Analisis Statistik Deskriptif Analisis dan Pembahasan

92 sebesar 28.39131707 dari jumlah saham yang beredar. Kepemilikan saham publik yang terendah adalah sebesar 0.75 dan yang tertinggi adalah sebesar 66.54. Sedangkan kepemilikan publik memiliki nilai standar deviasi sebesar 13.18632464 yang berarti bahwa batas penyimpangan saham kepemilikan publik adalah sebesar 13.18632464. SIZE ukuran perusahaan menunjukkan seberapa besar total asset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, data dihitung dengan menggunakan logaritma natural total asset. Dalam tabel terlihat bahwa rata-rata dari logaritma natural total asset yang dimiliki oleh perusahaan sebesar 27,66177237, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata aset yang dimiliki oleh perusahaan sebesar 27,66177237. Total asset terendah adalah sebesar 24,254409 dan yang tertinggi sebesar 31,760910. Sedangkan nilai standar deviasi sebesar 1,702393920 yang berarti bahwa batas penyimpangan logaritma natural total asset adalah sebesar 1,702393920. 93

2. Analisis Regresi Logistik Binary

Pengujian kedua hipotesis menggunakan model binary logistic regression dengan metode enter pada tingkat signifikansi α = 5. Binary logistic regression digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen KM kepemilikan manajerial, KI kepemilikan institusional, STK pemegang saham terbesar kedua, DW ukuran dewan direksi, KP kepemilikan publik, PP partisipasi pendiri, PK penyebaran kepemilikan dan variabel kontrol SIZE ukuran perusahaan dan SP sumber pendanaan terhadap financial distress. Pengujian hipotesis meliputi 1 menilai kelayakan model regresi, 2 menilai keseluruhan model, dan 3 menguji koefisien regresi.

a. Menilai Kelayakan Model Regresi Goodness of Fit

Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah menilai kelayakan model regresi. Dari tampilan dalam tabel Hosmer and Lemeshow Test menunjukkan bahwa besarnya nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit sebesar 4.725 dengan probabilitas 0.787 dimana 0.787 0.05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak H diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa model regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini layak dipergunakan 94 untuk analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Tabel 4.8 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 4.725 8 .787 Sumber: Data diolah

b. Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit Test

Langkah berikutnya menilai kelayakan model overall model fit. Pada tabel 4.9 ditunjukkan uji kelayakan dengan memperhatikan angka pada awal -2 LogLikelihood LL. Dari hasil perhitungan -2 LogLikelihood pada blok pertama block number = 0 terlihat nilai -2 LogLikelihood sebesar 227.770. Kemudian hasil perhitungan nilai -2 LogLikelihood pada blok kedua block number = 1 terlihat nilai -2 LogLikelihood sebesar 151.665 terjadi penurunan pada blok kedua block number = 1 yang ditunjukkan pada tabel 4. 9. Penilaian keseluruhan model regresi menggunakan nilai -2 LogLikelihood dimana jika terjadi penurunan pada blok kedua dibanding blok pertama maka dapat disimpulkan bahwa model regresi kedua menjadi lebih 95 baik. Seperti yang ditunjukkan pada kedua tabel, pada blok pertama block number = 0 nilai-nilai -2 LogLikelihood sebesar 227.770 dan pada blok kedua block number = 1 nilai -2 LogLikelihood 151.665. Dari hasil ini kita dapat menyimpulkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data. Tabel 4.9 Overall Model Fit Test Block Number = 0 -2 Log Likelihood Block Number = 1 -2 Log Likelihood 227.770 151.665 Sumber : Data diolah

c. Menguji Koefisien Regresi

Tahap yang terakhir adalah uji koefisien regresi, dimana hasilnya dapat dilihat pada tabel Model Summary. Tabel tersebut menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikansi 5 persen. Pada tabel Model Summary memberikan nilai Cox Snell R Square sebesar 0.310 dan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0.462 yang menjelaskan bahwa dalam model regresi ini kemampuan variabel independen dalam menjelaskan financial distress sebesar 46.2 dan sisanya 53.8 dijelaskan oleh variabel lain. 96 Tabel 4.10 Model Summary Step -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square 1 151.665 a .310 .462 a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than ,001. Variabel lain yang dapat mempengaruhi financial distress adalah faktor-faktor ekonomi makro. Menurut Ross 2005 dalam Ahmad Rodoni dan herni Ali, 2010: 182 , mengungkapkan bahwa ketidakpastian kondisi ekonomi makro, merupakan contoh dari risiko sistematis yang mempengaruhi sejumlah besar aset perusahaan. Kondisi ini mempengaruhi semua saham diberbagai tingkat. Kepekaan perusahaan terhadap tekanan kondisi ekonomi makro merupakan inti dari risiko sistematis. Beberapa penjelasan terkait dengan faktor ekonomi makro adalah sebagai berikut:  Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Indeks pasar ini merupakan alat ukur kinerja sekuritas khususnya saham yang listing di bursa yang digunakan oleh bursa-bursa di dunia. IHSG digunakan untuk mengukur kinerja saham. Fungsinya juga sebagai benchmark kinerja portofolio, indikator trend pasar, 97 indikator tingkat keuntungan dan sebagai fasilitas perkembangan produk derivatif.  Inflasi Dalam ekonomi, inflasi memiliki pengertian suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. Dengan kata lain, inflasi merupakan proses suatu peristiwa dan bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi, dianggap inflasi jika terjadi proses kenaikan harga yang terus-menerus dan saling mempengaruhi. Inflasi merupakan faktor risiko yang harus dipertimbangkan dalam proses investasi. Adanya kenaikan harga secara umum akan berdampak pada berkurangnya daya beli sehingga tingkat hasil riil akan turun. Dengan demikian apabila inflasi naik, maka investor akan menginginkan kenaikan hasil nominal guna melindungi tingkat inflasi riilnya.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengungkapan Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Pertambangan dan Perkebunan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010 – 2012

2 38 113

Pengaruh Mekanisme, Corporate Governance, Kualitas Audit dan Ukuran Perusahaan terhadap Integritas Laporan Keuangan (Pada Perusahaan di Sektor Keuangan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2012)

2 6 143

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Pada Perusahaan Go Publik Yang Terdaftar di BEI).

0 0 10

Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan dan Current Ratio sebagai Variabel Kontrol

0 0 12

PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL KONTROL

0 0 12

PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN UKURAN PERUSAHAAN DAN UMUR PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL KONTROL

0 1 12

PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL KONTROL

0 0 12

PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN UKURAN PERUSAHAAN DAN UMUR PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL KONTROL

0 0 12

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL KONTROL (PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI)

0 0 122

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2014-2016

1 0 32