Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 Terkait pendaftaran jaminan fidusia pada kendaraan bermotor pandangan yang dipahami saat ini yaitu lembaga pembiayaan boleh mendaftarkan secara sukarela jaminan fidusia, artinya lembaga pembiayaan bebas memilih untuk mendaftakan pembebanan jaminan fidusia ke kantor pendaftaran jaminan fidusia atau tidak karena perjanjian fidusia dipisahkan dari perjanjian pokok kredit 6 dan pandangan lain yang mengatakan bahwa tidak ada klausul yang kewajiban pembebanan jaminan fidusia oleh perusahaan pembiayaan 7 , sehingga perusahaan pembiayaan tidak berkewajiban untuk mendaftarkan jaminan fidusia. Otoritas Jasa Keuangan sampai Febuari 2013 tengah menyiapkan aturan pengawasan bagi industri pembiayaan. Aturan pengawasan ini nantinya berlaku bagi semua perusahaan pembiayaan yang ada di Indonesia, baik yang telah mendaftar jaminan fidusia maupun yang belum. Aturan pembiayaan yang dibahas akan mengacu kepada persoalan kehati-hatian prudential dalam laporan keuangan industri pembiayaan. Selain itu, pengawasan difokuskan pada perhitungan risiko yang muncul dari perusahaan pembiayaan tersebut. OJK akan menerapkan peraturan sesuai dengan UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, Serta tidak akan merevisi PMK No.130PMK.0102012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan Bermotor Dengan Pembebanan Jaminan Fidusia, yang selama ini menjadi acuan dalam pelaksanaan fidusia. 6 Hukum Online, Pendaftaran Fidusia Bersifat Sukarela, diakses 08 Oktober 2013, pukul 8:17 PM http:www.m.hukumonline.com 7 Hukum Online, Wajib Tidaknya Pembebanan Fidusia terhadap Nasabah, diakses diakses 08 Oktober 2013, pukul 8:17 PM http:www.m.hukumonline.com 5 Berdasarkan hal tersebut di atas penulis mengajukan penelitian lebih lanjut ke dalam bentuk sebuah skripsi dengan judul “Peran Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Pengawasan Pendaftaran Jaminan Fidusia Tinjauan Yuridis Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130PMK.0102012”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka identifikasi masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana model pengawasan OJK terhadap sektor lembaga keuangan non- bank sesuai UU No 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan; 2. Apakah pendaftran jaminan fidusia merupakan tugas pengawasan OJK; 3. Bagaimana prosedur pendaftaran jaminan fidusia sesuai UU No 42 Tahun 1999 dan PMK No 130PMK0102012; 4. Apakah jaminan fidusia dapat dipisahkan dari perjanjian pokok kredit; 5. Bagaimana jika pembebanan jaminan fidusia dibebankan kepada nasabah atau konsumen atau kreditor;

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan pengawasan OJK, penelitian ini mengambil titik fokus peran Otoritas Jasa Keuangan dalam fungsi dan tujuannya sebagai lembaga tertinggi dalam pengaturan dan pengawasan di sektor lembaga keuangan non-bank dalam hal ini lembaga pembiayaan konsumen kendaraan bermotor. Ruang lingkup ini dibatasi hanya pada tugas 6 Otoritas Jasa Keuangan menggunakan wewenang pengaturan yang memberi kepastian terhadap wajib tidaknya pendaftaran fidusia dalam pembiayaan kendaraan bermotor yang telah diterapkan sebelumnya pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor130PMK.0102012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan Bermotor Dengan Pembebanan Jaminan Fidusia. Pembatasan pembahasan pendaftaran jaminan fidusia hanya pada lembaga keuangan non-bank dalam lembaga pembiayaan konsumen kendaraan bermotor, sehingga tercapai analisis tinjauan yuridis Peraturan Menteri Keuangan Nomor130PMK.0102012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan Bermotor Dengan Pembebanan Jaminan Fidusia.

2. Rumusan Masalah

Sebelum efektifnya OJK pendaftaran jaminan fidusia adalah wajib yang didasari pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130PMK.0102012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan Bermotor dengan Pembebanan Jaminan Fidusia. Namun OJK terkesan menyatakan bahwa pendaftaran jaminan fidusia sifatnya sukarela, alasannya karena Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia dipisahkan dari perjanjian kredit dan tidak bersifat wajib 8 . 8 Hukumonline.com, Wajib Tidaknya Pembebanan Fidusia Terhadap Nasabah diakses 08 Oktober 2013, pukul 8:17 PM http:www.m.hukumonline.com 7 Hal ini tentunya akan membingungkan sehingga berdampak menghambat dan mempersulit dalam pembiayaan kendaraan bermotor dengan jaminan fidusia pada perusahaan pembiayaan multifinance, karena adanya multitafsir terhadap wajib tidaknya pendaftaran jaminan fidusia. Sesuai dengan latar belakang dan dinamika diatas maka rumusan masalah yang penulis ajukan dalam tulisan ini adalah: a. Bagaimana peran pengawasan Otoritas Jasa Keuangan sesuai Undang- Undang No 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan terhadap pendaftaran jaminan fidusia? b. Bagaimana batasan sukarela pendaftaran jaminan fidusia dalam Undang- Undang No 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia dan PMK No 130pmk.0102012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan Bermotor untuk Kendaraan Bermotor dengan Pembebanan Jaminan Fidusia?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menemukan akar masalah mengapa Otoritas Jasa Keuangan bertentangan dengan UU No 42 Tahun 1999 dan Peraturan Menteri Keuangan No 130PMK. 0102012 dalam hal pendaftaran jaminan fidusia yang bersifat sukarela. 8 b. Menemukan hasil analisa wajib tidaknya pendaftaran jaminan fidusia dalam pembiayaan kendaraan bermotor pada lembaga pembiayaan.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Manfaat teoritis 1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada seluruh kalangan akademisi bagi perkembangan ilmu hukum terutama hukum jaminan; 2 Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menjadi proses dan hasil pengetahuan hukum jaminan yang berguna dan dapat menjadi aset pustaka untuk dilankutkan pada penelitian yang sejenis. b. Manfaat praktis 1 Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan terhadap kepastian mengenai apa yang harus dilakukan lembaga pembiayaan sebagai kreditor dalam mendaftarkan jaminan fidusianya; 2 Dapat memberikan perlindungan kepada konsumen sebagai nasabah dari lembaga pembiayaan.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu Study Review

Penelitian yang dilakukan terhadap jaminan fidusia dalam skripsi yang berjudul “HAK DAN POLA EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA PADA PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN MUDHARABAH BANK MUAMALAT”