Tingkat Konsumsi Zat Gizi Makro Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat pada Remaja

oleh konsumen namun dalam hal ini iklan dapat memberikan pengaruh yang kurang baik, karena apabila siswa terpengaruh iklan dalam mengkonsumsi fast food maka mereka justru akan mengurangi pola makan yang seharusnya pola makan sehat. Keadaan demikian diatas dapat menyebabkan terdinya gizi lebih pada remaja. Selain itu, berdasarkan hasil recall 2x24 hours diketahui bahwa makan jajanan juga cenderung mengandung energi yang tinggi, seperti bakso, mie instan. Faktor pemilihan jenis dan jumlah makanan yang tidak lagi didasarkan pada kebutuhan dan pertimbangan kesehatan tetapi lebih mengarah kepada pertimbangan pretise dan rasa makan yang enak, termasuk makanan jenis fast food juga mempengaruhi konsumsi fast food di kalangan remaja. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Hayati 2000, menyatakan bahwa faktor jenis kelamin, uang saku, informasi tentang rasa, warna, dan aroma fast food merupakan faktor-faktor yang menunjukkan hubungan yang bermakna positif dengan konsumsi fast food.

4.2 Tingkat Konsumsi Zat Gizi Makro Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat pada Remaja

Tabel 4.4 Distribusi Tingkat Konsumsi Energi, Protein, Lemak dan Karbohidrat pada Remaja SMA Negeri 2 Kabupaten Bondowoso Tingkat Konsumsi Energi Status Gizi Total Gizi Lebih Tidak Gizi Lebih n n n Lebih 15 11,9 7 5,5 22 17,4 Normal 14 13,4 2 1,5 19 15,07 Defisit tingkat ringan 11` 7,9 9 7,1 19 11,9 Defisit tingkat sedang 8 5,5 13 10,3 20 15,8 Defisit tingkat berat 7 4,7 40 31,7 46 36,5 Total 55 43,6 71 56,3 126 100 Tingkat Konsumsi Protein Status Gizi Total Gizi Lebih Tidak Gizi Lebih n n n Lebih 6 4,7 15 11,9 21 16,6 Normal 20 15,8 10 20,6 30 23,8 Defisit tingkat ringan 11 8,7 14 11,1 25 19,8 Defisit tingkat sedang 6 4,7 8 6,3 14 11,1 Defisit tingkat berat 12 9,5 24 19 36 28,5 Total 55 43,6 71 56,3 126 100 Tingkat Konsumsi Lemak Status Gizi Total Gizi Lebih Tidak Gizi Lebih n n n Lebih 21 16,6 12 9,5 33 26,1 Normal 15 11,9 10 7,9 25 19,8 Defisit tingkat ringan 9 7,1 15 11,9 24 19,04 Defisit tingkat sedang 2 1,5 11 8,7 23 18,2 Defisit tingkat berat 8 6,3 23 18,2 31 24,6 Total 55 43,6 71 56,3 126 100 Tingkat Konsumsi karbohidrat Status Gizi Total Gizi Lebih Tidak Gizi Lebih n n n Lebih 18 14,2 7 5,5 25 19,8 Normal 11 8,7 5 3,9 16 12,6 Defisit tingkat ringan 8 6,3 7 5,5 15 11 Defisit tingkat sedang 4 3,1 4 3,1 8 6,3 Defisit tingkat berat 14 11,1 48 38 62 49 Total 55 43,6 71 56,3 126 100 Berdasarkan distribusi tingkat konsumsi konsumsi energi remaja diatas dapat dilihat bahwa tingkat konsumsi energi lebih pada remaja yaitu sebanyak 22 remaja 17,4, tingkat konsumsi energi normal pada remaja yaitu sebanyak 19 remaja 15,07, tingkat konsumsi energi defisit tingkat ringan pada remaja yaitu sebanyak 19 remaja 15,07. tingkat konsumsi energi defisit tingkat sedang pada remaja yaitu sebanyak 20 remaja 15,8, tingkat konsumsi energi defisit tingkat berat pada remaja yaitu sebanyak 36 remaja 28,5. Selain itu juga diketahui bahwa tingkat konsumsi energi pada sebagian besar remaja gizi lebih adalah normal yaitu sebanyak 17 remaja 13,4. Berdasarkan distribusi tingkat konsumsi konsumsi protein remaja diatas dapat dilihat bahwa tingkat konsumsi protein lebih pada remaja yaitu sebanyak 21 remaja 16,6, tingkat konsumsi protein normal pada remaja yaitu sebanyak 30 remaja 23,8, tingkat konsumsi protein defisit tingkat ringan pada remaja yaitu sebanyak 25 remaja 19,8. tingkat konsumsi protein defisit tingkat sedang pada remaja yaitu sebanyak 14 remaja 11,1, tingkat konsumsi protein defisit tingkat berat pada remaja yaitu sebanyak 20 remaja 15,8. Selain itu juga diketahui bahwa tingkat konsumsi protein pada sebagian besar remaja gizi lebih adalah normal yaitu sebanyak 20 remaja 15,8. Berdasarkan distribusi tingkat konsumsi konsumsi lemak remaja diatas dapat dilihat bahwa tingkat konsumsi lemak lebih pada remaja yaitu sebanyak 33 remaja 26,1, tingkat konsumsi lemak normal pada remaja yaitu sebanyak 25 remaja 19,8, tingkat konsumsi lemak defisit tingkat ringan pada remaja yaitu sebanyak 24 remaja 19,04. tingkat konsumsi lemak defisit tingkat sedang pada remaja yaitu sebanyak 23 remaja 18,2, tingkat konsumsi lemak defisit tingkat berat pada remaja yaitu sebanyak 31 remaja 24,6. Selain itu juga diketahui bahwa tingkat konsumsi lemak pada sebagian besar remaja gizi lebih adalah lebih yaitu sebanyak 21 remaja 16,6. Berdasarkan distribusi tingkat konsumsi konsumsi karbohidrat remaja diatas dapat dilihat bahwa tingkat konsumsi karbohidrat lebih pada remaja yaitu sebanyak 25 remaja 19,8, tingkat konsumsi karbohidrat normal pada remaja yaitu sebanyak 16 remaja 12,6, tingkat konsumsi karbohidrat defisit tingkat ringan pada remaja yaitu sebanyak 15 remaja 11. tingkat konsumsi karbohidrat defisit tingkat sedang pada remaja yaitu sebanyak 8 remaja 6,3, tingkat konsumsi karbohidrat defisit tingkat berat pada remaja yaitu sebanyak 62 remaja 49. Selain itu juga diketahui bahwa tingkat konsumsi karbohidrat pada sebagian besar remaja gizi lebih adalah lebih yaitu sebanyak 18 remaja 14,2.

4.3 Kontribusi Konsumsi Fast Food pada Remaja