya setiap perpustakaan dalam memperpanjang bahan perpustakaan dapat dilakukan dengan mencatat pada kartu dan slip pengembalian yaitu dengan stempel tanggal kembali kemudian menyerahkan buku tersebut kepada peminjam. Prosedur perpanjangan bahan perpustakaan adalah sebagai berikut:

1) Pengguna membawa bahan yang dipinjam ke meja layanan 2) Petugas memeriksa formulir pemesanan

3) Jika tidak ada yang memesan, petugas membubuhkan tanggal kembali yang baru pada lembar tanggal kembali (untuk perpanjangan sistem manual, tanggal kembali baru perlu juga dibubuhkan pada kartu pinjam dan kartu buku)


(57)

2.3.1.5 Penagihan

Apabila pengguna tidak mengembalikan bahan perpustakaan tepat pada waktunya, perpustakaan akan menagih bahan perpustakaan tersebut agar dikembalikan. Penagihan dapat dilakukan dengan surat maupun lisan sebab sering terjadi pada kelompok tertentu terdapat kecenderungan untuk memonopoli pemanfaatan koleksi. Penagihan dengan surat diperlukan nama lengkap dan alamat peminjam. Dalam surat penagihan dicantumkan identitas bahan perpustakaan yang akan ditagih, tanggal batas pengembalian dan jumlah denda yang harus dibayar.

Penagihan dilakukan dalam beberapa tahapan: 1) Penagihan pertama

2) Penagihan kedua, jika penagihan pertama tidak diindahkan 3) Penagihan ketiga, jika penagihan kedua tidak diindahkan.

Jika sudah beberapa kali dikirimi surat peneguran dan tidak juga berhasil buku diperoleh kembali, perpustakaan masih dapat menjalankan tindakan berikut: 1. Izin untuk meminjam ditarik dari anggota untuk waktu yang tertentu

Prosedur penagihan berlangsung sebagai berikut:

1) Petugas memeriksa keterlambatan pengembalian berdasarkan tanggal kembali bahan perpustakaan; pekerjaaan ini harus dilakukan setiap hari

2) Petugas membuat Surat penagihan rangkap dua; lembar pertama dikirimkan kepada peminjam, sedang lembar kedua disimpan sebagai pertinggal


(58)

3) Bila bahan dikembalikan setelah ditagih, petugas memprosesnya berdasarkan proses pengembalian. (Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004:21)

2.3.2.6Pemberian Sanksi

Pemberian sanksi dilakukan kepada anggota perpustakaan yang telah melanggar peraturan perpustakaan. Berat ringannya sanksi tergantung pada jenis pelanggarannya. Oleh karena itu sanksi dapat berupa denda, peringatan penggantian dan sanksi administrasi. Sanksi yang diberikan kepada pelanggar hendaknya bersifat mendidik agar mereka menyadari bahwa bahan perpustakaan tersebut juga diperlukan oleh orang lain.

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2000:83) dinyatakan bahwa:

Sanksi diberikan kepada pengguna yang melakukan pelanggaran sebagai berikut: 1. Terlambat mengembalikan bahan perpustakaan.

2. Mengembalikan bahan perpustakaan dalam keadaan rusak.

3. Membawa bahan perpustakaan tanpa melalui prosedur yang benar 4. Menghilangkan bahan perpustakaan.

5. Melanggar tata tertib perpustakaan. 2.3.2.7 Statistik Pengunjung

Untuk memperoleh gambaran mengenai kesibukan dan aktivitas bagian pelayanan kepada pembaca, perlu dikumpulkan data tentang pekerjaan bagian ini. Untuk keperluan ini, setiap hari jumlah pengunjung ruang baca, jumlah bahan perpustakaan yang dipinjam dan jumlah anggota baru dicatat pada tabel statistik harian. Sebaiknya pencatatan dilakukan pada akhir hari. Jika diperlukan dapat


(59)

efektif. Setiap akhir bulan data statistik harian dikumpulkan dan diisi pada tabel statistik bulana. Pada akhir tahun bagian peminjaman ini memberi laporan aktivitas tahunan yang mencakup informasi:

a) jumlah anggota seluruhnya

b) jumlah buku yang dipinjam, terperinci menurut perihal c) jumlah pengunjung di ruang baca.

Bersama dengan statistik tahunan dari bagian lain, semua data dikumpulkan untuk menjadi inti pembahasan dalam laporan Kepala Perpustakaan mengenai aktivitas selama setahun.

