Analisis Teori Konstruktivisme pada Aplikasi Constructivism e-Learning

Pada Gambar 4.43 telihat bahwa data kelas Teknik Kompilasi telah tersimpan di dalam database sehingga dapat disimpulkan proses penambahan kelas telah berjalan dengan baik. Selanjutnya kita akan menguji tampilan pada halaman Class untuk pelajar. Tampilan dari halaman Class untuk pelajar yang ditunjukkan Gambar 4.44. Gambar 4.44 Contoh Tampilan Halaman Kelas Pelajar Pada Gambar 4.44 terlihat bahwa kelas Teknik Kompilasi sudah tersedia dan siap untuk diikuti oleh pelajar. Setelah melakukan registrasi pada kelas, maka kita akan mengakses halaman informasi kelas Teknik Kompilasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modul Class telah berfungsi dengan baik dan memenuhi pengujian validasi.

4.3 Analisis Teori Konstruktivisme pada Aplikasi Constructivism e-Learning

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa aplikasi ini dirancang dengan menggunakan teori pembelajaran konstruktivisme sebagai landasannya. Alasan mengapa teori konstruktivisme digunakan pada perancangan aplikasi sistem pembelajaran online Constructivism e-Learning ini, antara lain dikarenakan teori konstruktivisme merupakan teori yang sedang banyak dikembangkan pada saat ini. Johnny Firman : Analisis Teori Konstruktivisme Pada Model Perangkat lunak Pembelajaran Online, 2009. Banyak sistem pembelajaran yang mulai menerapkan konsep konstruktivisme, meskipun tidak secara murni. Alasan lainnya adalah teori konstruktivisme dinilai cocok untuk sistem pembelajaran online, sebab teori ini mengedepankan keaktifan pelajar dalam proses pembelajaran, dan tuntutan ini didukung dengan baik oleh fasilitas-fasilitas yang mampu disediakan oleh perangkat lunak pembelajaran online. Pada aplikasi Constructivism e-Learning, konsep konstruktivisme digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam merancang modul yang akan dilibatkan. Berikut contoh penerapan teori konstruktivisme dalam aplikasi Constructivism e-Learning: 6. Teori konstruktivisme beranggapan bahwa proses pembelajaran merupakan proses yang aktif. Hal ini diwujudkan dengan membuat pelajar untuk aktif dalam berbagai aktivitas pembelajaran. dengan melibatkan modul-modul, misalnya modul Notes, Exam, Forums, dan Journal. Pada modul Notes, parameter penilaian aktivitas pelajar dilihat dari komentar yang dikirimkan pelajar sebagai tanggapan atas materi pembelajaran yang diberikan, dan melalui tugas berkaitan dengan materi tersebut. Pada modul Exam, penilaian didasarkan pada hasil jawaban pelajar. Pada modul Forum, penilaian didasarkan pada rank atau tingkatan yang dicapai pelajar, yang ditentukan berdasarkan seberapa banyak jawaban yang dinilai sah oleh admin atau pengajar yang memiliki otoritas yang diberikan pelajar dalam forum. Pada modul Journal, parameter penilaian presentasi jurnal, topik yang diangkat, dan informasi yang diberikan. Presentasi jurnal mengacu pada bagaimana membuat tulisan yang menarik, jelas, dan mudah dipahami, penilaian terhadap topik mengacu pada permasalahan atau tema umum yang diangkat dalam jurnal, dan penilaian informasi memprioritaskan pada isi jurnal, yakni relevansi dari informasi yang terdapat pada jurnal, pembahasan, hingga referensi sumber informasi yang berkaitan. 7. Proses pembangunan pengetahuan tak lepas dari pengaruh pentingnya interaksi dan komunikasi antara pelajar atau pengajar dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan melalui komunikasi yang baik, maka pelajar dapat saling bertukar pikiran dan berbagi pengalaman. Dalam hal ini, aplikasi yang dibangun mendukung proses komunikasi dengan menyediakan modul Forums dan Private Messages. Parameter penilaian terhadap modul ini diarahkan pada penilaian tugas kelompok yang memanfaatkan interaksi antara pelajar dalam kelompoknya. Johnny Firman : Analisis Teori Konstruktivisme Pada Model Perangkat lunak Pembelajaran Online, 2009. 8. Proses pembelajaran secara kooperatif dan kolaboratif harus mampu diterapkan dalam pembelajaran secara konstruktif. Untuk memenuhi hal ini, aplikasi ini menyediakan menu Groups untuk menentukan kelompok bagi suatu kelas pelajaran. Parameter penilaian terhadap modul ini diarahkan pada penilaian tugas kelompok yang memanfaatkan interaksi antara pelajar dalam kelompoknya. 