Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V

SD BOPKRI GONDOLAYU YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

HERONIMUS YUDI KRISTIANTO 091134071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

i

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V

SD BOPKRI GONDOLAYU YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

HERONIMUS YUDI KRISTIANTO 091134071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(3)

ii

SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V

SD BOPKRI GONDOLAYU YOGYAKARTA

Oleh:

Heronimus Yudi Kristianto 091134071

Telah disetujui pada tanggal 17 Juli 2013 Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II


(4)

iii

SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD BOPKRI GONDOLAYU

YOGYAKARTA Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Heronimus Yudi Kristianto NIM: 091134071

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 31 Juli 2013

dan dinyatakan memenuhi syarat.

Susunan panitia penguji

Nama Lengkap Tanda tangan

Ketua : G. Ari Nugrahanta, S.J, S.S., BST., M.A. ………

Sekretaris : E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. ………....

Anggota I : G. Ari Nugrahanta, S.J, S.S., BST., M.A. ………

Anggota II : Agnes Herlina D. H, S.Si., M.T., M.Sc. ………

Anggota III : Dra. Haniek Sri P., M.Pd. ………. Yogyakarta, 31 Juli 2013

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan


(5)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan, penulis persembahkan karya sederhana ini kepada:

1. Tuhan yang selalu memberikan berkat dan naungan-Nya serta kemudahan dalam setiap langkah yang telah penulis tempuh sampai saat ini.

2. Ayah dan ibu yang selalu mendoakan dan menyayangiku, serta semua pengorbanan dan kesabaran yang mereka lakukan sampai saat ini.

3. Kedua kakakku yang telah mendukung penulis selama ini 4. Teman-temanku PGSD 2009 serta yang berbeda tahun angkatan 5. Almamaterku


(6)

v

MOTTO

Tuhan mengulurkan tangan-Nya untuk menolong mereka yang telah berusaha keras. (Aeschylus)

Kita tidak akan mencapai garis finish bila tidak meninggalkan garis start. (Anonim)


(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar refrensi sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Juli 2013 Penulis,


(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Heronimus Yudi Kristianto NIM : 091134071

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V

SD BOPKRI GONDOLAYU YOGYAKARTA

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 17 Juli 2013 Yang menyatakan


(9)

viii

ABSTRAK

Kristianto, Heronimus Yudi. 2013. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengevaluasi Dan Mencipta Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Bopkri Gondolayu Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Kata kunci: inkuiri, kemampuan mengevaluasi, kemampuan mencipta, mata pelajaran IPA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA mengenai materi sifat-sifat cahaya terhadap kemampuan kognitif mengevaluasi dan mencipta pada siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental tipe non-aquivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V.1 sebagai kelompok kontrol dan siswa kelas V.2 sebagai kelompok eksperimen. Cara pengumpulan data dilakukan dengan memberikan soal pretest dan posttest lalu data diolah dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 21 for Windows 64-bit dengan menggunakan tahap untuk kedua kelompok yaitu: 1) uji perbedaan skor pretest, 2) uji perbedaan skor pretest ke posttest, 3) uji perbedaan selisih skor pretest-posttest, 4) uji besar pengaruh, 5) uji retensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis data menunjukkan harga Sig. (2-tailed) kemampuan mengevaluasi 0,024 atau < 0,05, dengan nilai M = -0,52, SE = 0,23, t(73) = -2,31 sehingga Hi diterima dan Hnull ditolak, artinya metode inkuiri berpengaruh secara

signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi dengan besar pengaruh r = 0,44 persentase 19% yang termasuk dalam kategori menengah, dan retensi pengaruh mengalami penurunan sebesar 8,16%. Sedangkan hasil analisis data kemampuan mencipta menunjukkan harga Sig. (2-tailed) 0,039 atau < 0,05, M = -0,48, SE = 0,23, t(73) = -2,09 sehingga Hi diterima dan Hnull ditolak, artinya metode inkuiri

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mencipta dengan besar pengaruh r = 0,63 persentase 36,69% yang termasuk dalam kategori besar, dan retensi pengaruh mengalami penurunan sebesar 2,05%.


(10)

ix

ABSTRACT

Kristianto, Heronimus Yudi. 2013. The Effect of Using Inquiry Method to Teach Science on the Ability to Evaluate and Create for the 5th Grade Students of BOPKRI Gondolayu Primary School Yogyakarta. Yogyakarta: Sanata Dharma University

Keywords : inquiry, evaluate ability, create ability, sciences.