2.3.2 Layanan Refrensi

Salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan adalah pelayanan referensi. Pelayanan ini lebih menitikberatkan pada pelayanan individu agar mereka mampu memanfaatkan sumber-sumber rujukan tersebut. Menurut Puwono (2008, 93) kata referensi bermula dari referensia berasal dari kata kerja “refer” yang berarti mencari pertolongan atau informasi. Sumber-sumber yang dapat memberikan keterangan tentang suatu pertanyaan seseorang disebut buku-buku referensi.

Layanan referensi menurut Sutarno (2006:89), “Layanan referensi merupakan layanan yang hanya dapat diberikan terbatas di perpustakaan karena berbagai pertimbangan, misalnya keterbatasan koleksi”.

Dari uraian sebelumnya dapat dikatakan bahwa referensi adalah sumber, acuan, rujukan ataupun petunjuk untuk mencari pertolongan akan informasi dan


(60)

memberikan keterangan ataupun penjelasan dari berbagai petanyaan ataupun hal-hal tertentu.

Menurut Lasa, H.S (2000 : 34), tujuan pelayanan referensi adalah sebagai berikut: a) Membimbing pengguna jasa perpustakaan agar dapat memanfaatkan semaksimal mungkin koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan. Mereka diharapkan mampu dalam menggunakan sumber informasi tersebut.

b) Memilih sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu.

c) Memberikan pengarahan kepada pengguna untuk memperluas wawasan pengguna dalam suatu topic, subjek karena penjelasan suatu masalah diberikan oleh beberapa sumber dengan gaya yang berbeda.

d) Mendayagunakan sumber rujukan semaksimal mungkin dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

e) Terciptanya efisiensi tenaga, biaya dan waktu.

Sedangkan dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 87), setiap jenis koleksi referensi dapat dibedakan menurut sifat informasinya yaitu :

1) Kamus

Merupakan bahan referensi yang berisi daftar kata-kata terpilih dari satu bahasa yang disusun menurut abjad setiap kata disertai dengan penjelasan mengenai artinya, cara mengucapkannya, ejaannya, cara memakainya, asal katanya dan keterangan lainnya yang berhubungan dengan kata-kata tersebut.

2) Ensiklopedi

Bahan rujukan yang berisi uraian mengenai siapa, apa, bilamana, untuk apa, bagaimana, mengapa, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin ada dalam benak pengguna.

3) Buku Tahunan (Almanak)

Memuat ringkasan data mengenai Negara, orang berprestasi dalam berbagai kegiatan, kejadian penting, dan sebagainya yang terjadi dalam jangka waktu satu dua tahun yang disertai dengan statistic.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi-koleksi rujukan tersebut atau sejenisnya sebaiknya tidak dipinjamkan untuk dibawa pulang tetapi hanya dibaca


(61)

2.4 Pengguna Perpustakaan

Pengguna perpustakaan merupakan pengunjung yang datang ke perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Pengguna salah satu objek yang menjadi keberhasilan suatu perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi. Perpustakaan menjadi ideal jika memiliki pengunjung atau pengguna yang banyak dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan latar belakang kehidupan masyarakat.

Menurut pendapat Sulistyo-Basuki (1993, 8),

Pengguna dapat dibedakan sebagai pengguna yang aktif dan yang tidak aktif. Dalam istilah yang lebih luas, pengguna dapat dikatakan sebagai orang yang berhubungan perpustakaan, baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencari informasi yang dibutuhkan.

Sedangkan Lupiyoadi (2001, 143) berpendapat bahwa:

Pelanggan/pengguna adalah seseorang yang secara kontinu dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki sesuatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut.

Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa pengguna perpustakaan adalah seseorang atau sekelompok orang yang datang ke perpustakaan atas dasar kebutuhan informasi dan menggunakan jasa layanan perpustakaan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.


(62)

Pengguna perpustakaan merupakan barometer keberhasilan suatu perpustakaan. Pengguna merupakan bagian yang tak terpisahkan dari layanan perpustakaan. Pengguna (user) secara tidak langsung adalah tujuan dari sistem perpustakaan. Suatu perpustakaan dibentuk dengan tujuan utama untuk memberikan layanan atas kebutuhan informasi penggunanya. Oleh karena itu pemahaman mengenai pengguna sangat diperlukan dalam kaitannya dengan proses interaksi yang terjadi di perpustakaan.

Menurut Sulistyo-Basuki (2004, 399-400) mengkategorikan pengguna informasi ilmiah menjadi tiga kelompok, yaitu:

1) Ilmuwan (peneliti), yang bergerak dalam penelitian dasar dan eksperimental dalam ilmu-ilmu dasar.

2) Insinyur (engineers, rekayasawan, spesialis praktis), bergerak dalam bidang disain eksperimental, proyeksi dan aktivitas operasional dalam berbagai bidang teknologi dan industri.

