B. Tinjauan Umum Tentang Hak Tanggungan
1. Pengertian Hak Tanggungan
Dengan berlakunya Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 berkaitan Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah,
maka pemberian jaminan atas hak-hak atas tanah sebagaimana diatur dalam UUPA hanya dapat dilakukan dengan Hak Tanggungan. Sebelum dibahas uraian
mengenai Hak Tanggungan, ada baiknya dijelaskan sedikit pengaturan yang ada sebelum berlakunya Undang-Undang Hak Tanggungan tersebut.
Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan atas tanah yang dimaksudkan sebagai pelunasan hutang tertentu, yang diberikan kedudukan yang
diutamakan kepada kreditur tertentu kreditur pemegang hak tanggungan dibandingkan dengan kreditur-kreditur lainnya.
Hak tanggungan ini lahir setelah keluarnya Undang-Undang Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun 1996. Sebelumnya, UUPA lewat Pasal 57, agar
segera dibentuk suatu Undang-Undang Hak Tanggungan yang merupakan sistem jaminan hutang yang menjadikan tanah sebagai objek jaminan tersebut.Sebelum
lahirnya Undang-Undang Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun 1996, terhadap jaminan atas tanah yang berlaku adalah hipotik yang bersumber dari Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, dan credietverban berdasarkan S. 1908-542 sebagaimana telah diubah dengan S. 1937-190 di mana, baik hipotik maupun
criedietverband tersebut memang sudah berlaku sejak sebelum lahirnya UUPA.
37
37
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2012, hal 143- 144
Menurut Pasal 1 ayat 1 UUHT disebutkan pengertian Hak Tanggungan. Yang dimaksud dengan Hak Tanggungan adalah: “Hak jaminan yang
dibebankan hak atas tanah sebagaimana yang dimaksud dalam UUPA berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan
dengan tanah itu untuk pelunasan hutang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-
kreditur lainnya.
Menurut Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, dari rumusan Pasal 1 butir 1 UUHT dapat diketahui bahwa: “pada dasarnya suatu Hak Tanggungan
adalah suatu bentuk jaminan pelunasan utang, dengan hak mendahului, dengan objek jaminan berupa hak-hak atas tanah yang diatur dalam UUPA”.
38
Sedangkan Menurut Boedi Harsono Hak Tanggungan adalah “Hak penguasaan atas tanah, berisi kewenangan bagi kreditur untuk berbuat sesuatu
mengenai tanah yang dijadikan agunan. Tetapi bukan untuk dikuasai secara fisik dan digunakan, melainkan untuk menjualnya jika debitur cedera janji dan
mengambil dari hasilnya seluruhnya atau sebagian sebagai pembayaran lunas hutang debitur kepadanya.
39
38
Kartini Muljadi, Gunawan Widjaja. Hak Tanggungan. Kencana Prenada Media. Jakarta, 2005, hal 13
39
Boedi Harsono, “Konsepsi Pemikiran Tentang Undang-Undang Hak Tanggungan”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Kesiapan dan Persiapan dalam Rangka
Pelaksanaan Undang-Undang Hak Tanggungan, Bandung, 27 Mei 1996, hal.1
2. Dasar Hukum Hak Tanggungan