9. Pelajar harus diberi kesempatan untuk mengontrol proses pembelajaran. Dalam hal ini, pelajar bebas menentukan sendiri pencapaian dari proses pembelajaran yang mereka ikuti, dan pengajar berperan untuk menuntun dan memberi saran atas proses yang mereka tempuh. Artinya, kebebasan untuk mengontrol proses pembelajaran bagi para pelajar bukan berarti mereka dapat sesuka hati dalam belajar. Mereka tetap harus mengikuti prosedur pembelajaran, seperti jadwal belajar, pengumpulan tugas, ujian, dan aktivitas lain yang telah diatur oleh pengajar. Kebebasan yang dipunyai pelajar adalah menentukan bagaimana mereka mengoptimalkan fasilitas berupa modul-modul yang disediakan aplikasi ini untuk meraih pencapaian pembelajaran mereka sendiri. 10. Pelajar harus diberikan kesempatan untuk mengingat kembali bahan yang telah dipelajari. Hal ini dapat diterapkan diantaranya dengan memberikan pertanyaan atau tugas dan menugaskan pelajar untuk membuat jurnal yang berkaitan dengan topik pembelajaran. Dalam aplikasi ini, pembuatan jurnal dapat dilakukan melalui modul Journal. 11. Sistem ujian yang menggunakan sistem essay test digunakan sebagai indikator apakah pelajar benar-benar memahami materi pembelajaran dalam menjawab soal- soal ujian. Selain itu melalui jawaban yang disertai penjelasan, pengajar dapat menilai tingkat pemahaman pelajar. 12. Sistem pemberian nilai yang diprioritaskan pada tingkat keaktifan pelajar. Penilaian tidak lagi diprioritaskan pada ujian, seperti pada sistem pembelajaran yang konvensional. Pada aplikasi ini, persentase penilaian untuk aktivitas dan tugas lebih besar dibandingkan nilai ujian. Proses analisis teori konstruktivisme pada aplikasi Constructivism e-Learning ini dilakukan dengan melihat bagaimana keunggulan dan kelemahan dari implementasi teori konstruktivisme pada aplikasi ini, sehingga dapat diprediksi kinerja Johnny Firman : Analisis Teori Konstruktivisme Pada Model Perangkat lunak Pembelajaran Online, 2009. dari sistem pembelajaran yang dibangun. Berikut adalah beberapa keunggulan yang mungkin dicapai dari aplikasi tersebut: 1. Banyaknya modul pembelajaran yang disediakan aplikasi akan mendukung pelajar agar lebih aktif dan dinamis dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan kemandirian pelajar. 2. Berdasarkan konsep konstruktivisme, aplikasi ini menerapkan konsep pembelajaran yang kolaboratif, dan mendukung sistem pembelajaran yang berkelompok sehingga dapat mendorong pelajar untuk lebih menambah kemampuan berinteraksi dan memperluas wawasannya. 3. Dinilai dari efisiensi waktu, pada aplikasi ini, pelajar tidak perlu berlama-lama menghabiskan waktunya untuk mempelajari topik yang telah dikuasainya. Karena sistem memberikan kebebasan bagi pelajar untuk memilih sendiri materi dan topik yang ingin diprioritaskan dalam proses belajarnya. 4. Aplikasi ini akan membuat proses belajar terasa lebih menarik karena pelajar dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tidak lagi tergantung pada bahan-bahan yang diberikan pengajar. 5. Dari segi pemahaman materi, pembelajaran yang berbasis konstruktivisme lebih optimal. Hal ini disebabkan pelajar dituntut untuk membangun pengetahuannya sendiri sehingga memacu mereka untuk membentuk pemahamannya sendiri, dengan mengaplikasikannya pada berbagai aktivitas pembelajaran. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui terdapat beberapa kelemahan dari penerapan konsep konstruktivisme pada aplikasi ini, beberapa diantaranya yaitu: 1. Penerapan konsep konstruktivisme pada aplikasi ini, menyebabkan pelajar diberikan kebebasan untuk belajar sesuai caranya sendiri. Artinya peran pengajar tidak lagi dominan. Jika pelajar kurang cermat untuk aktif dalam belajar, maka pelajar malah akan semakin tertinggal. 2. Pada aplikasi ini, peran pengajar yang kurang dominan kemungkinan dapat membuat pelajar menjadi malas belajar, karena motivasi belajar harus bersumber dari pelajar itu sendiri. 3. Konsep konstruktivisme yang mendukung sistem belajar yang kooperatif dan kolaboratif ternyata juga memiliki kelemahan, diantaranya kemungkinan terdapat pembagian tugas yang tidak seimbang pada sebuah kelompok, dan kemungkinan Johnny Firman : Analisis Teori Konstruktivisme Pada Model Perangkat lunak Pembelajaran Online, 2009. adanya kelompok yang anggotanya tidak cocok satu sama lain, dapat menimbulkan hambatan dalam proses belajar.

4.4 Implementasi Ascynchronous Learning pada Aplikasi Constructivism e-Learning