This research purpose is to determine the effect of using inquiry method in sciences about characteristics of light towards evaluate and create cognitive abilities the 5th grade students in SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta academic year 2012/2013.

The kind of this research is conducted on experimental quasy typenon-aquivalent control group design. The population of research is 5th grade students of SD BOPKRI Gondolayu Primary School Yogyakarta. The sample of research is 5.1th grade students as controlled group and 5.2th grade students as experiment group. Method of data collection is done by giving the question pretest and post-test data were processed using a computer program IBM SPSS Statistics 21 for Windows 64-bit by using the stage for the two groups. There are: 1) test score differences in pretest, 2) test score differences in pretest to post-test, 3) test score differences in pretest and post-test difference, 4) the effect of the test, 5) retention test.

The results showed that the inquiry method is significantly affect the ability to evaluate and create. This is shown by the results of the data analysis showed Sig prices. (2tailed) to evaluate the ability of 0.024 or <0.05, with a value of M = -0.52, SE = 0.23, t(73) = -2.31 so that Hi accepted and Hnull rejected, meaning that inquiry method is significantly affect the ability to evaluate with effect sizer = 0,44 percentage 19% are included in the medium categories, and retention effects decreased 8.16%. While the results of data analysis showed the ability to create price Sig. (2-tailed) 0.039 or <0.05, M = -0.48, SE = 0.23, t(73) = -2.09 so that Hi accepted and Hnull rejected, meaning that the inquiry method significantly influence the ability to createwith effect sizer = 0,63percentage 36,69%are included in the major categories, and retention effects decreased 2.05%.


(11)

x

PRAKATA

Puji syukur terhadap Tuhan atas berkah yang telah diberikan sehngga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengevaluasi dan Mencipta pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Bopkri Gondolayu Yogyakarta”, yang ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Selesainya penulisan ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Karena itu, pada kesempatan ini, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi Ph.D., selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar sekaligus dosen pembimbing I yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penyusunan hingga selesai.

3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku Wakaprodi PGSD.

4. Agnes Herlina D H, S.Si., M.T., M.Sc., selaku pembimbing II yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan.

5. Ester Markis Sarwo Rini, S.Pd., selaku kepala SD BOPKRI Gondolayu yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian di SD BOPKRI Gondolayu. 6. Agnita Kristi Purnaningtyas,S.Si., selaku guru mitra SD penelitian yang sudah

banyak membantu peneliti sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar. 7. Siswa kelas V.1 dan V.2 SD BOPKRI Gondolayu yang telah bekerja sama

dalam penelitian ini sehingga penelitian berjalan dengan lancar.

8. Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan hingga skripsi ini selesai.

9. Bapak dan ibu, Y. Salono dan Y. Lestari, serta kakakku mas Iwan dan mas Joko yang selalu menyemangatiku dari tempat yang jauh di sana.

10.Teman-teman penelitian kolaboratif IPA (Dita, Ica, Pram, Paulin, Yuni, Berek, Era, Danang, Santi, Rita, Erming, Lia, Sri, Ika), yang selalu berbagi pengetahuan, semangat dan keceriaan kepada penulis.

11.Teman-teman PPL SD BOPKRI Gondolayu, yang memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.


(12)

xi

12.Teman-teman PGSD USD kelas A 2009 yang selalu memberikan inspirasi dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

13.Yovita Tira yang selalu memberi semangat dalam menyelesaikan karya ilmiah ini

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa isi dalam karya ilmiah ini banyak sekali kekurangan karena penulis tahu bahwa manusia tidak luput dari kesalahan. Penulis sangat menerima semua kritik dan saran dari semua pihak. Penulis juga berharap karya tulis ini berguna bagi semua pembaca.


(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

PRAKATA ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Permasalahan ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAR TEORI ... 5

2.1 Kajian Pustaka ... 5

2.1.1 Teori yang Relevan ... 5

2.1.1.1 Metode Inkuiri ... 5

2.1.1.2 Proses Kognitif Mengevaluasi dan Mencipta ... 11

2.1.1.3 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ... 14

2.1.1.4 Materi Ajar Kelas V ... 15

2.1.2 Penelitian Sebelumnya ... 18

2.1.2.1 Penelitian Tentang Inkuiri ... 18

2.1.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Proses Kognitif... 20

2.1.2.3 Literature Map ... 21

2.2 Kerangka Berpikir ... 22

2.3 Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23


(14)

xiii

3.2 Setting Penelitian ... 24

3.2.1 Lokasi ... 24

3.2.2 Waktu Pengambilan Data ... 25

3.3 Populasi dan Sampel ... 25

3.4 Variabel Penelitian ... 26

3.5 Definisi Operasional ... 26

3.6 Instrumen Penelitian ... 27

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 28

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.9 Teknik Analisis Data ... 31

