13
catatan, hak di sini adalah hak seluruh stakeholders, bukan terbatas
kepada shareholders saja James D. Wolfensohn, 1999.
Bank Dunia World Bank mendefinisikan good corporate governance GCG sebagai kumpulan hukum, peraturan, dan
kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien guna
menghasilkan nilai
ekonomi jangka
panjang yang
berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan Effendi, 2008:1.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Good
Corporate Governance yaitu James D. Wolfensohn, 1999:
1. Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan komisaris, direksi, pemegang saham
dan para stakeholder lainnya. 2. Suatu sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan
atas pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang pengelolaan yang salah dan
penyalahgunaan asset perusahaan. 3. Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan
perusahaan, pencapaian, berikut pengukuran kinerjanya. Good Corporate Governance secara singkat dapat diartikan
sebagai seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah value added bagi
14
para pemangku kepentingan. Hal ini disebabkan karena good corporate governance dapat mendorong terbentuknya pola
kerja manajemen yang bersih, transparan dan profesional.
1.2 Latar Belakang Good Corporate Governance
Dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance
tahun 2006, menjelaskan bahwa: Pada tahun 1999, Komite Nasional Kebijakan Corporate
Governance KNKG yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menko
Ekuin Nomor:
KEP31M.EKUIN081999 telah
mengeluarkan Pedoman Good Corporate Governance GCG yang pertama. Pedoman tersebut telah beberapa kali disempurnakan,
terakhir pada tahun 2001. Berdasarkan pemikiran bahwa suatu sektor ekonomi tertentu cenderung memiliki karakteristik yang
sama, maka pada awal tahun 2004 dikeluarkan Pedoman Good Corporate Governance Perbankan Indonesia dan pada awal tahun
2006 dikeluarkan Pedoman Good Corporate Governance Perasuransian Indonesia. Sejak Pedoman Good Corporate
Governance dikeluarkan pada tahun 1999 dan selama proses pembahasan pedoman Good Corporate Governance sektor
perbankan dan sektor perasuransian, telah terjadi perubahan- perubahan yang mendasar, baik di dalam negeri maupun luar
15
negeri. Walaupun
peringkat penerapan
Good Corporate
Governance di dalam negeri masih sangat rendah, namun semangat menerapkan Good Corporate Governance di kalangan dunia usaha
dirasakan ada peningkatan. Perkembangan lain yang penting dalam kaitan dengan
perlunya penyempurnaan Pedoman Good Corporate Governance adalah adanya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997-1999
yang di Indonesia berkembang menjadi krisis mutidimensi yang berkepanjangan. Krisis tersebut antara lain terjadi karena banyak
perusahaan yang belum menerapkan Good Corporate Governance secara konsisten, khususnya belum diterapkannya etika bisnis.
Oleh karena itu, etika bisnis dan pedoman perilaku menjadi hal penting yang dituangkan dalam bab tersendiri. Di luar negeri
terjadi pula perkembangan dalam penerapan Good Corporate Governance. Organisation for Economic Cooperation and
Development OECD telah merevisi Principles of Corporate Governance pada tahun 2004. Tambahan penting dalam pedoman
baru Organisation for Economic Cooperation and Development adalah adanya penegasan tentang perlunya penciptaan kondisi oleh
pemerintah dan masyarakat untuk dapat dilaksanakannya Good Corporate Governance secara efektif.