Perumusan Masalah Pengertian Persepsi

6 publik yang nantinya akan menjadi hal yang menarik untuk diteliti karena dengan mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa tentang pemilihan karir sebagai akuntan publik, maka akan dapat diketahui berapa persen dari mahasiswa jurusan akuntansi yang akan memilih untuk berkarir sebagai akuntan publik. Dengan jelas minat dan rencana karir akan sangat berguna dalam penyusunan program agar materi kuliah dapat disampaikan secara efektif bagi mahasiswa yang memerlukannya sehingga apa yang menjadi pembelajaran dapat dicapai dengan mudah. Selain itu apabila dapat diketahui persepsi mahasiswa jurusan akuntansi terhadap minat dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik, akan mempermudah membuat kurikulum pembelajaran di perkuliahan. Pada dasarnya, penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Andersen pada tahun 2012. Perbedaan dengan penelitian kali ini adalah waktu penelitian dan lokasi penelitiannya. Andersen melakukan penelitian pada Mahasiswa Akuntansi UNDIP, UNIKA, UNNES, UNISSULA, UDINUS, UNISBANK, STIE TOTALWin dan Mahasiswa PPA UNDIP. Sedangkan pada penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara dan UIN Sumatera Utara. Dengan populasi dan sampelnya adalah mahasiswa akuntansi Strata-1 S1 angkatan 2011 dan 2012 di Universitas Sumatera Utara dan mahasiswa akuntansi syariah angkatan 2011 dan 2012 di UIN Sumatera Utara yang sudah mempelajari mata kuliah auditing.

1.2 Perumusan Masalah

Universitas Sumatera Utara 7 Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi S1 Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah UIN Sumatera Utara tentang minat pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan intensitas pembelajaran di perkuliahan ? 2. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi S1 Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah UIN Sumatera Utara tentang minat pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan personalitas ? 3. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi S1 Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah UIN Sumatera Utara tentang minat pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan pertimbangan pasar kerja ? 4. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi S1 Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah UIN Sumatera Utara tentang minat pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan lingkungan kerja ? 5. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi S1 Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah UIN Sumatera Utara tentang minat pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan pelatihan profesional ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Universitas Sumatera Utara 8

1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal berikut ini : 1. Untuk memperoleh bukti empiris perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi S1 Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah UIN Sumatera Utara tentang minat pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan intensitas pembelajaran di perkuliahan. 2. Untuk memperoleh bukti empiris perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi S1 Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah UIN Sumatera Utara tentang minat pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan personalitas. 3. Untuk memperoleh bukti empiris perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi S1 Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah UIN Sumatera Utara tentang minat pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan pertimbangan pasar kerja. 4. Untuk memperoleh bukti empiris perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi S1 Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah UIN Sumatera Utara tentang minat pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan lingkungan kerja. Universitas Sumatera Utara 9 5. Untuk memperoleh bukti empiris perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi S1 Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa akuntansi syariah UIN Sumatera Utara tentang minat pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan pelatihan profesional.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, adapun manfaat penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Bagi Lembaga Akuntansi Hasil penelitian ini diharapkan mambu dijadikan sebagai bahan masukan lembaga akuntansi yang mempererjakan akuntan, sehingga mereka dapat mengetahui seperti apa persepsi dan keinginan calon pekerja dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik. 2. Bagi Mahasiswa Akuntansi Hasil penelitian ini diharapkan dapat bagi para mahasiswa sebagai referensi untuk menambah pengetahuan para akademisi mengenai pengaruh persepsi mahasiswa jurusan akuntansi terhadap minat pemilihan karir sebagai akuntan publik. 3. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam, mengenai masalah penelitian ini. 4. Bagi Lembaga Pendidikan Universitas Sumatera Utara 10 Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan untuk lembaga pendidikan atau fakultas ekonomi khususnya jurusan akuntansi untuk lebih meningkatkan kualitas pengajaran dengan harapan agar dapat menghasilkan lulusan-lulusan sarjana akuntansi yang berkualitas serta mampu bersaing dan siap untuk bekerja dengan profesional sebagai akuntan publik. 5. Bagi Peneliti Berikutnya Diharapkan skripsi ini berguna sebagai referensi dalam rangka mengkaji masalah yang sama. Universitas Sumatera Utara 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Penelitian ini tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa dasar-dasar ilmu yang menjadi fondasi dan landasan dasar teori. Beberapa teori dan ilmu yang menjadi pertimbangan dasar dijelaskan sebagai berikut :