3.9.1 Uji Normalitas Disribusi data ... 31

3.9.2 Uji Statistik ... 31

3.9.2.1 Uji beda pretest ... 31

3.9.2.2 Uji perbedaan pretest dan posttest ... 32

3.9.2.3 Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest ... 32

3.9.2.4 Menguji besar pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta. ... 33

BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Hasil Penelitian ... 36

4.1.1 Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengevaluasi ... 36

4.1.1.1 Uji perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mengevaluasi ... 38

4.1.1.2 Uji Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengevaluasi ... 39

4.1.1.3 Uji Perbedaan Selisih Skor Prestest-Posttest Kemampuan Mengevaluasi ... 40

4.1.1.4 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengevaluasi ... 42

4.1.1.5 Uji Retensi Pengaruh... 43

4.1.2 Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mencipta ... 45

4.1.2.1 Uji Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mencipta... 46

4.1.2.2 Uji Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mencipta . 48 4.1.2.3 Uji Perbedaan Selisih Skor Prestest-Posttest Kemampuan Mencipta ... 49

4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Mencipta ... 51


(15)

xiv

4.1.2.5 Uji Retensi Pengaruh... 52

4.2 Pembahasan ... 53

4.2.1 Kemampuan Mengevaluasi ... 53

4.2.2 Kemampuan Mencipta ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 57

5.3 Saran ... 57


(16)

xv

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 1 . Jadwal Pengambilan Data ... 25

Tabel 2: Matrik pengembangan instrumen ... 27

Tabel 3. Validitas Instrumen kemampuan mengevaluasi dan mencipta ... 29

Tabel 4. Hasil reliabilitas instrumen ... 29

Tabel 5. Reliabilitas Kemampuan Mengevaluasi dan Mencipta ... 30

Tabel 6. Teknik pengumpulan data ... 30

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Kemapuan Mengevaluasi dan Mencipta ... 37

Tabel 8. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mengevaluasi ... 39

Tabel 9. Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengevaluasi ... 40

Tabel 10: Uji normalitas selisih skor ... 40

Tabel 11. Uji Selisih Skor Kemampuan Mengevaluasi ... 42

Tabel 12. Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengevaluasi . 43 Tabel 13. Uji Beda posttestI dengan posttestII Kemampuan Mengevaluasi ... 44

Tabel 14. Uji Normalitas Kemampuan Mencipta ... 46

Tabel 15 . Uji Beda Skor Pretest Kemampuan Mencipta ... 47

Tabel 16. Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mencipta. ... 48

Tabel 17: Uji Normalitas Data Selisih Skor Mencipta ... 49

Tabel 18: Uji Selisih Skor Posttest Kemampuan Mencipta ... 51

Tabel 19: Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mencipta ... 51


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gb 1. Cahaya merambat lurus ... 15

Gb 2. Cahaya menembus benda bening ... 16

Gb 3. Pemantulan cahaya ... 16

Gb 4. Cermin datar ... 16

Gb 5. Sendok (cermin cekung) ... 17

Gb 6. Cermin cembung pada spion ... 17

Gb 7. Pembiasan cahaya ... 18

Gb 8. Pelangi ... 18

Gb 9. Literature map ... 21

Gb 10. Desain Penelitian ... 23

Gb 11. Variabel Penelitian ... 26

Gb 12 : Diagram Selisih Skor Pretest-Posttest Kemampuan Mengevaluasi ... 42

Gb 13 : Grafik Perbedaan antara Skor Pretest, PosstestI, dan PosttestII Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kemampuan Mengevaluasi ... 45

Gb 14 : Diagram Selisih Skor Pretest-Posttest Kemampuan Mencipta ... 50

Gb 15 : Grafik Perbedaan antara Skor Pretest, PosstestI, dan PosttestII Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kemampuan Mencipta ... 53


(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1: Silabus Kelompok Kontrol ... 61

Lampiran 2: Silabus Kelompok Eksperimen ... 66

Lampiran 3: RPP Kelompok Kontrol ... 70

Lampiran 4: RPP Kelompok Eksperimen ... 79

Lampiran 5: Instrumen Penelitian untuk Pretest dan Posttest ... 98

Lampiran 6: Rubrik Penelitian ... 99

Lampiran 7: LKS Kelompok Kontrol ... 102

Lampiran 8: LKS Kelompok Eksperimen ... 104

Lampiran 9: Kunci Jawaban ... 107

Lampiran 10: Hasil Analisis SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 110

