Linieritas Rentang KekuatanKetahanan Validasi Metode

29

2.4.5 Linieritas

Linieritas dapat ditentukan secara langsung dengan pengukuran analit atau sampel yang di-spiked pada konsentrasi sekurang-kurangnya lima titik konsentrasi yang mencakup seluruh rentang konsentrasi kerja Ermer, 2005. Berdasarkan rekomendasi ICH, linieritas dalam prakteknya diperkirakan pertama kali secara visual dari penampilan kurva plot luas areatinggi puncak dengan konsentrasi. Bila terlihat linier, maka hubungan plot tersebut dipelajari lagi dengan metode analisis regresi. Untuk prosedur analitik penentuan kadar senyawa induk, CDER Center for Drug Evaluation and Research, US FDA merekomendasikan bahwa kriteria linieritasnya pada tingkat koefisien korelasi tidak lebih kecil dari 0,999 Épshtein, 2004.

2.4.6 Rentang

Rentang kerja dari suatu prosedur analitik biasanya didapatkan dari hasil validasi karakteristik yang lain. Rentang harus mencakup sekurang-kurangnya rentang hasil analisis yang diperlukan atau diharapkan dalam penelitian atau konsentrasi target uji Ermer, 2005. Rentang suatu prosedur dapat divalidasi lewat pembuktian bahwa prosedur analitik tersebut mampu memberikan presisi, akurasi dan linieritas yang dapat diterima ketika digunakan untuk menganalisis sampel dengan kandungan analit yang ekstrim dalam rentang USP Convention, 2006. Farmakope Jepang merekomendasikan validasi rentang dilakukan lewat pengujian terhadap 80 hingga 120 dari batas yang diperlukan dalam analisis JP Committee, 2006. Limiyanto Tanseri : Pengaruh Suhu Terhadap Kadar Akrilamida Dalam Kentang Goreng Simulasi Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase Balik, 2010. 30

2.4.7 KekuatanKetahanan

Kekuatanketahanan dievaluasi dengan melakukan perubahan parameter dalam melakukan metode analitik seperti persentase kandungan pelarut organik dalam fase gerak, jumlah zat tambahan garam, pereaksi pasangan ion, dan lain- lain dalam fase gerak, pH larutan dapar, suhu kolom KCKT, waktu pengekstraksian analit, komposisi pengekstraksi, perbandingan konsentrasi fase gerak, laju alir fase gerak dan tipe kolom serta pabrik pembuat kolom Épshtein, 2004. Limiyanto Tanseri : Pengaruh Suhu Terhadap Kadar Akrilamida Dalam Kentang Goreng Simulasi Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase Balik, 2010. 31

BAB III METODOLOGI

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium Analisis Fisikokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan; pada bulan Juni 2009 hingga Juli 2009.

3.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seperangkat instrumen Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT lengkap Shimadzu Prominence series dengan injektor Rheodyne 7225i, kolom Shim-Pack VP-ODS 4,6 x 250 mm dan detektor UVVis SPD 20 A; syringe 100 l SGE; sonifikator Branson 1510; pompa vakum Gast DOA-P604-BN; alat penyaring fase gerak dan sampel dilengkapi dengan penyaring membran Whatman Cellulose Nitrate 0,45 m dan PTFE 0,5 m dengan diameter 47 mm serta Cellulose Nitrate 0,2 m dengan diameter 13 mm; neraca analitik Boeco BBL31; spektrofotometer UV- Vis Shimadzu Mini 1240; laboratory shaker Julabo SW 22; hot plate Fisons; sentrifugator Janetzki T5; alat destilasi serta peralatan gelas yang umumnya digunakan dalam laboratorium analitik. Gambar alat dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan jika tidak dinyatakan lain merupakan kualitas p.a. pro analysis keluaran E.Merck antara lain diklorometan, etanol, asam fosfat Limiyanto Tanseri : Pengaruh Suhu Terhadap Kadar Akrilamida Dalam Kentang Goreng Simulasi Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase Balik, 2010.