Berdasarkan distribusi tingkat konsumsi konsumsi lemak remaja diatas dapat dilihat bahwa tingkat konsumsi lemak lebih pada remaja yaitu sebanyak 33
remaja 26,1, tingkat konsumsi lemak normal pada remaja yaitu sebanyak 25 remaja 19,8, tingkat konsumsi lemak defisit tingkat ringan pada remaja yaitu
sebanyak 24 remaja 19,04. tingkat konsumsi lemak defisit tingkat sedang pada remaja yaitu sebanyak 23 remaja 18,2, tingkat konsumsi lemak defisit
tingkat berat pada remaja yaitu sebanyak 31 remaja 24,6. Selain itu juga diketahui bahwa tingkat konsumsi lemak pada sebagian besar remaja gizi lebih
adalah lebih yaitu sebanyak 21 remaja 16,6. Berdasarkan distribusi tingkat konsumsi konsumsi karbohidrat remaja
diatas dapat dilihat bahwa tingkat konsumsi karbohidrat lebih pada remaja yaitu sebanyak 25 remaja 19,8, tingkat konsumsi karbohidrat normal pada remaja
yaitu sebanyak 16 remaja 12,6, tingkat konsumsi karbohidrat defisit tingkat ringan pada remaja yaitu sebanyak 15 remaja 11. tingkat konsumsi
karbohidrat defisit tingkat sedang pada remaja yaitu sebanyak 8 remaja 6,3, tingkat konsumsi karbohidrat defisit tingkat berat pada remaja yaitu sebanyak 62
remaja 49. Selain itu juga diketahui bahwa tingkat konsumsi karbohidrat pada sebagian besar remaja gizi lebih adalah lebih yaitu sebanyak 18 remaja 14,2.
4.3 Kontribusi Konsumsi Fast Food pada Remaja
Distribusi remaja SMA Negeri 2 Kabupaten Bondowoso berdasarkan kontribusi konsumsi energi, lemak, karbohidrat fast food disajikan dalam Tabel
4.4. Hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa remaja yang memiliki kontribusi konsumsi energi fast food kurang dari rata-rata 39,7 yaitu sebanyak
86 remaja 68,25 dan remaja yang memiliki kontribusi konsumsi energi fast food lebih dari rata-
rata ≥39,7 yaitu sebanyak 40 remaja 31,74. Selain itu dapat dilihat bahwa kontribusi konsumsi energi fast food sebagian besar remaja
gizi lebih adalah ≥39,7 yaitu sebanyak 33 remaja 26,1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang memiliki kontribusi
konsumsi lemak fast food kurang dari rata-rata 39 yaitu sebanyak 76 remaja 60,31 dan remaja yang memiliki kontribusi konsumsi lemak fast food lebih
dari rata- rata ≥39 yaitu sebanyak 50 remaja 39,68. Selain itu dapat dilihat
bahwa kontribusi konsumsi lemak fast food sebagian besar remaja gizi lebih adalah ≥ 39 yaitu sebanyak 29 remaja 23.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang memiliki kontribusi konsumsi karbohidrat fast food kurang dari rata-rata 35,3 yaitu sebanyak 74
remaja 58,7 dan remaja yang memiliki kontribusi konsumsi karbohidrat fast food lebih dari rata-
rata ≥35,3 yaitu sebanyak 52 remaja 41,2. Selain itu dapat dilihat bahwa kontribusi konsumsi karbohidrat fast food sebagian besar
remaja gizi lebih adalah ≥35,3 yaitu sebanyak 40 remaja 31,5.
Tabel 4.5 Distribusi Kontribusi Konsumsi Fast Food pada Remaja SMA Negeri 2 Kabupaten Bondowoso
Kontribusi Konsumsi Energi
Fast Food
Status Gizi Total
Gizi Lebih Tidak Gizi Lebih
n n
n ≥ 39,7
33 26,1
7 5,5
40 31,74
39,7 22
17,4 64
50,7 86
68,25 Total
55 43,5
71 56,2
126 100
Kontribusi Konsumsi Lemak
Fast Food
Status Gizi Total
Gizi Lebih Tidak Gizi Lebih
n n
n ≥ 39
29 23
21 16,6
50 39,68
39 26
20,6 50
39,68 76
60,31 Total
55 43,6
71 56,28
126 100
Kontribusi Konsumsi Karbohidrat Fast
Food
Status Gizi Total
Gizi Lebih Tidak Gizi Lebih
n n
n ≥ 35,3
40 31,5
12 9,5
52 41,2
35,3 15
11,9 59
46,8 74
58,7 Total
55 43,4
71 56,3
126 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kontribusi konsumsi energi, lemak, dan karbohidrat adalah hampir memenuhi 14 kebutuhan zat gizi yang
dianjurkan AKG dalam sehari, padahal fast food yang dikonsumsi tersebut belum dikombinasikan dengan makanan yang lain yang dikonsumsi seseorang dalam
satu hari. Hal tersebut dikarenakan jenis fast food yang dikonsumsi sebagian besar remaja tidak hanya sebagai makanan jajanan atau makanan selingan, akan
tetapi juga sebagai salah satu menu utama misalnya mie instan. Fast food secara umum memiliki kandungan energi, kolesterol, dan garam pada makanan cepat saji
tinggi namun sangat miskin serat dan bila dikonsumsi secara tidak rasional dalam jangka waktu yang relatif lama maka akan menimbulkan obesitas Virgianto dan
Purwaningsih, 2005.
4.4 Pola konsumsi fast food Pada Remaja