Lampiran 11: Hasil Analisis Data dengan SPSS Kemampuan Mengevaluasi .... 112

Lampiran 12: Hasil Analisis Data dengan SPSS Kemampuan Mencipta ... 116

Lampiran 13: Rekap Nilai Kemampuan Mengevaluasi Kelompok Kontrol ... 120

Lampiran 14: Rekap Nilai Kemampuan Mengevaluasi Kelompok Eksperimen 123 Lampiran 15: Rekap Nilai Kemampuan Mencipta Kelompok Kontrol ... 127

Lampiran 16: Rekap Nilai Kemampuan Mencipta Kelompok Eksperimen ... 130

Lampiran 17: Foto Penelitian ... 133

Lampiran 18: Surat Ijin Penelitian ... 139

Lampiran 19: Surat Keterangan Penelitian ... 140

Lampiran 20: Hasil PISA 2009 ... 141


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Piaget (dalam Gredler, 2011:341) mengatakan bahwa anak dengan rentang usia 7-8 hingga 12-14 tahun termasuk ke dalam kategori periode operasional konkret. Piaget (dalam Suparno, 2001:69) mengatakan anak pada tahap operasi konkret dikategorikan dalam rentang usia 7-11 tahun. Anak dalam kategori tersebut memiliki karakteristik penalaran atau cara berpikir yang logis dan berhubungan dengan objek konkret. Anak mulai mengembangkan beberapa kemungkinan dalam situasi pemecahan masalah dan cara untuk mengesampingkannya secara sistematis. Siswa yang ideal adalah siswa yang mempunyai enam kemampuan kognitif yaitu mengingat, memahami, menganalisis, mengaplikasi, mengevaluasi dan mencipta. Kemampuan mengevaluasi dan mencipta merupakan dua kemampuan tertinggi dalam aspek kognitif. Saat siswa dapat mengevaluasi/mengritisi suatu masalah siswa akan menemukan dan membuat solusi dari permasalahan tersebut. Proses belajar mengajar sangat penting untuk diperhatikan karena proses tersebut merupakan tahap di mana anak memperoleh informasi. Komponen dalam proses belajar mengajar antara lain pendekatan, metode, model, strategi, teknik, materi, media, guru dan siswa. Proses belajar mengajar sangat memerlukan komponen-komponen tersebut. Jika komponen-komponen-komponen-komponen tersebut dipadukan, akan menghasilkan pembelajaran yang berkualitas.

Kualitas pendidikan di Indonesia masih kurang baik. Berdasarkan hasil Program for International Student Assessment (PISA, OECD, PISA 2009 Database) pendidikan di Indonesia khususnya IPA/Science hanya masuk dalam peringkat 60 dari 65 negara peserta dengan nilai 383 dan nilai peringkat pertama adalah 575 (lihat lampiran 19). Dari pengamatan yang dilakukan pada tanggal 9-12 Januari 2013 di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta masih ada guru yang mengajar dengan menggunakan metode ceramah dan terpaku pada buku paket khususnya pada mata pelajaran IPA. Anderson (2010:94) mengatakan bahwa pembelajaran dan asesmen umumnya menekankan satu jenis proses kognitif yaitu mengingat. Handbook paling sering digunakan dalam kurikulum dan ujian kemudian diketahui bahwa kurikulum dan ujian terlalu menekankan pada proses


(20)

2 kognitif mengingat dan kurang memperhatikan proses-proses kognitif yang lebih kompleks (Anderson dan Sosniak, 1994). Siswa tampak pasif karena hanya mendengarkan guru menjelaskan di depan kelas. Penjelasan abstrak yang diberikan guru hanya bisa ditangkap oleh siswa pada saat itu juga dan siswa cepat lupa dengan apa yang dijelaskan oleh guru, hal ini tampak ketika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan guru tentang materi yang baru saja disampaikan. Hal tersebut dapat menghambat kemampuan siswa dalam aspek mengevaluasi dan mencipta karena berdasarkan Taksonomi Bloom kemampuan tersebut merupakan kemampuan yang berada pada level tertinggi yang dimiliki oleh siswa sedangkan metode yang hanya terpaku pada buku hanya menekankan pada kemampuan mengingat. Berdasarkan realita tersebut perlu adanya penelitian yang menggunakan metode pembelajaran inovatif untuk mengetahui pengaruh metode yang digunakan terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta.

