4.2. Karakteristik Pasar Tradisional Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis meneliti di pasar tradisional Petisah yang terletak di Kecamatan Medan Petisah. Kecamatan Petisah merupakan kecamatan
dengan jumlah pedagang terbanyak di Kota Medan. Dari data dilapangan, diketahui Pasar Petisah memiliki luas lahan sebesar 24.256 m
2
dengan jumlah pedagang telur ayam ras sebanyak 5 orang.
4.3. Karakteristik Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen telur ayam ras yang melakukan pembelian di Pasar Petisah dan Pedagng yang berjualan telur ayam di
Pasar Petisah.
4.3.1. Konsumen
Karakteristik Konsumen yang dimaksud meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, dan
pendapatan.
4.3.1.1. Umur
Gambaran keadaan umur sampel konsumen di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6. Distribusi Sampel Konsumen Berdasarkan Kelompok umur Kelompok Umur Tahun
Besar Sampel jiwa Persentase
20-24 3
10 25-29
5 16,7
30-34 4
13,3 35-39
4 13,3
40-44 2
6,67 45-49
3 10
50-55 5
16,7 55-59
1 3,3
60-64 3
10 Sumber : Data Diolah dari lampiran 1
Dari Tabel 4.6 dapat dilihat besar sampel konsumen tertinggi berada di kelompok umur 25-29 dan 50-55 tahundengan jumlah masing-masing 5 jiwa 16,7 dan
yang terendah pada kelompok umur 55-59 tahun dengan jumlah 1 jiwa 3,3
4.3.1.2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan sangat erat hubungannya dengan pengetahuan terhadp suatu barang baik dari segi kualitas ataupun manfaatnya. Adapun tingkat pendidikan
sampel konsumen dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini
Tabel 4.7. Tingkat Pendidikan Sampel Konsumen Tingkat Pendidikan
Besar Sampel Jiwa Persentase
9 8
26,7 12
10 33,3
15 9
30 16
1 3,3
18 2
6,7 Total
30 100
Sumber : Data diolah dari lampiran 1 Dari Tabel 4.7 dapat dilihat besar sampel konsumen tertinggi berada pada
tingkat SMA dengan jumlah 10 jiwa 33,3 dan yang terendah berada pada tingkat S1 dengan jumlah 1 jiwa 6,7.
4.3.1.3. Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan sampel konsumen dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.8. Distribusi Sampel Konsumen berdasarkan Jumlah Tanggungan Jumlah Tanggungan Jiwa
Besar Sampel Jiwa Presentase
0-2 8
26,7 3-5
18 60
6 4
13,3 Total
30 100
Sumber : Data diolah dari lampiran 1 Dari Tabel 4.8 dapat dilihar bahwa besar sampel tertinggi berada pada
kelompok tanggungn 3-5 jiwa dengan jumlah 18 jiwa 60 dan yang terendah pada kelompo tanggungan 6 jiwa dengan jumlah 4 jiwa 13,3 .
4.3.1.4. Pendapatan
Pendapatan sampel Konsumen sangat bervariasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.9
Tabel 4.9. Distribusi sampel Konsumen Bedasarkan Pendapatan Rata-rata KeluargaBulan
Pendapatan RpBulan Besar Sampel Jiwa
Persentase 2.000.000
2 6,67
2.000.000 - 4.000.000 13
43,3 4.000.000
15 50
Sumber : Data diolah dari lampiran 1 Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa besar sampel konsumen tertinggi
berada pada kelompok pendapatan Rp. 4.000.000 dengan jumlah 15 jiwa 50 dan yang terendah berad pada kelompok pendapatan Rp. 2.000.000 dengan
jumlah 2 jiwa 13,3.