3) Manajer dalam ruang lingkup sains, teknologi dan ekonomi nasional. Sedangkan, Nurhadi (2007, 30),

kelompok pengguna perpustakaan dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu sebagai berikut:

1) Pengguna perpustakaan

Pengguna perpustakaan ini biasanya datang ke perpustakaan dengan tujuan untuk rekreasi kelompok ini lebih sering diasumsikan sebagai pengguna perpustakaan khusus.

2) Pengguna subyek

Kelompok pengguna ini merupakan pengguna yang memanfaatkan koleksi perpustakaan pada suatu bidang subyek, sesuai kebutuhannya.

3) Pengguna spesialis subyek

Pengguna spesialis subyek biasanya para pakar, ilmuan, dokter, insinyur dan sebagai. Biasanya pengguna jenis ini diasumsikan sebagai pengguna perpustakaan khusus.


(63)

Kelompok ini adalah pengunjung perpustakaan tetapi bukan untuk membaca atau memanfaatkan sumber-sumber informasi tetapi hanya mengikuti acara yang diadakan perpustakaan

6) Kelompok pengguna teratur

Pengguna yang selalu mengunjungi dan memanfaatkan perpustakaan. 7) Kelompok pengguna tidak teratur

Pengguna yang karena kebetulan atau mungkin terpaksa mengunjungi perpustakaan karena kebutuhan mendesak.

8) Kelompok bukan pengguna

Jenis pengguna ini tidak memanfaatkan perpustakaan karena beberapa hal atau mungkin tidak tahu ada hak untuk memanfaatkan perpustakaan.

Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa kelompok pengguna dapat dikategorikan berdasarkan profesinya seperti ilmuan, insinyur dan Manajer dalam ruang lingkup sains dan dapat pula dikategori kan sebagai pengguna umum, pengguna subyek, pengguna bukan pembaca dan kelompok pengguna teratur maupun tidak teratur. Memenuhi kebutuhan pengguna sesuai dengan kelompok pengguna akan menjadikan perpustakaan yang ideal.

2.5 Pemanfaatan Perpustakaan 2.5.1 Pengertian Pemanfaatan

Pemanfaatan merupakan salah satu bentuk usaha penggunaan fasilitas sarana dan prasarana yang ada. Pemamfaatan menurut Salim (2002 : 928), “pengertian pemanfaatan sebagai proses, cara atau perbuatan pemanfaatan.” Sedangkan menurut Purwako (2007: 2) bahwa ”Pemanfaat pelayanan perpustakaan adalah memberikan bantuan kepada pembaca untuk memperoleh bahan pustaka/informasi sesuai kebutuhannya”.

Menurut Sutarno (2006, 215) pemanfaatan layanan perpustakaan yakni, “Pemberdayaan atau pendayagunaan perpustakaan adalah suatu upaya bagaimana


(1)

2. Ibu Dra. Zurni Zahara, M.Si. Selaku Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk kepada penulis untuk menyelesaikan sekripsi.

3. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd. Selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

4. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd. Selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

5. Bapak Ishak, SS., M.Hum Selaku kepala jurusan program studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Laila Nasution, S.Sos.,MP Selaku Sekretaris Program studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

7. Bapak Dr. Drs. Budi Agustono, MS. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

8. Kepada staf Perpustakaan DPRD Sumatera Utara, ibu Rahma Deni Lubis, Rudi Simanjuntak, Hafis Nujuli, Dedi Irwanto, Henriko Panjaitan, Riski Nikmah dan juga kepada staf Subbag. Tata Usaha Sekretariat DPRD Sumatera Utara Muhammad Syafii.

9. Kepada semua adik – adik ku, Arco Hasugian, Eben Hasugian, Forman Hasugian, dan Panca Hasugian terimakasih telah memberikan semangat dan motifasi kepada penulis yang telah menyelesaikan skripsi.


(2)

10. Untuk semua para sahabat Ilmu Perpustakaan, Ersidto Sidabutar, Ario Maulana Pinem, Amd., Junaidi Simanullang, Faldes Tarigan, Hasoloan, Alan, Juan, Hendra, Morang, Mangger, Titir Napitu, Mitun. Kawan – kawan Fakultas Ilmu Budaya USU dan banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu per satu terimakasih banyak atas waktunya semua.

11. Salam LESTARI untuk UKM GEMAPALA (Generasi Muda Pecinta Alam) Fakultas Ilmu Budaya USU yang telah menempah mental, jiwa dan raga penulis untuk menjadikan penulis sebagai manusia yang punya empati untuk melestarikan lingkungan hidup di luar kegiatan akademik.

