Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance

30 peran berikut berwenang. Pedoman pokok pelaksanaannya antara lain sebagai berikut: 36 a. Perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing – masing organ perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai – nilai perusahaan corporate values, dan strategi perusahaan. b. Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG. c. Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan perusahaan. d. Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi. e. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap perusahaan dan semua karyawan harus berpegang pada etika bsinis dan pedoman perilaku yang telah disepakati. 36 KNKG, Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, h.6. 31 3 Pertanggungjawaban responsibility yaitu kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku dan prinsip – prinsip pengelolaan yang sehat. Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk mematuhi hukum dan ketentuanperaturan yang berlaku, termasuk tanggap lingkungan dimana perusahaan berada. Pedoman pokok pelaksanaannya antara lain sebagai berikut: 37 a. Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati – hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang – undangan, anggaran dasar dan peraturan perusahaan. b. Perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab sosial dengan antara lain peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai. 4 Independensi independency yaitu pengelolaan bank secara profesional dan tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak manapun. Pedoman pokok pelaksanaannya antara lain sebagai berikut: a. Masing – masing organ perusahaan harus menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak 37 KNKG, Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, h.6. 32 terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif. b. Masing – masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang – undangan, tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain. 5 Kewajaran fairness yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak – hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Pedoman pokok pelaksanaannya antara lain sebagai berikut: 38 a. Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan masukan danmenyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan masing – masing. b. Perusahaan harus memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku kepentingan sesuai dengan 38 KNKG, Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, h.7. 33 manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan. c. Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.

5. Dasar Hukum Penerapan Good Corporate Governance

Penerapan GCG berdasarkan pada peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia, secara rinci yaitu: 39 1. UU No. 7 Tahun 1992 dan UU No. 10 Tahun 1998 sebagai perubahan dari UU No. 7 tentang perbankan telah menetapkan beberapa rambu yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan GCG. 2. Bank Indonesia mengeluarkan sejumlah peraturan tentang praktik GCG pada sektor perbankan, antara lain PBI No. 322PBI2001 tentang transparansi kondisi bank dan PBI No. 225PBI2001 tentang penetapan status bank dan penyerahan bank ke BPPN. PBI No. 223PBI2000 tentang fit dan proper test bagi calon pemilik, Dewan Komisaris, Direksi, dan pejabat eksekutif bank. PBI No. 16PBI1999 tentang penugasan direktur kepatuhan. 3. PBI No. 227PBI2000 tentang bank umum, yang mana di dalamnya diatur kriteria yang wajib dipenuhi calon anggota Direksi 39 Indra Surya dan Ivan Yustiavandan, Penerapan Good Corporate Governance Mengesampingkan Hak – Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha, Jakarta: Kencana, 2006, h.117-118. 34 dan Komisaris bank umum, serta batasan transaksi yang dperbolehkan atau dilarang dilakukan oleh pengurus bank. Penguatan Dewan Direksi dan Komisaris ini juga didukung oleh PBI No. 525PBI2003 tentang penilaian kemampuan dan kepatutan fit and proper test. 4. PBI No. 58PBI2003 tentang penerapan manajemen resiko bagi bank umum, PBI tersebut mewajibkan bank untuk menetapkan wewenang dan tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang terkait dengan penerapan manajemen resiko. 5. PBI No. 84PBI2006 tentang pelaksanaan GCG bagi bank umum yang kembali disempurnakan melalui PBI No. 814PBI2006 tentang pelaksanaan GCG bagi bank umum. 6. PBI No. 912PBI2007 tentang insentif dalam rangka konsolidasi perbankan yang sebelumnya telah diatur dalam PBI No. 817PBI2006. 7. PBI No. 1133PBI2009 tentang pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah BUS dan Unit Usaha Syariah UUS merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam rangka membangun industri perbankan syariah yang sehat dan tangguh, maka dari itu diperlukan pelaksanaan GCG bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah yang efektif. 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati. 40 Penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi dan dialami sekarang, sikap dan pandangan yang menggejala saat sekarang, hubungan antarvariabel, pertentangan dua kondisi atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan – perbedaan antarfakta, dan lain – lain. 41 Oleh karena itu, pendekatan ini diharapkan banyak menggali masukan dan informasi dari data – data yang telah penulis kumpulkan dari berbagai sumber yang kemudian akan menghasilkan data deskriptif. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini memadukan dua jenis penelitian, yaitu: 40 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h. 21. 41 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2005, h. 26. 36 a. Penelitian Kepustakaan Library Research, yaitu dengan mengumpulkan data yang berasal dari laporan GCG BSM tahun 2013, Surat Edaran BI No. 1213DPbS Tanggal 30 April 2010, kutipan buku – buku, artikel, makalah, hasil seminar, situs internet, dan sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. b. Penelitian Lapangan Field Research, yaitu peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mendapatkan data hasil pengamatan atau informasi dari responden. Peneliti langsung terjun ke kantor Bank Syariah Mandiri yang terletak di MH Thamrin. 3. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil penelitian lapangan seperti Laporan Pelaksanaan GCG Perusahaan Tahun 2013, wawancara dengan pihak bank yang bersangkutan, dan kuesioner yang merujuk kepada PBI No. 1133PBI2009. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari literatur – literatur kepustakaan seperti buku – buku, jurnal, majalah, serta sumber lainnya yang berkaitan dengan materi penulisan skripsi ini.