39
Yang terpenting untuk dicatat, yang boleh dipukul hanyalah bagian yang tidak membahayakan si istri
19
dan pukulan dalam hal ini adalah dalam bentuk ta’dib atau edukatif, bukan atas dasar kebencian. Bila dengan pukulan ringan
tersebut istri telah kembali kepada keadaan semula masalah telah dapat diselesaikan. Namun bila dengan langkah ketiga cara ini masalah belum dapat
diselesaikan baru dibolehkan suami menempuh jalan lain yang lebih lanjut yaitu dengan jalan perceraian.
D. Faktor-Faktor Penyebab Istri Nusyuz Terhadap Suami
1. Faktor ekonomi
Setiap aktivitas yang dilakukan manusia secara sadar dan sengaja yang bertujuan untuk menghasilkan uang atau sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan baik secara langsung maupun tidak langsung
20
Persoalan ekonomi adalah salah satu hal yang sangat urgen dalam kehidupan rumah tangga. Sebagai kepala keluarga suami harus mampu
mencukupi biaya hidup istri, yaitu berupa belanja sandang, pangan, perhiasan, bahkan pada kebutuhan make up. Dengan begitu istri dapat melakukan
kewajibannya dalam mengurusi rumah tangga. Namun, terkadang istri tidak mensyukuri atas penghasilan suami, yang
telah di usahakan semaksimal mungkin oleh suami, istri tetap menuntut lebih dari batas kemampuan suaminya, dengan melihat kondisi kemampuan suami
19
Amiur Nuruddin,dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam di Indonesia,Jakarta Kencana 2004 cet.1 h. 210
20
Baqir Sharief Qorashi, Keringat Buruh,Penerbit Alhuda 2007 cet.1 h.41
40
terbatas, istri tidak boleh membebaninya dengan menuntut yang berlebihan apalagi sampai bersikap acuh terhadap suami.
2. Faktor karier
Perempuan telah berlomba-lomba untuk menguasai wilayah kerja kaum laki-laki. Mereka mengira bahwa hal tersebut adalah bagian yang dapat
menggambarkan persamaan hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan. Kaum laki-laki menerima saja hal tersebut bahkan mereka
mendorong kaum perempuan untuk melakukan. Maka apa hasil dari pada itu? Akhrinya pintu kehancuran semakin terbuka dalam bangunan kehidupan
masyarakat. Sebagian orang mengatakan, perempuan sekarang terpaksa untuk meninggalkan rumah mereka untuk bekerja. Dengan keluarnya perempuan
untuk bekerja, hilanglah generasi-generasi kita dimasa yang akan datang. Anak-anak telah kehilangann kasih sayang dan asuhan seorang ibu. Hal
tersebut membuat mereka tertimpa kelainan jiwa dan berimbas pada moralitas mereka ketika menginjak dewasa.
21
Realitas hidup kita berkata bahwa keluarnya perempuan untuk bekerja di luar rumah telah menjadi unsure penghancur kehidupan kita sekarang ini.
21
Syaikh Mutawalli As- Sya‟rawi, Fikih Perempuan Muslimah,Sinar Grafika offset 2005
cet.1 h.138
41
Perempuan karier telah menyebabkan kekosongan dan kematian keindahan hidup sebuah keluarga.
22
Dampak negative yang timbul dengan adanya permpuan karier, antara lain seperti berikut
a. Terhadap anak-anak. Perempuan yang hanya mengutamakan kariernya
akan berpengaruh pada pembinaan dan pendidikan anak-anak, maka tidak aneh kalau banyak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan, seperti
perkelahian antar-remaja dan antar-sekolah, penyalah gunaan obat-obat terlarang, minuman keras, pencurian, pemerkosaan, dan sebagainya.
b. Terhadap suami dibalik kabanggan suami yang mempunyai istri
perempuan berkarier yang maju, aktif, dan kreatif, pandai dibutuhkan masyarakat, tidak mustahil menemui persoalan-persoalan denga istrinya.
Istri yang bekerja di luar rumah setelah pulang dari kerjanya tentu ia merasa capek, dengan demikian kemungkinan ia tidak dapt melayani
suaminya denga baik sehingga suami merasa kurang hak-kanya sebagai suami. Waktu yang disishkan istrinya kepadanya tidak dapat memenuhi
kebutuhannya, akibatnya si suami menemukan problem ditempat kerjanya, ia berharap masalah ini bias diselesaikan dengan istrinya, tetapi
tidak terselasikan karena istri pun mengalami masalah di tempat kerjanya.
22
Ibid, h. 142
42
Untuk mengatasi masalahnya, si suami mencari penyelesaian dan kepuasan di luar rumah.
23
c. Terhadap rumah tangga. Kadang-kadang rumah tangga berantakan
disebabkan oleh kesibukan ibu rumah tangga sebagai perempuan karier, yang waktunya banyak tersita oleh pekerjaannya di luar rumah sehingga ia
tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai istri dan ibu rumah tangga. Hal ini dapat menimbulkan pertengkaran, bahkan perceraian kalau tidak ada
pengertian dari suami.
24
3. Faktor seksual