Akhir kata, Peneliti juga menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Peneliti juga berharap penelitian ini berguna bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Terimakasih. Syalom ...

Medan, 25 April 2017

Peneliti

Priay M.A Hasugian 140723025


(3)

Daftar Isi

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Khusus ... 5

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Khusus ... 6

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Khusus ... 7

2.1.3 Tugas Perpustakaan Khusus ... 9

2.1.4 Fasilitas Perpustakaan Khusus ... 10

2.2 Sistem Layanan Perpustakaan ... 11

2.2.1 Pengertian Layanan ... 11

2.2.2 Sistem Layanan Terbuka (Open Access) ... 12

2.2.3 Sistem Layanan Tertutup (Close Access) ... 13

2.2.4 Unsur Layanan Perpustakaan ... 15

2.3 Jenis – Jenis Layanan ... 16

2.3.1 Layanan Sirkulasi ... 16

2.3.1.1 Keanggotaan ... 19

2.3.1.2 Peminjaman ... 20

2.3.1.3 Pengembalian ... 22

2.3.1.4 Perpanjangan ... 23


(4)

2.3.1.6 Pemberian Sanksi ... 25

2.3.1.7 Statistik Pengunjung ... 25

2.3.2 Layanan Refrensi ... 26

2.4 Pengguna Perpustakaan ... 28

2.4.1 Kelompok Penggguna Perpustakaan ... 28

2.5 Pemanfaatan Perpustakaan ... 30

2.5.1 Pengertiaan Pemanfaatan ... 30

2.5.2 Tujuan Pemanfaatan ... 31

2.5.3 Frekuensi Pemanfaatan ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Lokasi Penelitian ... 34

3.3 Populasi dan Sampel ... 34

3.3.1 Pengertian Populasi ... 34

3.3.2 Pengertian Sampel ... 36

3.4 Tehnik Pengumpulan Data ... 37

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 38

3.6 Instrumen Penelitian ... 38

3.6.1 Kuesioner …... 38

3.6.2 Kisi – kisi Variabel Penelitian ... 39

3.7 Metode Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perpustakaan DPRD Sumatera Utara.. 41

4.2 Struktur Organisasi ... 42

4.3 Mengunjungi Perpustakaan ... 44

4.4 Kendala Pada saat Kegiatan Pelayanan ... 45

4.5 Suasana dan Fasilitas Didalam Perpustakaan ... 46


(5)

4.7 Jam Layanan Perpustakaan ... 48

4.8 Layanan Sirkulasi di Perpustakaan ... 49

4.9 Menjadi Anggota Perpustakaan ... 50

4.10 Kendala saat Peminjaman Buku ... 51

4.11 Memperpanjang Peminjaman Bahan Pustaka ... 52

4.12 Memberikan Sanksi Kepada Pengguna ... 53

4.13 Mengetahui Layanan Refrensi ... 54

4.14 Koleksi Refrensi yang Tersedia ... 55

4.15 Koleksi Refrensi ... 56

4.16 Jenis Koleksi Refrensi ... 57

4.17 Koleksi Refrensi Menambah Pengetahuan ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN :

1. Kuesioner

2. Tabulasi Jawaban Responden 3. Dokumentasi


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Jumlah Populasi Pengguna Perpustakaan ... 35

Tabel 3.2 : Jumlah Penentuan Sampel Berdasarkan Strata ... 37

Tabel 3.3 : Kisi – kisi Variabel Penelitian ... 39

Tabel 4.1 : Struktur Organisasi ... 43

Tabel 4.2 : Mengunjungi Perpustakaan DPRD ... 44

Tabel 4.3 : Kendala pada saat kegiatan Pelayanan ... 45

Tabel 4.4 : Suasana dan Fasilitas didalam Perpustakaan ... 46

Tabel 4.5 : Tanggapan Keneradaan Perpustakaan dan Layanan ... 47

Tabel 4.6 : Jam Layanan Perpustakaan ... 48

Tabel 4.7 : Layanan Sirkulasi di Perpustakaan ... 49

Tabel 4.8 : Menjadi Anggota Perpustakaan ... 50

Tabel 4.9 : Kendala Saat Peminjaman Buku ... 51

Tabel 4.10 : Memperpanjang Peminjaman Bahan Pustaka ... 52

Tabel 4.11 : Pemberian Sanksi Kepada Pengguna ... 53

Tabel 4.12 : Mengetahui Layanan Refrensi ... 54

Tabel 4.13 : Koleksi Refrensi yang Tersedia ... 55

Tabel 4.14 : Koleksi Refrensi ... 56

Tabel 4.15 : Jenis Koleksi Refrensi ... 57 Tabel 4.16 : Koleksi Refrensi Menambah Pengetahuan ...