1
BAB I PENDAHULUAN
Pada BAB I ini akan dikemukakan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
1.1 Latar Belakang Penelitian
Proses pembelajaran ideal adalah proses pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan kognitif siswa dari level
yang paling rendah sampai pada level paling tinggi yaitu mengevaluasi dan mencipta. Siswa yang dapat mengembangkan kemampuan mengevaluasi menurut
Anderson dan Krathwohl 2010:125-133 adalah siswa yang mampu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar tertentu seperti kualitas, efektivitas,
efisiensi, dan konsistensi, sedangkan pada kemampuan mencipta adalah siswa mampu membuat produk-produk yang semua siswa dapat dan akan
melakukannya, atau dapat dikatakan bahwa proses mengembangkan kemampuan mencipta meliputi merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.
Inovasi pada proses pembelajaran sangatlah penting dilakukan untuk mencapai proses belajar yang bermakna sehingga dapat mengembangkan
kemampuan kognitif siswa sampai level tertinggi yaitu mengevaluasi dan mencipta. Menurut Sanjaya 2006:193, belajar lebih dari sekedar proses
menghafal dan memupuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk siswa melalui keterampilan berpikir.
Realita yang terjadi di lapangan saat ini sangatlah berbeda dengan apa yang menjadi harapan. Berdasarkan pengamatan pada tanggal 9 dan 10 Januari
2013 di kelas VA SDN Tamanan I Yogyakarta, dapat dilihat bahwa proses pembelajaran IPA masih cenderung berisi hafalan. Siswa dituntut untuk
menghafal materi yang mereka butuhkan untuk menjawab soal, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi tidak bermakna. Selain itu, dapat
dilihat juga metode yang digunakan oleh guru di kelas dominan menggunakan metode ceramah. Proses pembelajaran berpusat pada buku dan penjelasan dari
guru saja sehingga mengakibatkan informasi yang didapat siswa terbatas.
2 Sementara menurut Piaget dalam Sanjaya 2006:194, suatu pengetahuan akan
bermakna apabila dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Selain itu, penggunaan metode ceramah juga membuat siswa tidak memperoleh pengetahuannya secara
langsung, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan kurang dapat memfasilitasi kemampuan kognitif siswa sampai pada level yang tertinggi yaitu
level mengevaluasi dan mencipta. Kesenjangan antara pembelajaran yang ideal dengan kenyataan yang
terjadi di sekolah sangat jelas terlihat di sini. Pembelajaran IPA yang diharapkan dapat memfasilitasi perkembangan dan kemampuan kognitif siswa sampai tahap
mengevaluasi dan mencipta, namun pada kenyataannya hanya menjadi sebuah pembelajaran yang berisi hafalan. Dapat dilihat dari permasalahan yang muncul di
kelas VA SDN Tamanan 1 Yogyakarta tahun ajaran 20122013, diketahui bahwa akar dari permasalahan tersebut adalah kurang maksimalnya pengembangan
kemampuan kognitif siswa sampai level tertinggi sehingga mengakibatkan rendahnya kemampuan mengevaluasi dan mencipta siswa.
Berdasarkan realitas yang terjadi, diperlukan adanya sebuah penelitian yang menggunakan metode inovatif untuk mengetahui pengaruh penggunaan
metode tersebut terhadap kemampuan kognitif siswa sampai level tertinggi yaitu mengevaluasi dan mencipta. Dengan demikian, diharapkan metode pembelajaran
tersebut dapat memfasilitasi siswa untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir mereka sehingga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya. Salah satu
metode pembelajaran yang diduga dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa adalah metode inkuiri. Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Terdapat 6 langkah pelaksanaan pembelajaran inkuiri, yaitu 1 orientasi, 2 merumuskan masalah, 3 mengajukan hipotesis, 4 mengumpulkan
data, 5 menguji hipotesis, dan 6 merumuskan kesimpulan Sanjaya, 2006:194- 195.
Penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta siswa kelas V SDN Tamanan I
Yogyakarta semester genap tahun ajaran 20122013 khususnya pada mata
3 pelajaran IPA Kompetensi D
asar “Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya”. Kelas yang digunakan untuk penelitian adalah kelas VA sebagai kelompok kontrol
dengan jumlah siswa sebanyak 29 anak dan kelas VB sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 25 anak. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi experimental design tipe nonequivalent control group design.
1.2 Rumusan masalah