Fungsi dan Tugas Otoritas Jasa Keuangan Terkait Jaminan Fidusia

54

BAB IV PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP PENGAWASAN

PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA Tinjauan Yuridis Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130PMK.0102012

A. Analisa Peran Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Pendaftaran

Jaminan Fidusia Jaminan Fidusia merupakan jenis transaksi dalam lembaga pembiayaan konsumen dalam sektor lembaga keuangan non-bank termasuk pengaturan dan pengawasan OJK, sesuai Pasal 6 huruf c UU No 21 Tahun 2011,OJK mengatur dan pengawasi kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Selanjutnya Pasal 8 huruf d UU OJK menyebutkan, OJK menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan; dan Pasal 8 huruf f OJK menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu; yang dimaksud dengan “perintah tertulis” dalam pasal 8 huruf f ini adalah perintah secara tertulis untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan kegiatan tertentu guna memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan danatau mencegah dan mengurangi kerugian konsumen, masyarakat, dan sektor jasa keuangan. Perintah tertulis diberikan antara lain untuk mengganti pengurus atau pihak tertentu di lembaga jasa keuangan, menghentikan, 55 membatasi, atau memperbaiki kegiatan usaha atau transaksi, menghentikan atau mengubah perjanjian antara lembaga jasa keuangan dengan pihak lain yang diduga merugikan konsumen, masyarakat, dan sektor jasa keuangan, serta menyampaikan informasi, dokumen, danatau laporan tertentu kepada OJK. 1 Dalam Pasal 9 huruf h OJK berwenang memberikan danatau mencabut: 1 izin usaha; 2 izin orang perseorangan; 3 efektifnya pernyataan pendaftaran; 4 surat tanda terdaftar; 5 persetujuan melakukan kegiatan usaha; 6 pengesahan; 7 persetujuan atau penetapan pembubaran; dan 8 penetapan lain. Semenjak efektif tahun 2013 OJK sudah memberikan izin usaha ke lembaga keuangan non-bank sesuai amanat Pasal 9 huruf h, sepertiizin usaha PT Asuransi Indosurya Jiwa Sukses sebagai perusahaan asuransi jiwa berdasarkan Keputusan Dewan Komisioner No Kep-95D.052013 tanggal 11 Desember 2013, pencabutan izin usaha PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya sebagai perusahaan asuransi jiwa berdasarkan Keputusan Dewan Komisioner No Kep-112D.052013 tanggal 18 Oktober 2013, pembekuan kegiatan usaha PT Tata Internasional Multifinance sebagai Perusahaan Pembiayaan dalam Surat Pengumuman No Peng-01NB.022014 dengan nomor surat S-8NB.22014 tanggal 20 Januari 2014. 2 1 Penjelasan UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan 2 http:www.ojk.go.idiknb-info-terkini diakses 4 April 2014, pukul 2:01pm 56

1. Pendaftaran Jaminan Fidusia

Kewajiban pendaftaran jaminan fidusia ke instansi yang berwenang merupakan salah satu perwujudan asas publisitas dan tujuan pendaftaran jaminan fidusia adalah: a. Untuk memberikan kepastian hukum kepada para pihak yang berkepentingan b. Memberikan hak yang didahulukan preferen kepada penerima fidusia terhadap kreditur yang lain. Ini disebabkan jaminan fidusia memberikan hak kepada penerima fidusia untuk tetap menguasai bendanya yang menjadi objek jaminan fidusia berdasarkan kepercayaan. Pembebanan benda dengan Jaminan Fidusia diatur Pasal 5 yaitu: a. Pembebanan benda dengan jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia dan merupakan akta Jaminan Fidusia; b. Terhadap pembuatan Akta jaminan fidusia dikenakan biaya yang besarnya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Selanjutnya Akta Jaminan Fidusia haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. haruslah berupa akta notaris; b. haruslah dibuat dalam bahasa Indonesia; c. harus berisikan sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut: 1 Identitas pihak pemberi fidusia: 57 Nama lengkap, agama, tempat tinggaltempat kedudukan, tempat lahir tanggal lahir, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan; b. Identitas pihak penerima fidusia, yakni tentang dana seperti tersebut di atas; c. Haruslah dicantumkan hari, tanggal, dan jam pembuatan akta fidusia; d. Data perjanjian pokok yang dijamin dengan fidusia; e. Uraian mengenai benda yang menjadi objek jaminan fidusia, yakni tentang identifikasi benda tersebut, dan surat bukti kepemilikan. Jika benda selalu berubah-ubah seperti benda dalam persediaan inventory haruslah disebutkan tentang jenis, merek, dan kualitas dari benda tersebut. f. Berapa nilai penjaminannya; g. Berapa nilai benda yang menjadi objek jaminan fidusia; Mengacu Pasal 1870 KUH Perdata, bahwa Akta Notaris merupakan akta otentik yang memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna tentang apa yang dimuat di dalamnya di antara para pihak beserta ahli warisnya atau para pengganti haknya. Jadi, bentuk akta otentik dapat dianggap paling dapat menjamin kepastian hukum berkenaan dengan objek jaminan fidusia. Selanjutnya, mengenai pendaftaran jaminan fidusia diatur pada Pasal 11 yang bunyinya: 1 Benda yang dibebani dengan jaminan fidusia wajib didaftarkan; 2 Dalam hal benda yang dibebani dengan jaminan fidusia berada di