Sifat-Sifat Magnet Permanen Prof. Drs.M. Syukur, MS

Pada umumnya ferit dibagi menjadi tiga jenis : 1. Ferit lunak, ferit ini mempunyai formula MFe 2 O 4 , dimana M = Cu, Zn, Ni, Co, Fe, Mn, dan Mg dengan struktur kristal seperti mineral spinel. Sifat bahan ini mempunyai permeabilitas, hambatan jenis yang tinggi dan koersivitas yang rendah. 2. Ferit keras, ferit jenis ini adalah turunan dari struktur magneto plumbit yang dapat ditulis sebagai MFe 12 O 19 , dimana M = Ba, Sr, Pb . Bahan ini mempunyai gaya koersivitas dan remanen yang tinggi dan mempunyai struktur kristal heksagonal dengan momen-momen magnetik yang sejajar dengan sumbu c. 3. Ferit berstruktur Garnet, magnet ini mempunyai magnetisasi spontan yang bergantung pada tempratur secara khas. Strukturnya sangat rumit, berbentuk kubik dengan sel satuan disusun tidak kurang dari 160 atom. Magnet keramik yang merupakan magnet permanen mempunyai struktur hexagonal close-pakced HCP . Dalam hal ini bahan yang sering digunakan adalah Barrium Ferrite BaO.6Fe 2 O 3 , dapat juga barium digantikan bahan yang menyerupai segolongan dengannya, yaitu seperti Strontium . Priyo, 2004 Material magnetik ferit yang memiliki sifat-sifat campuran beberapa oksida logam valensi II, dimana oksida besi valensi III Fe 2 O 3 merupakan komponen yang utama. Ferit lunak mempunyai struktur kristal kubik dengan rumus umum MO.Fe2O 3 dimana M adalah Fe, Mn, Ni, dan Zn atau gabungannya seperti Mn-Zn dan Ni-Zn . Bahan ini banyak digunakan untuk inti transformator, memori komputer, induktor, recording heads , microwave dan lain-lain. Ferit keras banyak digunakan dalam komponen elektronik, diantaranya motor-motor DC kecil, pengeras suara loud speaker , meteran air, KWH-meter, telephone receiver , circulator dan rice cooker Angelo, 2008.

