Ancaman
1. Banyaknya pesaing perusahaan
2. Faktor makro ekonomi setelah
krisis
√ √
Keterangan : Kategori A adalah yang paling diutamakan signifikan nyata berpengaruh paling perlu diantisipasi segera, demikian
selanjutnya sampai kategori C sebagai ukuran yang paling rendah.
Hasil akhir dari hasil keseluruhan proses berupa informasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang telah disepakati oleh
seluruh stakeholder yang akan menjadi bahan masukan utama bagi penyusun strategi penganganan isu terkait, informasi SWOT di sini
mengandung bahwa : a.
Pengelompokan informasi ke dalam masing-masing aspek SWOT sudah tidak diragukan lagi dengan adanya persepsi
yang sama. b.
Peran atau keterkaitan antara tiap informasi di dalam tiap kelompok aspek SWOT sudah dapat dibedakan karena
keberatan bobot masing-masing.
b. Ancangan Strategi Analisis SWOT
Analisis SWOT membandingkan antra faktor eksternal peluang opportunity dan ancaman threat dengan faktor internal kekuatan strength
dan kelemahan weeakness.
25
Faktor internal diperoleh dari data lingkungan perusahaan, seperti dari laporan keuangan, kegiatan operasional, kegiatan
pemasaran, dan staf atau karyawan. Sedangkan faktor eksternal diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti dari analisis pasar, competitor
pesaing, komunitas, pemasok, pemerintah, dan anailisis kelompok untuk kepentingan tertentu. Perencanaan usaha yang baik dengan metode analisis
SWOT dirangkum dalam matrik SWOT yang dikembangkan oleh Kearns 1992.
26
IFAS EFAS
Strenght Kekuatan
Weakness Kelemahan
Opportunity Peluang
Strategi S-O Agresif
Strategi W-O Turn-around
Threaths Ancaman
Strategi S-T Diversifikasi
Strategi W-T Defensif
IFAS adalah Internal strategic Faktors Analysis Summary yaitu faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan. EFAS adalah Eksternal
strategic Faktors Analysis Summary yaitu faktor-faktor strategis eksternal suatu perusahaan. Keduanya dibandingkan yang dapat menghasilkan
25
Ferddy Rangkuty, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, h.19.
26
M. Ismail Yustanto, Pengantar Manajemen Syariah, Jakarta, Khairul Bayan, 2003, h.21.
alternative strategi S-O, S-T, W-O dan W-T. hasil analisis pada table Matrik Evaluasi Faktor Eksternal dan Matrik Evaluasi Faktor Internal dapat
dipetakan pada matrik posisi Organisasi dengan cara sebagai berikut : a.
Sumbu horizontal X menunjukkan kekuatan dan kelemahan sedangkan sumbu vertical y menunkukkan peluang dan ancaman
b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil analisis sebaai berikut:
c. Kalau peluang lebih besar dari pada ancaman maka nilai y0 dan
sebaliknya apabila ancaman lebih besar dari pada peluang maka nilai y0
d. Kalau kekuatan lebih besar dari pada kelemahan maka nilai x0
dan sebaliknya apabila kelemahan lebih besar dari pada kekuatan maka nilai x0
DIAGRAM POSISI PERUSAHAAN Peluang
Kuadran III Kuadran I
Kuadran IV Kuadran II
Ancaman
1. Strategi S-O = Kuadran 1
27
a. Merupakan posisi yang sangat meguntungkan
b. Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat
memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal. c.
Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif
2. Strategi S-T = Kuadran 2
a. Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai
keunggulan sumberdaya b.
Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.
c. Dilakukan melalui penggunaan strategi Diversifikasi produk atau
pasar. 3.
Strategi W-O = Kuadran 3 a.
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya lemah.
b. Karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara
optimal. c.
Fokus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ia meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan.
27
Ferddy Rangkuty, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, h.51.
4. Strategi W-T = Kuadran 4
a. Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan.
b. Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara
sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan. c.
Strategi yang diambil : defensive, penciutan dan likuidasi.
44
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. SEJARAH BERDIRI
Sistem Syariah yang terbukti dapat bertahan dalam tempaan krisis moneter 1997, meyakinkan masyarakat bahwa sistem tersebut kokoh dan mampu
menjawab kebutuhan perbankan yang transparan. Berdasarkan hal itu dan mengacu pada UU no 10 Tahun 1998, mulailah PT Bank Negara Indonesia
Persero merintis Divisi Usaha Syariah.
1
Berawal dari 5 kantor Cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin yang mulai beroperasi tanggal 29 April 2000, kini BNI Syariah
memiliki lebih dari 20 Cabang di seluruh Indonesia. Untuk memperluas layanan pada masyarakat, masing-masing kantor cabang utama tersebut membuka kantor-
kantor cabang pembantu syariah KCPS, sehingga keseluruhan kantor cabang syariah sampai tahun 2010 berjumlah 58 buah. Selanjutnya berlandaskan
peraturan Bank Indonesia No 83 PBI2006 tentang pemberian ijin bagi kantor cabang Bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah untuk melayani
pembukaan rekening produk dana syariah, BNI Syariah merespon ketentuan ini dengan cara bersinergi dengan cabang konvensional guna melakukan office
channelling. Hingga saat ini outlet layanan syariah pada kantor cabang
1
http:www.bni.co.idSyariah