Metode Penentuan Arah Kiblat
45
Pusat magnit pada titik utara bumi dapat dicari melalui pisau silet. Caranya dengan menempatkan pisau silet di atas permukaan air dengan syarat jangan
sampai tenggelam. Tunggu sampai pisau silet bergerak mencari posisi, dan setelah stabil, pisau silet telah menemukan posisi arah utara, yang ditunjukkan
sebuah ujungnya dan ujung yang lain adalah arah selatan. Selanjutnya tinggal membuat garis tegak lu rus terhadap garis utara selatan, maka didapatlah titik
barat dan titik timur. Dari titik barat selanjutnya digeser sedikit ke arah kanan menurut selera pengukur. Di situlah ditentukannya arah kiblat untuk Indonesia.
57
b. Menggunakan kompas
Cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan kompas magnetis. Tetapi perlu diketahui bahwa kompas magnetis ini mempunyai banyak kelemahan,
diantaranya: 1 Kompas magnetis ini peka terhadap benda -benda logam yang berada di
sekitarnya. 2 Kutub utara magnit yang merupakan alat u tama dlama kompas itu, tidak
selalu berhimpit dengan kutub selatan bumi, sehingga penunjukkan kompas tidak selalu tepat menunjukkan arah utara selatan.
58
57
Sirril Wafa, dkk., “Akurasi Arah Kiblat Masjid dan Mushalla di Wilayah Ciputat” , Laporan Penelitian, h. 17
58
Encup Supriatna, Hisab Rukyat dan Aplikasinya , Bandung: PT Refika Adit ama, 2007, h. 89
46
Setelah arah utara selatan ditemukan, dengan mudah arah timur dan barat bisa ditemukan. Proses selanjut nya sama seperti cara-cara yang ditempuh pada
penggunaan media pisau silet. Selain itu, ada pula pengukuran dengan kompas kiblat. Kompas kiblat
merupakan alat yang mudah digunakan untuk menentukan arah kiblat suatu tempat, sebab dengan meletakkan kompas te rsebut pada suatu tempat, jarumnya
akan secara otomatis mengarah atau menunjukkan arah kiblat yang dicari. Teknisnya sama dengan kompas magnetis, bedanya kompas kiblat tidak diputar
dan caranya dimulai dari 10. Untuk kota -kota di pulau Jawa, kode angka yan g ditetapkan adalah 7,5.
Meskipun demikian, hasil yang diperoleh tetap merupakan perkiraan tidak akurat sebab pengaruh dari grafitasi dan gaya magnet sangat besar sehingga
menyebabkan penyimpangan yang relatif besar.
59
Serta penyamarataan kode angka untuk seluruh kota di Pulau Jawa ini menunjukkan bahwa arah kiblat yang
ditunjukkan oleh panah kompas macam ini besifat taqribi. c.
Menggunakan tongkat istiwa Cara lain yang lebih teliti adalah dengan menggunakan aapa yang dinamakan
“tongkat istiwa”. Langkah -langkah yang ditempuh dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
59
A. Jamil, Ilmu Falak Teori dan Aplikasi , Jakarta: Amzah, 2009, h. 122
47
1 Tegakkan sebuah tongkat kayu, bambu atau besi yang lurus, sepanjang 1,5 meter, lebih panjang tentu lebih baik, tegak lurus dengan bumi, di atas tempat
akan dibuat masjid. Tempat menegakkan tong kat tersebut harus terbuka dan tidak terhalang oleh sinar matahari sepanjang hari.
2 Buat satu atau beberapa “lingkaran sepusat” sekeliling tongkat tersebut. Titik pusat lingkaran lingkaran -lingkaran tersebut berhimpit dengan tempat
berdirinya tongkat 3 Perhatikan saat bayang-bayang ujung tongkat menyentuh lingkaran, pada pagi
hari sebelum dzuhur dan sore hari sesudah dzuhur lalu beri tanda titik. Jadi ada dua buah titik pada masing -masing lingkaran tersebut, yaitu titik
pada waktu pagi dan titik pada w aktu sore. 4 Hubungkan kedua titik tersebut dengan sebuah garis lurus dan inilah garis
arah timur barat.
