2.4. Perilaku
2.4.1. Definisi dan Determinan Perilaku
Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain, berbicara,
berjalan, menangis, tertawa, membaca, dan sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar Notoatmodjo, 2003. Skiner merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang
terhadap stimulus rangsangan dari luar, namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.
Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor yang membedakan respons terhadap stimulus
yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni:
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan,
yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik,
sosial budaya, ekonomi, dan sebagainya. Menurut Green 1980 dalam Notoatmodjo 2003 faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku ada tiga faktor utama, yakni:
a. Faktor-faktor predisposisi
Faktor-faktor ini mencakup; pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya, ikhwal ini dapat dijelaskan sebagai berikut, untuk
berperilaku kesehatan, misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat pemeriksaan hamil, baik
bagi kesehatan ibu sendirinya dan janinnya, di samping itu kadang-kadang kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakat juga dapat mendorong atau
menghambat ibu untuk periksa hamil, faktor-faktor yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah.
b. Faktor-faktor pemungkin
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya, air bersih, tempat pembuangan sampah,
ketersediaan makanan yang bergizi, termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat puskesmas, rumah sakit, poliklinik, Pelayanan
Terpadu posyandu, Poliklinik Desa polindes, dokter dan bidan praktek swasta, untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung,
fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin.
c. Faktor-faktor penguat
Faktor-faktor ini meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan, undang-undang,
peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu
pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh dari para tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan undang-undang
diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut.
2.5. Karakteristik Bidan terhadap Pemberian Susu Formula