mampu untuk mengembalikan atau melunasi utang-utangnya ability to pay secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya.
12
3. Capital
Modal Capital disyaratkan disini debitur agar mempunyai modal sendiri, tidak hanya mengandalkan pinjaman pada bank. Data-data modal dilihat dari
neraca debitur.
4. Conditional
Kondisi ekonomi Condition of Economic, adalah tentang keadaan situasi ekonomi pada waktu dan jangka tertentu, dimana kredit dapat diberikan pada
debitur, kemudian dijelaskan lebih lanjut bahwa pada asasnya kelima unsur tersebut mengandung tiga faktor pokok yaitu :
a. Faktor subyektif modal.
b. Faktor obyektif yang berkenaan dengan organisasi administrasi, modal
dan keadaan ekonomi. c.
Faktor yuridis yang berkenaan dengan struktur yuridis dari badan usaha penerima kredit.
Faktor-faktor diatas kemudian oleh pihak bank akan dibuat dalam satu formulir yang telah disediakan dimana merupakan data-data yang wajib diisi
oleh pemohon pembiayaan.
12
Rivai, Vietzhal dan Andria Permata Vietzhal, Credit Manajemen Hand Book, Teori, Konsep, Prosedur dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir dan Nasabah, Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 2007
5. Collateral
Jaminan Collateral, diartikan sebagai kekayaan ata orang yang dapat diikat sebagai jaminan kepastian pelunasan hutang dibelakang hari, kalau debitur tak
melunasi hutangnya. Pada dasarnya yang memberi pembiayaan tentu menghendaki jaminan berada ditangannya yang mudah dijadikan uang untuk
dapat menutup pinjaman karena tidak dilunasi oleh si peminjam tersebut. Jaminan yang diberikan oleh calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun
non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah pinjaman yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya, sehingga terjadi
suatu masalah, maka jaminan yang akan dititipkan dapat dipergunakan secepat mungkin.
Collateral dalam perkreditan murupakan hal terpenting, terutama dalam fungsinya untuk pengamanan apabila pembiayaan yang diberikan tersebut
mengalami kegagalan.
13
Oleh karena itu syarat yang diminta oleh kreditur ialah supaya debitur itu menguasai dan menyimpan jaminan, agar supaya pada
waktu yang diperlukan benda atau harta jaminan dapat dijadikan uang oleh debitur sendiri.
13
Thomas, Suyanto, et, Kelembagaan Perbankan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1996, Edisi II, h.19.
3. Tujuan dan Manfaat Pembiayaan