4.3.2. Pedagang
Karakteristik pedagang yang dimaksud meliputi :
4.3.2.1. Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran telur ayam ras adalah biaya yang dikeluarkan pedagang dalam penjualan telur ayam ras. Semakin banyak telur yang ditawarkan semakin
besar biaya pemasaran yang dikeluarkan pedagang. Biaya pemasaran pedagang telur ayam ras dalam penelitian ini sangat bervariasi, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada table 4.10 berikut ini : Tabel 4.10. Distribusi sampel Pedagang Bedasarkan Biaya Pemasaran
No. Biaya Pemasaran
Besar Sampel Jiwa
Besar Sampel 1
200.000-300.000 3
60 2
300.000-400.000 2
40
Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa besar sampel tertinggi berada pada kelompok biaya Rp. 200.000-300.000 dengan jumlah 3 jiwa 60 dan yang terendah berada
pada kelompok biaya Rp. 300.000-400.000 dengan jumlah 2 jiwa 40. 4.3.2.2. Keuntungan Profit
Profit adalah keuntungan yang diperoleh pedagang dalam menjual hasil dagangannya. Jika keuntungan yang diperoleh pedagang tinggi maka jumlah
barang yang ditawarkan juga tinggi. Profitkeuntungan pedagang telur ayam ras dalam penelitian ini sangat bervariasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
4.11 berikut ini : Tabel 4.11. Distribusi Sampel Pedagang Berdasarkan Keuntungan
No Keuntungan Rp
Besar Sampel Jiwa Besar Sampel
1 2.000.000-3.000.000
3 60
2 3.000.000.-4.000.00
1 20
3 4.000.000
1 20
Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa besar sampel tertinggi berada pada kelompok keuntungan Rp. 2000.000-3000.000 dengan jumlah 3 jiwa 60 dan yang
terendah berada pada kelompok biaya Rp. 3000.000-4000.000 dan Rp.4000.000 dengan jumlah masing-masing 1 jiwa 20.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Untuk Membuktikan Hipotesis 1, Tren Perkembangan Konsumsi Telur Ayam Ras Dari Tahun 2010 Hingga 2014 Di Sumatera Utara
Tabel 5.1. Konsumsi Telur Ayam Sumatera Utara tahun 2010-2014 Tahun
Konsumsi Pertumbuhan
KgKapMinggu KgKapTahun
2010 0,129
6,726 -
2011 0,127
6,622 -1,55
2012 0,125
6,581 -1,57
2013 0,128
6,691 2,66
2014 0,132
6,882 2,85
Sumber : BPS Tahun 2015 Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa tahun 2011 dan 2012 terdapat penurunan
konsumsi telur ayam sebesar -1,55 dan -1,57 . Tetapi pada tahun 2013 dan 2014 terjadi peningkatan konsumsi telur sebesar 2,66 dan 2,85, Pada tahun
2011 dan 2012 terjadi penurunan konsumsi diakiabatkan oleh kasus flu burung yang merebak. Tetapi setelah kasus flu burung dapat diatasi, respon masyarakat
pada konsumsi telur menjadi baik. Hal ini dibuktikan oleh terjadinya kenaikan konsumsi telur ayam ras. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsumsi telur ayam
ras pada tahun 2010 hingga 2014 mengalami penurunan, namun setelah itu terjadi kenaikan konsumsi yang signifikan.
5.2. Untuk Membuktikan Hipotesis 2, Tren Perkembangan Produksi Telur Ayam Ras Dari Tahun 2010 Hingga 2014 Di Sumatera Utara
Tabel 5.2. Produksi telur tahun 2010 – 2014 Sumatera Utara Tahun
Produksi Telur Ayam Ras Pertumbuhan 2010
79.204,1
- 2011
80.590,23
1,75 2012
108.018,10
34,03 2013
140.710,63
30,26 2014
146.797,30
4,4
Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Utara Tahun 2015
Dari tabel 5.2 dapat kita lihat bahwa pada tahun 2011 terjadi peningkatan produksi sebesar 1.386,13 butir atau sebesar 1,75. Pada tahun 2012 terjadi
peningkatan produksi terbesar yaitu 28.814 butir atau sebesar 34,03. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 32.692,53 butir atau sebesar 30,2. Dan pada
tahun 2014 terjadi peningkatan produksi sebesar 5.996 butir atau sebesar 4,4. Sehingga dapat dijelaskan bahwa setiap tahun mulai tahun 2010-2014 terdapat
tren positif pertumbuhan produksi terlur setiap tahunnya.
5.3. Untuk Membuktikan Hipotesis 3, Terdapat pengaruh nyata faktor harga beli konsumen, pendapatan konsumen, jumlah tanggungan dan harga
barang subsitusi terhadap permintaan telur ayam ras di pasar tradisional Petisah, kota Medan.
Dari hasil penelitian terhadap 30 sampel konsumen yang berbelanja di pasar tradisional Petisah di Kecamatan Medan Petisah, dapat dilihat faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras di tingkat konsumen di Kota Medan.
Permintaan telur ayam ras dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti harga telur ayam ras X
1
, pendapatan rata-rata keluargabulan X
2
, jumlah
tanggungan X
3
, dan harga tempe X
4
. Untuk menguji pengaruhnya, maka perlu dilakukan pengujian dengan analisis regresi linier berganda dengan metode
Ordinary Least Square OLS atau metode kuadrat terkecil menggunakan alat
bantu SPSS 16.0 baik secara serempak maupun secara parsial. Namun sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi klasik untuk memenuhi prinsip BLUE Best Linear Unbiased Estimator yakni mengetahui sejauh mana model estimasi permintaan telur ayam ras
mempunyai sifat-sifat yang tidak biasa, efisien dan konsisten hingga diperoleh model regresi terbaik.
Hasil Uji Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas
Uji normalitas dapat dilihat dari Grafik Histogram residualnya atau Grafik Normal P-P Plot
hasil pengolahan dengan SPSS seperti berikut:
Gambar 5.1 Grafik Histogram Jumlah Permintaan Telur Ayam Ras
Berdasarkan Grafik Histogram di atas dapat dilihat bahwa rata-rata residual sama dengan nol. Grafik Histogram menunjukkan kurva yang simetris
dimana pola kurva tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Hal ini berarti bahwa rata-rata residual model terdistribusi dengan normal. Selain itu, uji normalitas juga
dapat dilihat dari Grafik Normal P-P Plot berikut ini.
Gambar 5.2 Grafik Normal P-P Plot Jumlah Permintaan Telur Ayam Ras Berdasarkan tampilan Grafik Normal P-P Plot di atas terlihat bahwa titik
menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Ini menunjukkan bahwa data model terdistribusi dengan normal.
b. Uji Multikolinearitas