2.1.1 Teori Perilaku Terencana

Teori perilaku terencana dikembangkan dari teori tindakan beralasan. Teori tindakan beralasan pada gilirannya didasarkan pada berbagai teori sikap seperti teori-teori belajar, harapan nilai teori, teori konsistensi, dan atribusi teori. Menurut teori tindakan beralasan, jika orang mengevaluasi disarankan perilaku sebagai positif sikap, dan jika mereka pikir orang lain yang signifikan mereka ingin mereka untuk melakukan perilaku norma subyektif, hasil ini dalam niat yang lebih tinggi motivasi dan mereka lebih cenderung untuk melakukannya. Teori perilaku terencana menyatakan bahwa sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan, bersama-sama membentuk niat perilaku individu dan perilaku. Masih dalam teori perilaku terencana, faktor utama dari suatu perilaku yang ditampilkan individu adalah intensi untuk menampilkan perilaku tertentu Ajzen, 1991. Intensi diasumsikan sebagai faktor motivasional yang mempengaruhi Universitas Sumatera Utara 12 perilaku. Intensi merupakan indikasi seberapa keras seseorang berusaha atau seberapa banyak usaha yang dilakukan untuk menampilkan suatu perilaku. Jadi, semakin keras intensi seseorang untuk terlibat dalam suatu perilaku, semakin besar kecenderungan dia untuk benar-benar melakukan perilaku tersebut. Menurut Ajzen dan Fishbein 1991, sikap dan kepribadian seseorang berpengaruh terhadap perilaku tertentu hanya jika secara tidak langsung dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berkaitan erat dengan perilaku, dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Theory of Planned Behavior oleh Ajzen 1991 Dalam Ajzen 1991 target perilaku yang diinginkan harus didefinisikan berdasarkan 4 empat elemen yaitu; Target, Action, Context dan Time TACT. Target perilaku yang diinginkan Universitas Sumatera Utara 13 memiliki prisip kesesuaian, kekhususan maupun keadaan umum seperti dijelaskan berikut ini : 1. Compatibility Kesesuaian Walaupun keempat elemen TACT dari perilaku tersebut dapat didefinisikan, namun sangat penting untuk diteliti atau diamati tentang prinsip keserasiankesesuaian principle of compatibility dari seluruh variabel yang membangun teori perilaku terencana ini sikap, norma subyektif, kontrol terhadap perilaku, dan maksud tujuan untuk didefinisikan juga kedalam empat elemen TACT. Selain itu, juga harus dinilai atau diperkirakan maksud dan tujuan dalam menjalankan perilaku tersebut. 2. Specificity dan Generality Kekhususan dan keadaan umum Elemen TACT merupakan contoh yang cukup spesifik, tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk meningkatkan ke arah kondisi yang lebih umum untuk masing-masing elemen dengan melakukan agregasi atau penyatuan. Melihat perilaku hanya dalam satu peristiwa kesempatan biasanya terlalu terbatas untuk menjadi nilai praktis yang lebih. Dengan cara yang sama, dalam beberapa kasus, konteks yang lebih spesifik mungkin tidak menarik. Elemen konteks yang lebih umum dapat dimuat dengan merekam seberapa sering perilaku tersebut dilakukan pada semua konteks yang relevan. Universitas Sumatera Utara 14 Elemen TACT mendefinisikan perilaku dalam tingkat yang teoritis, responden mendefinisikan perilaku dalam konsep laten tidak langsung. Sekali dapat didefinisikan, indikator nyata dari perilaku tersebut diperoleh baik dari observasi langsung maupun melalui laporan pribadi. Sikap, norma subyektif, kontrol terhadap perilaku perceived behavioral control dan maksud tujuan intention biasanya ditentukan secara langsung berdasarkan prosedur standar penghitungan standard scaling procedures. Ketika melakukan penghitungan, indicator ukuran yang digunakan harus sesuai dengan perilaku dalam elemen tindakan, target, tindakan, konteks, dan waktu TACT.

2.1.2 Teori Pengharapan

Teori pengharapan expectancy theory dari teori motivasi dapat menjadi teori dasar yang digunakan sebagai landasan teori dalam pemilihan karir. Motivasi merupakan konsep yang menguraikan tentang kekuatan individu untuk memulai dan mengarahkan pelaku terhadap pekerjaan tertentu Gibson et al, 1997. Pengertian dari teroi pengharapan adalah kekuatan dari kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu bergantung pada kekuatan pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh output tertentu dan tergantung pada daya tarik output tersebut bagi individu itu Robbins, 2006 Universitas Sumatera Utara 15 Menurut Robbins, 2011. Dalam Ramdani 2013 sikap seorang terbentuk dari tiga komponen yaitu cognitive component, emotional componet, dan behavior component. 1. Cognitive component merupakan keyakinan dan informasi yang dimiliki oleh seorang yang akan mempengaruhi sikap seseorang terhadap profesi yang akan dijalani. 2. Emotional component merupakan perasaan yang bersifat emosi yang dimiliki oleh seaeorang utnuk menyukai sesuatu. Apabila seseorang menyukai sesuatu maka ia akan cenderung untuk berusaha memperolehnya. 3. Behavior component merupakan kegiatan untuk bertindak secara lebih khusus dalam merespon kejadian dan informasi dari luar, sehingga seseorang akan termotivasi untuk menjalankan tingkat usaha yang tinggi apabila ia meyakini bahwa upaya tersebut akan menghantarkannya ke suatu kinerja yang baik. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa teori pengharapan dapat membuat karyawan akan berupaya memberikan kinerja terbaik mereka dengan melakukan usaha keras dan kegigihan sehingga akan mendapat penilaian terbaik.