Untuk mengatasi rendahnya kemampuan mengevaluasi dan mencipta adalah dengan penggunaan metode pembelajaran inovatif yaitu dengan metode inkuiri. Penggunaan metode inkuiri mempunyai beberapa kelebihan yaitu metode inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan; menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar siswa. Pembelajaran ini dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Kelebihan yang lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata sehingga perkembangan siswa tidak terhambat.

Adapun langkah-langkah yang diberikan adalah (1) Orientasi, yang merupakan langkah untuk membina susana atau iklim pembelajaran yang responsif, hal ini dilakukan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran; (2) Merumuskan masalah, yaitu langkah yang membawa siswa pada suatu persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan masalah itu; (3) Merumuskan hipotesis, merupakan merumuskan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji; (4) Mengumpulkan data, merupakan kegiatan untuk menyaring


(21)

3 informasi yang digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat; (5) Menguji hipotesis, merupakan proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data, (6) Merumuskan kesimpulan, yaitu membuat kesimpulan dari apa yang sudah dipelajari sehingga dapat mengetahui apakah hipotesis yang dibuat benar atau salah. Penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya

dalam Standar Kompetensi “ 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan

membuat suatu karya/model” dan Kompetensi Dasar “6.1 Mendeskripsikan sifat

-sifat cahaya” dan “6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa

dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya”. Siswa SD yang dimaksud adalah siswa kelas V.1 dan V.2 semester genap SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

1.2 Rumusan Permasalahan

Berdasarkan pejelasan diatas, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013?

2. Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013?


(22)

4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi pada siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta 2012/2013.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta 2012/2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1.4.1 Bagi guru

Dapat memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, meningkatkan kreativitas, mampu mengajar dengan metode-metode yang inovatif sehingga pembelajaran menjadi lebih berkualitas.

1.4.2 Bagi siswa

Siswa dapat mengetahui kemampuan sendiri, memiliki pengetahuan bermakna, meningkatkan motivasi dan prestasi.

1.4.3 Bagi sekolah

Dapat meningkatkan mutu sekolah. Dapat memacu untuk mengembangkan model-model pembelajaran inovatif lainya dalam upaya mengembangkan sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

1.4.4 Bagi peneliti

Dapat membantu menyelesaikan skripsi. Dapat menerapkan metode yang didapatkan selama perkuliahan.


(23)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas landasan teori, penelitian yang terdahulu yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis. Landasan teori membahas teori-teori yang relevan dan hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Selanjutnya dirumuskan kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dugaan sementara dari rumusan masalah.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori yang Relevan 2.1.1.1 Metode Inkuiri

1. Pengertian Metode Inkuiri

Sanjaya (2006:194) mengatakan bahwa strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Penekanan proses pada pembelajaran dengan metode inkuiri membantu siswa mendalami secara langsung materi sehingga memiliki kemampuan mengevaluasi dan mencipta yang lebih baik.

Metode inkuiri mempunyai beberapa kelebihan yaitu metode inkuiri menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Metode ini menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar siswa. Pembelajaran ini dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Kelebihan yang lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata sehingga perkembangan siswa tidak terhambat.


(24)

6

2. Prinsip-prinsip metode inkuiri

Pembelajaran metode inkuiri akan lebih optimal bila mengacu prinsip-prinsip metode inkuiri. Menurut Sanjaya (2006:197-199) ada beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru dalam penggunaan metode inkuiri, yaitu: a. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa mencari dan menemukan sesuatu.

b. Prinsip interaksi

Pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi antar siswa maupun interaksi siswa dengan guru, dan bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Dalam hal ini guru sebagai pengatur yang mengarahkan agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka dengan sesama. c. Prinsip bertanya

Kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan, baik bertanya untuk melacak maupun bertanya untuk menguji kemampuan sebab memberikan pertanyaan kepada siswa akan melatih kemampuan berpikirnya.

d. Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak.

e. Prinsip keterbukaan

Memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesisnya dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

Berdasarkan pendapat di atas, perlu diperhatikan prinsip-prinsip tersebut sehingga pembelajaran yang telah dirancang untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas dapat berjalan secara lebih optimal.


