Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
3
Ka’bah di Mekah pada waktu shalat.
6
Sedangkan dalam bahasa latin disebut Azimuth. Kiblat juga didefinisikan sebagai arah Ka’bah di Mekah yang harus dituju oleh orang
yang sedang melakukan shalat, sehingga semua gerakan shalat, baik ketika berdiri, ruku’ maupun sujud senantiasa berimpit dengan arah itu.
7
Sementara itu arah sendiri adalah jarak terdekat dari suatu tempat ke Mekah. Hisab adalah perhitungan, ilmu hisab adalah ilmu hitung atau ilmu pengetahuan yang
membahas tentang seluk beluk perhitungan. Hisab arah kiblat a dalah perhitungan untuk mengetahui jarak yang terpendek antara suatu tempat dengan Ka’bah, yaitu
suatu arah yang wajib dituju oleh umat Islam ketika melakukan shalat.
8
Penentuan arah kiblat yang dilakukan oleh umat Islam di Indonesia mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
yang ada. Pertama kali mereka menentukan arah kiblatnya ke Barat dengan alasan Saudi Arabia tempat di mana ka’bah berada terletak di sebelah Barat Indonesia. Hal
ini dilakukan dengan kira -kira saja tanpa perhitungan dan pengukuran terlebih dahulu. Oleh karena itu, arah kiblat sama persis dengan tempat matahari terbenam.
Dengan demikian arah kiblat itu identik dengan arah Barat. Metode ini jelas tidak akurat karena terdapat penyimpangan yang c ukup besar sekitar 25 derajat.
6
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, h.54
7
Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005, h. 67
8
Maskufa, Ilmu Falak, h. 124-125
4
Kemudian semakin lama perkembangan tersebut terlihat dari teknologi yang digunakan maupun dari aspek kualitas akurasinya. Pada saat sekarang ini cara dan
metode yang sering dipergunakan untuk menentukan arah kiblat adalah 1 dengan menggunakan teori Azimuth kiblat dan 2 menggunakan teori bayang -bayang
kiblat.
9
Seperti yang dijelaskan di atas kebanyakan orang Indonesia berpendapat bahwa arah kiblat ke arah Barat, sehingga ketika menentukan arah kiblat ketika membangun
mushalla dan masjid terkadang tidak menggunakan metode -metode yang sesuai. Padahal Jika kita melihat peta dunia baik dengan peta datar maupun globe maka bila
kita menarik garis lurus tepat ke arah Barat maka kita tidak akan menemukan Ka’bah di Mekah, akan tetapi akan menemukan negara Afrika dan Amerika Selatan. Untuk
itu, pemahaman bahwa arah kiblat ke arah Barat tersebut harus diubah mulai dari sedini mungkin terutama pada masa sekolah karena sekolah merupakan sarana
memperoleh ilmu pengetahuan. Kesenjangan antara teori yang penulis pelajari selama kuliah dengan praktik
penentuan arah kiblat di masyarakat serta kurangnya pemahaman masyarakat tentang proses penentuan arah kiblat yang benar membuat penulis merasa hal yang penting
dan menarik untuk diteliti permasal ahan tersebut. Guna mendapatkan jawaban yang jelas serta bukti yang konkrit tentang permasalahan tersebut, maka penulis membuat
9
Moh. Murtadho, Ilmu Falak Praktis, h. 139-140
5
penelitian dengan judul “Akurasi Arah Kiblat Mushalla Sekolah Menengah Atas SMA di Kota Tangerang”.