berpendapat bahwa membagi kecemasan menjadi 3 tiga, yaitu: Teori Kecemasan

Kecemasan berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu bahaya yang perlu diatasi. b. Teori Interpersonal Kecemasan terjadi dari ketakutan dan penolakan interpersonal, hal ini digabungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan seperti kehilangan atau perpisahan yang menyebabkan seseorang tidak berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami kecemasan berat. c. Teori Perilaku Kecemasan merupakan hasil frustasi segala sesuatu yang mengganggu kemampuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Para ahli perilaku menganggap kecemasan merupakan suatu dorongan, yang mempelajari berdasarkan keinginan untuk menghindari rasa sakit. Pakar teori meyakini bahwa bila pada awal kehidupan dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan maka akan menunjukkan kecemasan yang berat pada masa dewasanya. Sementara para ahli teori konflik mengatakan bahwa kecemasan sebagai benturan-benturan keinginan yang bertentangan. Mereka percaya bahwa hubungan timbal balik antara konflik dan daya kecemasan yang kemudian menimbulkan konflik. d. Teori Keluarga Gangguan kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata dalam keluarga, biasanya tumpang tindih antara gangguan cemas dan depresi. e. Teori Biologi Teori biologi menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor spesifik untuk benzodiasepin. Reseptor ini mungkin mempengaruhi kecemasan.

3. Tingkat Kecemasan

Menurut Peplau 2004 dalam Suliswati et al., 2005, mengatakan bahwa ada 4 empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu: a. Kecemasan Ringan Dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari-hari. Individu masih waspada serta lapang persepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas, Contohnya sebagai berikut: 1 Seseorang yang menghadapi ujian akhir. 2 Pasangan dewasa yang akan memasuki jenjang pernikahan. 3 Individu yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 4 Individu yang tiba-tiba dikejar anjing menggonggong. b. Kecemasan Sedang Individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan lapangan persepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain, contohnya sebagai berikut: 1 Pasangan suami-istri yang menghadapi kelahiran bayi pertama dengan risiko tinggi. 2 Keluarga yang menghadapi perpecahan berantakan. 3 Individu yang mengalami konflik dalam pekerjaan. c. Kecemasan Berat Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detil yang kecil spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal-hal lain. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintaharahan untuk terfokus pada area lain, contohnya sebagai berikut: 1 Individu yang mengalami kehilangan harta benda dan orang yang dicintai karena bencana alam. 2 Individu dalam penyanderaan. d. Panik Individu kehilangan kendali diri dan detail perhatian hilang. Karena hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif. Biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian. Contohnya: individu dengan kepribadian pecah depersonalisasi.

4. Penyebab Kecemasan

Menurut Purba et al., 2008, kecemasan dapat disebabkan oleh: a. Adanya perasaan takut tidak diterima dalam suatu lingkungan tertentu. b. Adanya pengalaman traumatis seperti trauma akan berpisah, kehilangan atau bencana. c. Adanya rasa frustasi akibat kegagalan dalam mencapai tujuan. d. Adanya ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan terhadap kebutuhan dasar. e. Adanya ancaman terhadap konsep diri: identitas diri, harga diri, dan perubahan peran.