(25)

7

3. Macam-macam Metode Inkuiri

Amien (dalam Sriningsih, 2011:7-8) menyebutkan macam-macam inkuiri antara lain :

a. Guided Discovery-Inquiry

Guided Discovery-Inquiry atau yang sering disebut inkuiri terbimbing merupakan metode yang dalam pelaksanaannya guru memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa. Dalam hal ini siswa masih mendapatkan bimbingan dari guru.

b. Modified Inquiry

Modified Inquiry merupakan metode yang memberikan kebebasan siswa untuk memecahkan masalah melalui pengamatan, eksplorasi dan atau prosedur penelitian untuk memperoleh jawaban. Dalam metode inkuiri ini guru memberikan masalah kepada siswa, yang merupakan sumber untuk menemukan cara-cara yang tepat dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada jawaban.

c. Free Inquiry

Dalam Free Inqiuiry siswa mengidentifikasi dan merumuskan masalah sendiri yang akan dipelajari

d. Invitation into Inquiry

Invitation into Inquiry merupakan proses pemecahan masalah yang serupa dengan cara-cara umum yang diikuti oleh para ilmuwan. Cara-cara tersebut antara lain merancang eksperimen, merumuskan hipotesis, menetapkan kontrol, menentukan sebab akibat, menginterpretasikan data, dan menentukan kesimpulan.

e. Inquiry Role Approach

Inquiry Role Approach ini merupakan metode yang melibatkan siswa dalam tim. Tim bekerja sama dalam memecahkan yang berkaitan dengan topik.

Berdasarkan macam-macam metode inkuiri di atas Guided Discovery-Inquiry atau inkuiri terbimbing merupakan inkuiri yang paling sesuai dengan karakter siswa untuk pendidikan dasar. Dalam inkuiri terbimbing ini siswa mendapatkan bimbingan dalam pembelajaran. Peneliti akan membahas pada sub bab berikutnya.


(26)

8

4. Metode Inkuiri Terbimbing

Eggen (2012:177) menjelaskan bahwa temuan terbimbing merupakan satu pendekatan mengajar di mana guru memberi siswa contoh-contoh spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut. Kindsvatter, Wilen, dan Ishler (dalam Suparno, 2007:68) menyatakan bahwa metode inkuiri terbimbing adalah inquiry yang banyak diarahkan oleh guru. Keuntungan dari inkuiri terbimbing (Amien, 1987:133) yaitu :

a. Pengajaran menjadi student centered

b. Membentuk dan mengembangkan konsep diri c. Tingkat pengharapan bertambah

d. Mengembangkan bakat individu e. Menghindari cara belajar tradisional

f. Mengakomodasi dan mengasimilasi informasi

5. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri

Sanjaya (2006:199-203) menuliskan langkah-langkah pelaksanaan inkuiri secara umum yaitu:

a. orientasi

b. merumuskan masalah c. mengajukan hipotesis d. mengumpulkan data e. menguji hipotesis

f. merumuskan kesimpulan

Penjelasan dari masing-masing langkah adalah sebagai berikut: a. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan siswa agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Dalam langkah ini guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Keberhasilan strategi pembelajaran inkuiri tergantung pada kemampuan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Tanpa kemauan dan


(27)

9 kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah:

1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.

2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.

3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

b. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah yang membawa siswa pada persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang diberikan kepada siswa adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dikarenakan dalam rumusan masalah yang ingin dikaji masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri. Melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Teka-teki yang menjadi masalah dalam melakukan metode inkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan.

c. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari sesuatu permasalahan yang sedang dikaji dan karena itu hipotesis perlu diuji kebenarannya. Setiap individu sudah memiliki pengetahuan bawaan dari alam sehingga setiap individu mampu menebak atau mengira-ngira jawaban dari suatu permasalahan. Setiap individu dapat membuktikan tebakannya dengan cara berpikir lebih lanjut atau lebih kritis.

d. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data merupakan aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang dibuat. Proses mengumpulkan data sangat penting dalam penerapan metode inkuiri. Guru dapat membantu siswa dengan


(28)

10 mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis.

e. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Hal yang paling penting dalam pengujian hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Menguji hipotesis dapat diartikan mengembangkan kemampuan berpikir rasional yaitu kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

f. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan merupakan proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan. Merumuskan kesimpulan merupakan puncak dalam proses pembelajaran. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan data-data yang relevan.

Langkah-langkah metode inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan, mempresentasikan hasil, mengevaluasi.

1) Orientasi

Tujuan pada tahap ini siswa dikenalkan pada suatu masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

2) Merumuskan masalah

Setelah dikenalkan dengan masalah, siswa diajak untuk merumuskan masalah yang berupa sutu pertanyaan yang dimulai dengan kata tanya “Apakah…?” dan jawabannya “Ya atau Tidak”.

3) Merumuskan hipotesis

Dalam merumuskan hipotesis siswa diajak untuk melihat rumusan masalah yang sudah dibuat. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah.

4) Melakukan eksperimen

Dilakukan untuk menguji hipotesis yang sudah dibuat benar atau tidak maka dilakukan suatu percobaan.


