Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian

metode high energy milling HEM . HEM juga mempunyai prospek untuk dikembangkan dalam skala besar. Metode high energy milling HEM dengan menggunakan shacker mill merupakan salah satu cara untuk mendapatkan bahan barium heksaferit dengan ukuran butir yang sangat halus P.G Bercoff Bertorello 1998 telah mensintesis bahan magnet nanokristalin barium heksaferit dengan menggunakan high energy milling disertai dengan proses annealing pada 80 jam milling dan 1300 K suhu annealing . Hasilnya proses milling yang disertai proses annealing dapat memperbaiki sifat magnetik bahan barium heksaferit, meningkatnya nilai koersivitas intrinsik bahan hingga sekitar 1970 Oe. Ini menunjukkan bahwa kerusakan sistem fasa ataupun struktur kristal akibat proses milling tidak ada lagi. P.G. Bercoff pada tahun 1999 kembali menganalisa penambahan Fe pada Barium heksaferit dengan waktu milling yang berbeda yakni 60 jam dan 40 jam pada suhu annealing 1000 C dan sebatas kondisi serbuk. Dari penelitian ini diperoleh koersivitas magnet hingga 4400 kOe. Berdasarkan hal tersebut, maka akan dilakukan penelitian menggunakan Barium heksaferit pabrikasi China yang diberi imbuhan Fe dimana proses pencampurannya menggunakan High Energy Milling HEM . Untuk melihat pengaruhnya terhadap sifat fisis mikrostruktur, densitas, porositas dan sifat magnetik magnet Fluks density dan kurva histerisis, maka bahan tersebut perlu dikarakterisasi dan dianalisa lebih lanjut sampai kondisi pelet.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penambahan Fe terhadap sifat fisis dan sifat magnet barium heksaferit dimana variasi imbuhannya adalah 0, 1, 5, 10, 20 berat wt, Sampel tanpa penambahan imbuhan Fe 0 wt Fe dihaluskan dengan menggunakan High Energy Milling HEM dengan variasi waktu milling selama10 jam, 20 jam, dan 40 jam . Setelah diperoleh waktu milling optimum, selanjutnya serbuk barium heksaferit komersial Cina disintering pada suhu terbaik berdasarkan kurva dilatometer yang diperoleh. sifat fisis Universitas Sumatera Utara mikrostruktur, densitas, porositas dan sifat magnetik magnet Fluks density dan kurva histerisis.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Batasan masalah untuk proses pembuatan nano kristalin barium heksaferit komersial Cina dengan penambahan imbuhan Fe terbatas pada : Analisis struktur mikro barium heksaferit komersial Cina dengan X-Ray Diffraction XRD dan Scanning Electron Microscope SEM-EDX, Analisis ukuran partikel dengan Particle Size Analyzer PSA dan Pengujian sifat fisis yakni densitas dan porositas serta Analisis sifat magnet dengan pengukuran fluks density dan uji permagraph berdasarkan kurva histerisis. 2. Barium heksaferit komersial Cina yang diberi imbuhan Fe dengan nilai x = 0, 1, 5, 10, 20 dalam persen berat melalui proses milling dengan menggunakan HEM High Energy milling jenis shacker mill.

1.4 Tujuan Penelitian

Kegiatan penelitian ini, ditujukan untuk : 1. Mengetahui proses dan waktu milling optimum pada penghalusan serbuk barium heksaferit komersial Cina yang diberi imbuhan Fe. 2. Mengetahui karakteristik sifat fisis magnet permanen barium heksaferit komersial Cina sebelum dan setelah penambahan imbuhan Fe antara lain: densitas, porositas, ukuran partikel dengan PSA, komposisi unsur dengan XRF, dan mikro strukturnya dengan XRD dan SEM-EDX. 3. Mengetahui perubahan sifat magnet permanen barium heksaferit pabrikasi Cina sebelum dan setelah penambahan Fe yang dikaitkan dengan ukuran kristalitnya. Disini akan dilihat pengaruh waktu milling terhadap kerusakan sistem kristalit berdampak atau tidak pada sifat kemagnetan bahan yang diperoleh dari pengukuran fluks density dan kurva histerisis dari uji permagraph. Universitas Sumatera Utara

1.5 Manfaat Penelitian