Tidak ada jawaban yang mudah untung menangani konflik antar budaya. Terkadang, kita bisa mengaplikasikan
beberapa prinsip dialektik, tapi terkadang kita harus kembali dan menunjukkan pertahanan diri kita. Kadang-
kadang, walaupun lebih tepat jika kita menegaskan diri kita dan tidak takut pada emosi yang kuat. Ada beberapa solusi
untuk menangani konflik:
1. Tetap terpusat dan jangan memperluas
2. Mempertahankan kontak
3. Menyadari perbedaan gaya yang berbeda
4. Mengidentifikasi gaya kita sendiri
5. Bersikap kreatif dan memperluas gaya bicara kita
6. Menyadari pentingnya konteks suatu konflik
7. Bertujuan untuk memaafkan
4. Mediasi “Sometimes two individuals or groups cannot work
through conflict on their own. They may request an intermediary, or may be assigned to intervence”
29
Terkadang dua individu atau kelompok tidak bisa bekerja sendiri dalam
menangani konflik. Mereka membutuhkan perantara, atau salah satunya akan merasa diintervensi. Dalam beberapa kelompok,
pihak ketiga ini bersifat informal. Sedangkan di masyarakat barat, merka cenderung menjadikannya secara legal dan dalam
sistem yudisial.
29
Judith N. Martin, Thomas K. Nakayama, Intercultural Communication in Contexts, p.428
Model mediasi kontemporer dari barat seringkali mengindahkan keberagaman proses konflik. Sadangkan
masyarakat tradisional sering menggunakan model yang berdasarkan pada maksud yang tidak langsung. Modelnya
bermacam-macam tapi berbagi karakteristik-karakteristik. Mediator kontemporer mengadaptasi beberapa nilai dari
model tradisional yang non-barat. Mediasi itu bermanfaat karena mengandalkan keterlibatan aktif dan komitmen dari dua
pihak yang berselisih untuk mengahasilkan sebuah resolusi. Semua pihak dilibatkan dalam penanganannya, jasi lebih kreatif
dan integral
B. IDENTITAS
Identity serves as a bridge between culture and communication. It is important because we communicate our identity to others, and learn who we are through
communication”
30
Identitas itu menyediakan sebuah jembatan antara budaya dan bahasa. Hal ini sangat penting karena kita mengkomunikasikan identitas kita pada
yang lainnya, dan kita belajar tentang diri kita melalui komunikasi. Melalui berkomunikasi –dengan keluarga, teman, dan yang lain –kita pun akan mengerti
tentang diri kita dan bentuk identitas kita. Isu-isu tentang identitas merupakan hal yang paling penting dalam interaksi budaya.
30
Judith N. Martin, Thomas K. Nakayama, Intercultural Communication in Contexts, New York: McGraw-Hill, 2007, p.154