(29)

11 5) Membuat kesimpulan

Kesimpulan ini merupakan hasil dari kegiatan eksperimen sehingga dapat diketahui apakah hipotesis yang sudah dibuat benar atau tidak. Membuat kesimpulan dilakukan dengan mengulang rumusan hipotesis yang sudah dibuat. 6) Mempresentasikan hasil

Setelah melakukan kegiatan, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil yang sudah diperolehnya.

7) Mengevaluasi

Pada langkah ini siswa diberi suatu soal lalu dikerjakan sesuai dengan langkah yang ditentukan yaitu: merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang percobaan sederhana, membuat kesimpulan lalu mempresentasikan hasil pekerjaan.

2.1.1.2 Proses Kognitif Mengevaluasi dan Mencipta 1. Proses Kognitif Benjamin S. Bloom

Anderson (2010: 43) mengatakan proses kognitif Benjamin S. Bloom terdiri dari beberapa tahap. Yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

a. Mengingat

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Proses mengingat terdiri dari mengenali, mengingat kembali, mengidentifikasi, dan mengambil.

b. Memahami

Proses memahami adalah suatu proses mengkontruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik lisan, tertulis maupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar computer. Proses memahami terdiri dari menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

c. Mengaplikasi

Proses mengaplikasi merupakan proses yang menggunakan prosedur dalam penyelesaian masalah. Mengaplikasi terdiri dari dua proses kognitif, yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan.


(30)

12 d. Menganalisis

Proses menganalisis merupakan proses memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antarbagian dan antara setiap again dan struktur keseluruhannya. Proses menganalisis terdiri dari proses membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.

e. Mengevaluasi

Proses mengevaluasi merupakan proses membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ditentukan sebelumnya. Proses mengevaluasi terdiri dari memeriksa dan mengkritik.

f. Mencipta

Proses mencipta merupakan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang fungsional. Dalam proses ini terbentuk suatu produk baru. Mencipta terdiri dari merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.

2. Kemampuan Mengevaluasi dan Kemampuan Mencipta

Dalam bab ini akan dibahas lebih dalam mengenai kemempuan mengevaluasi dan kemampuan mencipta.

a. Kemampuan Mengevaluasi

Anderson (2010: 125) mendefinisikan kemampuan mengevaluasi sebagai membuat suatu keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kategori mengevaluasi meliputi proses-proses memeriksa dan mengritik. Tidak semua keputusan bersifat evaluatif. Misalnya siswa membuat keputusan apakah suatu contoh sesuai dengan suatu kategori. Mengevaluasi dibagi menjadi memeriksa dan mengritik.

1) Memeriksa

Memeriksa melibatkan proses menguji inkonsistensi atau kesalahan internal dalam suatu operasi atau produk. Misalnya proses memeriksa terjadi ketika siswa menguji apakah suatu kesimpulan sesuai dengan presmis-presmisnya atau tidak, apakah datanya menolak hipotesis, atau apakah suatu bahan pelajaran berisikan bagian-bagian yang saling bertentangan.


(31)

13 2) Mengritik

Mengritik melibatkan proses penilaian suatu produk atau proses berdasarkan kriteria dan standar eksternal. Dalam mengritik, siswa mencatat ciri-ciri positif dan negatif dari suatu produk dan membuat keputusan setidaknya sebagian berdasarkan ciri-ciri tersebut.

b. Kemampuan Mencipta

Kemampuan mencipta merupakan puncak dari proses kognitif. Anderson (2010: 130) mengatakan kemampuan mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Proses-proses kognitif yang terlibat dalam mencipta umumnya sejalan dengan pengalaman-pengalaman belajar sebelumnya. Bagi sebagian orang, kreativitas adalah menciptakan produk-produk yang tidak biasa atau berbeda dengan yang sebelumnya tetapi mencipta dalam pengertian ini walaupun mencakup tujuan-tujuan pendidikan untuk menciptakan produk-produk yang khas, juga merujuk pada tujuan-tujuan pendidikan untuk menciptakan produk-produk yang semua siswa dapat dan akan melakukannya. Mencipta terdiri dari proses kognitif merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.

1) Merumuskan

Merumuskan melibatkan proses menggambarkan masalah dan membuat pilihan atau hipotesis yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Proses-proses merumuskan meliputi menerjemahkan, mencontohkan, merangkum, merangkum, menyimpulkan, mengklasifikasikan, membandingkan, dan menjelaskan.