2.5 Sifat-Sifat Magnet Permanen

Sifat-sifat magnet permanen hard ferrite dipengaruhi oleh kemurnian bahan, ukuran bulir grain size , dan orientasi kristal. Parameter kemagnetan juga dipengaruhi oleh temperatur. Koersivitas dan remenensi akan berkurang apabila Universitas Sumatera Utara temperaturnya mendekati temperatur curie Tc dan akan kehilangan sifat kemagnetannya Kerista, 2013. 1 Koersivitas Koersivitas digunakan untuk membedakan hard magnet atau soft magnet. Semakin besar gaya koersivitasnya maka semakin tinggi sifat magnetnya. Bahan dengan koersivitas tinggi berarti tidak mudah hilang kemagnetannya. Untuk menghilangkan kemagnetannya diperlukan intensitas magnet H yang besar. Tidak seperti bahan soft magnet yang mempunyai medan magnet B sebesar μ o M, dalam magnet permanen. Magnetisasi bukan merupakan fungsi linier yang sederhana dari rapat fluks karena nilai dari medan magnet H yang digunakan dalam magnet permanen secara umum jauh lebih besar dari pada dalam bahan soft magnet Young Joon, 2008 2 Remanen atau Ketertambatan Remanen atau ketertambatan adalah sisa medan magnet B dalam proses magnetisasi pada saat medan magnet H dihilangkan, atau remanensi terjadi pada saat intensitas medan magnetik H berharga nol dan medan magnet B menunjukkan harga tertentu. Bagaimanapun juga koersivitas pada magnet permanen akan menjadi kecil, jika remanensi dalam magnetisasi juga kecil. Oleh karena itu besar nilai remanensi yang dikombinasikan dengan besar koersivitas menjadi sangat penting. Induksi magnetik yang tertinggal dalam sirkuit magnetik besi lunak setelah memindahkanmenghilangkan pengaruh bidang magnetik.Ketika arus dialirkan pada sebuah kumparan yang melilit besi lunak maka terjadi orientasi pada partikel-partikel yang ada dalam besi.Orientasi ini mengubah mengarahkan pada kutub utara dan selatan. 3 Saturasi Magnetisasi Saturasi magnetisasi adalah keadaan dimana terjadi kejenuhan, nilai medan magnet B akan selalu konstan walaupun medan eksternal H dinaikkan terus. Remanensi bergantung pada saturasi magnetisasi. Untuk magnet permanen saturasi magnetisasi seharusnya lebih besar dari pada soft magnet . Kerapatan dari bahan ferit lebih rendah dibandingkan logam-logam lain dengan ukuran yang sama. Oleh karenanya nilai saturasi dari bahan ferit relatif rendah, hal ini Universitas Sumatera Utara menguntungkan untuk dapat dihilangkan. Nilai kerapatan ferit dapat dilihat dalam daftar tabel 2.1, dan perbandingannya dengan material megnetik yang lain. Tabel 2.1 Nilai Kerapatan dari beberapa jenis Ferrite No Ferrite Kerapatan,  gcm 3 1 Zinc Ferrite 5,4 2 Cadmium 5,76 3 Ferrous 5,24 Hexagonal 4 Barium 5,3 5 Strontium 5,12 6 MnZn high permiability 4,29 7 MnZn recording head 4,7 – 4,75 4 Medan Anisotropi Medan anisotropi HA, juga merupakan nilai instrinsik yang sangat penting dari magnet permanen karena nilai ini dapat didefinisikan sebagai koersivitas maksimum yang menunjukkan besar medan magnet luar yang diberikan dengan arah berlawanan untuk menghilangkan medan magnet permanen. Anisotropi salah satu metode dalam pembuatan magnet, dimana hal ini dilakukan untuk menyearahkan domain daripada magnet tersebut. Dalam proses pembentukan magnet dengan anisotropi dilakukan dalam medan magnet sehingga partiket-partikel pada magnet terorientasi dan umumnya dilakukan dengan cara basah. Anisotropi pada magnet dapat muncul disebabkan oleh beberapa faktor seperti bentuk magnet, struktur kristal, efek stress dan sebagainya. Anisotropi kristal banyak dimiliki oleh material feromagnetik yang disebut sebagai Magnetocrystalline Anisotropy , yaitu bahan magnet yang mempunyai sumbu mudah easy axis sehingga mudah dimagnetisasi soft magnetic . Spin momen magnet terarah dan searah dengan sumbu mudah ini. Pada keadaan stabil, energi Universitas Sumatera Utara total magnet atau magnetisasi kristal sama dengan sumbu mudah. Selain itu, ada juga yang disebut hard magnetic dimana diperlukan suatu energi untuk merubah vektor dari sumbu mudah ke sumbu keras hard axis . Energi yang dibutuhkan untuk mengarahkan arah momen magnet menjauhi sumbu mudah disebut magnetocrystalline energy atau anisotropy energy E A . Besarnya nilai E A dapat ditulis dalam persamaan: E A = Σ K n sin 2n θ Dimana θ adalah sudut yang terbentuk dari easy axis ke hard axis , sedangkan K n disebut konstanta anisotropi. Rumus molekul umum magnet ferit adalah MO.6Fe 2 O 3, dengan M dapat disubtitusi dengan Ba, Sr dan Pb. Untuk struktur BaO.6Fe 2 O 3 atau lebih dikenal dengan sebutan barium heksaferit telah diketahui sebagai senyawa magnetik yang memiliki fasa tepat untuk aplikasi magnet permanen Yue Liu, 2011. Berdasarkan rumus kimia dan struktur kristalnya, barium heksaferit dikelompokkan 5 tipe, yaitu: tipe-M BaFe 12 O 19 , tipe-W BaMe 2 Fe 16 O 27 , tipe-X Ba 2 Me 2 Fe 28 O 46 , tipe-YBa 2 Me 2 Fe 12 O 22 dan tipe-Z Ba 2 Me 2 Fe 24 O 41 , Me merupakan ion logam transisi bivalen. Tipe-M yang lebih dikenal dengan sebutan barium heksagonal ferit BaM merupakan oksida keramik yang paling banyak dimanfaatkan secara komersial. Kurva histerisis magnet permanen jenis ini memiliki koersivitas yang relatif tidak besar sehingga senyawa tersebut juga berpeluang cukup baik untuk aplikasi media penyimpan data magnetic recording dan magneto optic materials . Beragam penelitian dasar untuk meningkatan sifat magnetik barium heksagonal ferit masih terus dikembangkan hingga saat ini. Sifat magnetik meliputi medan magnet remanensi, koersivitas dan medan magnet saturasi. Beberapa cara untuk meningkatkan sifat-sifat tersebut antara lain mengoptimalkan metode pembuatan magnet, seperti menghasilkan produk magnet dengan proses pembuatan pada temperatur rendah dengan waktu reaksi pendek, tingkat kemurnian tinggi, dan kristalinitas yang lebih baik. Selain itu dengan memperkecil ukuran butir atau substitusi ion Fe +3 dengan berbagai ion lain seperti Zn +2 , Ni +2 ,Co +2 , Ti +4 dan Mn +2 juga dapat meningkatkan sifat magnetik bahan Young Joon An : 2008. 2. 1 Universitas Sumatera Utara 5 Temperatur Curie Ɵ C Temperature Curie Ɵ C didefinisikan sebagai temperatur kritis dimana fase magnetik bertransisi dari konfigurasi struktur magnetik yang teratur menjadi tidak teratur.

2.6 Barium Heksaferit BaFe