2.1.3 Teori X dan Teori Y dari Dauglas McGregor

Teori McGregor mengemukakan terdapat dua pandangan tentang manusia, negatif dengan tanda label X dan positif dengan tanda label Y. McGregor merumuskan asumsi-asumsi dan perilaku manusia dalam organisasi sebagai berikut: a. Teori X negatif merumuskan asumsi: 1 Manusia sebenarnya tidak suka bekerja dan jika ada kesempatan maka ia akan menghindari atau bermalas- malasan dalam bekerja. Universitas Sumatera Utara 16 2 Pada saat manusia tidak suka atau tidak menyukai pekerjaannya, mereka harus diatur dan dikontrol bahkan mungkin ditakuti untuk menerima sanksi hukum jika tidak bekerja dengan sungguh-sungguh. 3 Manusia akan menghindari tanggung jawabnya dan mencari tujuan formal sebisa mungkin. 4 Kebanyakan manusia menempatkan keamanan di atas faktor lainnya yang berhubungan erat dengan pekerjaan dan kan menggambarkannya dengan sedikit ambisi. b. Teori Y positif merumuskan asumsi: 1 Manusia dapat memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang wajar, lumrah dan alamiah baik tempat bermain atau beristirahat, dalam arti berdiskusi atau sekedar teman bicara. 2 Manusia akan melatih tujuan pribadi dan pengontrolan diri sendiri jika mereka melakukan komitmen yang sangat objektif.

2.2 Pengertian Persepsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1995: 215 persepsi diartikan sebagai tanggapan penerimaan langsung dari sesuatu atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal yang dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi tentang lingkungan melalui panca indera melihat,mendengar, mencium, menyentuh, dan merasakan. Universitas Sumatera Utara 17 Menurut Matlin dalam Novius 2008 mendefenisikan persepsi sebagai suatu proses yang melibatkan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya dalam memperoleh dan menginterpretasikan stimulus yang ditunjukkan oleh indera. Persepsi juga merupakan kombinasi faktor dunia luar stimulus visual dan diri sendiri pengetahuan sebelumnya. Persepsi memiliki dua aspek, yaitu: pengakuan pola pattern recognition dan perhatian attention. Pengakuan pola meliputi identifikasi serangkaian stimulus yang kompleks, yang dipengaruhi oleh konteks yang dihadapi dan pengalaman masa lalu. Sementara, perhatian merupakan konsentrasi dari aktivitas mental yang melibatkan pemerosesan lebih lanjut atas suatu stimulus dan dalam waktu bersamaan tidak memindahkan stimuli yang lain. Sementara Rakhmat 1993 menyatakan bahwa persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan yang ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Jadi dalam penelitian ini, konteks persepsi merupakan cara pandang dan gambaran tanggapan seseorangsekelompok orang akan sesuatu hal dengan berbagai macam bahan pertimbangan dan sumber informasi untuk keputusan akhir sebagai bentuk persepsi. Dengan kata lain, persepsi seorang mahasiswa timbul bukan secara kebetulan namun dipengaruhi oleh banyak faktor pendukung, alasan paksaan dari orang tua sudah tidak relevan lagi karena mahasiswa hidup secara sosial dan berinteraksi dengan banyak orang. Universitas Sumatera Utara 18

2.3 Karir

Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Terhadap Dukungan Ekonomi Syariah Di Sumatera Utara

2 104 76

Fenomena Tawuran Antar-Mahasiswa (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa/i Universitas Sumatera Utara)

2 78 75

Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara Terhadap Adanya Akuntansi Forensik

3 68 110

Situs YouTube dan Peningkatan Kemampuan Bermusik Mahasiswa Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara

0 31 78

Situs www.kaskus.us Dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Kepuasan Mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara Terhadap Isi Informasi dalam Situs Kaskus Sebagai Forum Komunitas Terbesar Di Indonesia)

0 36 107

YouTube: Broadcasting The World dan Opini Mahasiswa (Studi Deskriptif tentang Opini Mahasiswa Universitas Sumatera Utara terhadap Penggunaan Situs YouTube sebagai Media Komunikasi Global)

2 82 138

Proses Penyusunan Anggaran Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

1 70 47

Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Terhadap Dukungan Ekonomi Syariah Di Sumatera Utara

0 0 14

BAB II FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Pengawasan Intern Aktiva Tetap pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 10

Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara Terhadap Adanya Akuntansi Forensik

0 0 17