60
Selanjutnya ditentukan seperti cara -cara yang diterangkan sebelumnya. Selain itu, Pada waktu tertentu matahari akan berada persis di atas Ka’bah.
Matahari akan berada di atas Ka’bah berlangsung selama dua kali dalam setahun, yaitu:
1 Pada tanggal 27 Mei tahun kabisat atau 28 mei tahun basithah pukul 16.18 WIB.
60
Encup Supriatna, Hisab Rukyat dan Aplikasinya , h. 99
48
2 Pada tanggal 15 Juli tahun kabisat atau 16 Juli tahun basithah pukul 16.27 WIB.
61
Pada waktu-waktu tersebut setiap benda yang terkena sinar matahari akan memiliki bayangan yang mengarah ke arah Ka’bah asalkan benda tersebut berada
di tempat yang mengalami masa siang yang sama dengan Ka’bah. Bila kita mau mengukur arah Qiblat di waktu -waktu tersebut, kita cukup mempersiapkan
sebuah tongkat, tali, dan pasak atau paku. Pasanglah tongkat di tempat terbuka. Bila matahari bersinar di waktu -waktu tersebut, dan bayangan tongkat sudah
nampak jelas, tinggal ditarik garis lurus dengan tali. Itulah arah Qiblatnya. 2.
Metode pengukuran tahqiqi metode pengukuran yang akurat Metode ini dikerjakan melalui perhitungan matematis dengan menggunakan
rumus-rumus ilmu ukur segitiga spherical trigonometry. Perhitungan dimaksudkan untuk mencari sudut arah kiblat, yak ni sudut dari sebuah segitiga bola yang sisi -
sisinya terbentuk dari lingkaran -lingkaran besar saling berpotongan melalui titik Ka’bah, kotalokasi pengukuran dan titik utara. Selanjutnya melalui modifikasi
rumus, untuk posisi di Indonesia misalnya, hasil y ang diperoleh sudut arah kiblatnya bisa terbaca sekian derajat dari titik barat ke arah utara atau dari titik utara ke arah
barat. Hal penting yang harus diperhatikan dalam metode tahqiqi ini adalah kita harus
mengetahui lintang Mekkah, bujur Mekkah, linta ng tempat, dan bujur tempat. Garis
61
Maskufa, Ilmu Falak, h.143
49
lintang latitude adalah garis khayal yang melingkari bumi sejajar dengan garis khatulistiwa dan digunakan untuk mengukur jarak dari khatulistiwa. Garis bujur
longitude adalah garis khayal yang ditarik dari kutub utar a ke kutub selatan. Garis bujur digunakan untuk mengukur jarak barat dan timur.
62
Sedangkan lintang tempat adalah jarak dari tempat dimaksud ke khatulistiwa bumi yang diukur sepanjang garis bujur. Khatulistiwa adalah lintang nol 0, dan titik
kutub bumi adalah lintang 90 derajat. Jadi nilai lintang tempat berkisar antara 0 derajat sampai 90 derajat. Sedangkan yang dimaksud dengan bujur tempat adalah
jarak dari tempat dimaksud ke garis bujur yang melalui kota Greenwich dekat London.
63
Mengingat arah kiblat in i berkaitan dengan lintang dan bujur Mekkah, maka untuk keseragaman digunakan pedoman Keputusan Badan Hisab dan Rukyat
Departemen Agama RI, yang menetapkan lintang kota Mekkah 21°25’ utara dan bujurnya adalah 39°50 timur.
64
Sedangkan untuk data lintang dan bujur tempat dapat diambil dari buku-buku falak atau lebih akurat lagi dengan menggunakan GPS
Global Positioning System .
62
“Garis Lintang dan Bujur”, dalam Julian Holland, Ensiklopedia Geografi : Ens iklopedia Geografi Dunia Untuk Pelajar dan Umum, Jakarta: PT Lentera Abadi, 2003, h. 473
63
Encup Supriatna, Hisab Rukyat dan Aplikasinya , Bandung: PT Refika Aditama, 2007, h. 71
64
A. Jamil, Ilmu Falak Teori dan Aplikasi , h. 109-110
50