Manfaat Teoritis Manfaat Praktis Genre

18 1. Bagaimanakah langkah dan tahap model CARS yang terdapat dalam genre abstrak skripsi bahasa Mandarin mahasiswa Universitas Bina Nusantara? 2. Bagaimanakah realisasi fungsi eksperensial yang terdapat dalam genre abstrak skripsi bahasa Mandarin mahasiswa Universitas Bina Nusantara? 1.4 Tujuan Penelitian Mengingat harus memiliki tujuan yang jelas, berikut ini adalah tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian: 1. Mendeskripsikan langkah dan tahap model CARS yang terdapat dalam GA skripsi bahasa Mandarin mahasiswa Universitas Bina Nusantara. 2. Mendeskripsikan realisasi fungsi eksperensial Halliday yang terdapat dalam GA skripsi bahasa mandarin mahasiswa Universitas Bina Nusantara

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian terdiri atas dua bagian, yaitu manfaat teoritis dan praktis.

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Memperdalam pengetahuan tentang kajian GA skripsi dalam bahasa Mandarin. 19 2. Memberikan sumbangsih untuk memperkaya khazanah teori Swales dalam menganalisis GA skripsi bahasa Mandarin.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Menjadi rujukan dan sumber informasi yang memfokuskan pada pengembangan penulisan GA skripsi bagi penelitian selanjutnya. 2. Untuk dijadikan bahan pengajaran materi GA skripsi bahasa Mandarin bagi mahasiswa program studi bahasa Mandarin pada umumnya, dan pada program studi bahasa Mandarin FIB Universitas Sumatera Utara secara khusus melalui workshop dan kegiatan akademik lainnya. 20 BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diberi pendeskripsian beberapa hasil penelitian terdahulu, konsep yang digunakan serta landasan teori yang menjadi unsur pokok mendasar dalam penelitian ini. 2.1 Konsep Pada konsep ini penulis akan menguraikan beberapa terminologi yang berupa defenisi dan diberi penafsiran yang tepat. Kemudian akan dijelaskan untuk menghindari kesalahpahaman dan ambiguitas. Hal ini juga diharapkan dapat menjawab setiap permasalahan yang telah menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini.

2.1.1 Genre

Secara harafiah, genre berasal dari kata ‘jenis’ dan “kelas”. Para ahli linguistik menyebutkan istilah ini mengacu pada gaya bahasa yang mengandung peristiwa bahasa. Unit bahasa ini terwujud jika terjadinya interaksi antar partisipan yang satu dengan yang lain, sesuai dengan pernyataan Bhatia 2001:65 “genres are the media through which members of professional or academic communities communicate with each other”. Defenisi genre secara umum ialah: A genre is a text or discourse type which is recognized as such by its user by its characteristics feauters of style or form, which will be speciafiable through stylistic and text-linguisticdiscourse analysis, andor by the particular function or texts belonging to the genre. Malmkjaer dan Anderson, 1991:176. 21 Genre merupakan produk yang dihasilkan dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Swales 1990 dalam Djajasudarma 2012: 27, “suatu genre terdiri atas satuan peristiwa-peristiwa komunikatif, yang para anggotanya bersama-sama memiliki beberapa perangkat tujuan komunikatif”. Unit bahasa yang digunakan pada peristiwa komunikatif ini terdiri dari struktur pemakaian tata bahasa, yang kemudian akan menghasilkan wacana. Adapun konsep genre itu sendiri didefinisikan oleh Martin 1985:25 “a staged, goal oriented, purposeful activity, in which speakers engage as members of our culture. Culture seen in these terms can be defined as a set of generically interpretable activities”, tetapi dalam hal ini penulis lebih memfokuskan konsep genre pada definisi yang berbeda. Bhatia 1993 mengemukakan, konsep genre memusatkan perhatian pada wacana dalam komunitas akademis sebagai keharusan, konvensi, dan karakteristik genre yang dikenali dan dimengerti oleh anggota-anggota profesi. Begitu pula dengan Swales 1990 yang menyatakan bahwa harus ada suatu hubungan antara tujuan yang dibawa oleh genre dengan struktur skematis genre, teks ataupun bahasa yang digunakan. Bhatia maupun Swales merujuk kepada metode English for Specific or Academic Purposes ESPEAP. Metode ini memberikan fokus terhadap struktur internal genre. Menurut Bhatia 2002:6, analisis genre berarti menyelidiki artefak tekstual dalam konteks dan disiplin tertentu, prosedur dan budaya dalam upaya memahami bagaimana bagian dari suatu komunitas masyarakat wacana membangun, memaknai, dan menggunakan genre untuk mencapai tujuan komunitas masyarakat dan mengapa mereka menulis dengan cara mereka. 22 Cara kerja metode ESPEAP dalam menganilisa teks, yaitu dengan melihat move internal topik yang digambarkan oleh argument dan dalam setiap move merujuk pada pengembangan tahapan tiap-tiap topik Kay Dudley-Evans, 1998: 309. Swales mengembangkan model tiga moves untuk melakukan penelitian, yakni establishing territory move 1, establishing nieche move 2 dan occupying nieche move 3. Kemudian pada masing-masing move akan didentifikasi komponen setahap demi setahap: tahap 1 adalah claiming centrality, tahap 2 adalah making topic generalization dan tahap 3 adalah reviewing items of previous research.

2.1.2 Abstrak