2) Merencanakan

Merencanakan melibatkan proses merencanakan metode penyelesaian masalah yang sesuai dengan kriteria-kriteria masalahnya, yakni membuat rencana untuk menyelesaikan masalah. Merencanakan merupakan mempraktikkan langkah-langkah untuk menciptakan solusi yang nyata bagi suatu masalah.

3) Memproduksi

Memproduksi melibatkan proses melaksanakan rencana untuk menyelesaikan masalah yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Proses memproduksi melibatkan pelaksanaan rencana penyelesaian masalah.


(32)

14

2.1.1.3 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

Iskandar (2001:1-4) mendefinisikan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam. Ilmu Pengetahuan Alam tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan tentang benda-benda atau mahluk-mahluk, tetapi IPA juga merupakan cara kerja, cara berfikir dan cara menyelesaian masalah. Hakekat IPA meliputi: IPA sebagai produk, IPA sebagai proses dan IPA untuk Sekolah Dasar.

a. IPA sebagai Produk

Ilmu Pengetahuan Alam disebut sebagai produk karena dalam IPA terdapat fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA. Fakta-fakta merupakan hasil dari kegiatan empirik dalam IPA sedangkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori dalam IPA merupakan hasil dari kegiatan analitik. b. IPA sebagai Proses

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses karena para ilmuwan mempergunakan berbagai prosedur empirik dan prosedur analitik dalam usaha mereka untuk memahami alam semesta. Prosedur-prosedur itulah yang disebut proses. Keterampilan proses dalam IPA antara lain: mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel.

c. IPA untuk Sekolah Dasar

Ilmu Pengetahuan Alam untuk siswa-siswa didefinisikan oleh Paolo dan Marten (dalam Carin, 1993:5) sebagai mengamati yang terjadi, mencoba memahami yang diamati, menggunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar.

2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Pembelajaran IPA bertujuan untuk membantu setiap orang agar mempunyai sikap ilmiah. Beberapa sikap ilmiah (Iskandar, 2001:12) meliputi:

a. Objektif terhadap fakta

Tidak dicampuri oleh perasaan dalam mengungkapkan sesuatu, sesuai dengan fakta dan tidak dibuat-buat.


(33)

15 b. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan sebelum ada banyak bukti

yang menguatkan data.

c. Berhati terbuka yaitu mempertimbangkan penemuan orang lain walaupun pendapat orang lain bertentangan dengan penemuan diri sendiri.

d. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat. e. Bersifat hati-hati.

f. Ingin menyelidiki

2.1.1.4 Materi Ajar Kelas V

Dalam penelitian ini materi yang digunakan tentang “Sifat Cahaya”.

Haryanto (2007:141-150) menyebutkan bahwa sifat-sifat cahaya antara lain: cahaya merambat lurus, cahaya menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan, cahaya putih terdiri dari berbagai warna.

1. Cahaya merambat lurus

Saat siang hari dan berada pada ruang yang gelap dan ruangan itu terdapat celah terlihat berkas cahaya yang dari celah tersebut. Cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan atau celah-celah ruangan yang gelap akan tampak seperti garis-garis putih lurus.

Gb 1. Cahaya merambat lurus (Sumber: mastugino.blogspot.com) 2. Cahaya Menembus Benda Bening

Benda-benda yang dapat ditembus oleh cahaya disebut benda bening atau transparan. Benda yang tidak bisa ditembus cahaya disebut benda gelap. Bukti bahwa cahaya menembus benda bening adalah pada saat gelas kaca yang berisi air disinari dengan menggunakan senter, cahaya juga terlihat dibalik gelas kaca yang disinari dengan senter.


(34)

16 Gb 2. Cahaya menembus benda bening

(Sumber: dc162.4shared.com) 3. Cahaya dapat dipantulkan

a. Pemantulan cahaya

Contoh cahaya dapat dipantulkan adalah pada saat sedang berkendara pada malam hari cahaya dapat terlihat dari spion yang ada di sepeda motor yang sedang kita kendarai. Dalam pemantuan, sudut sinar datang=sudut sinar pantul.

Gb 3. Pemantulan cahaya

(Sumber: idris-pamekasan.blogspot.com) b. Bayangan pada cermin

Benda yang mempunyai permukaan licin atau mengkilap disebut cermin. Cermin dapat membentuk bayangan benda yang tampak sama seperti benda asli. Bayangan terbentuk karena cermin mempunyai permukaan yang licin yang dapat menghasilkan pemantulan teratur. Berdasarkan permukaannya, cermin digolongkan menjadi tiga macam yaitu:

1) Cermin datar, merupakan cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya yang berupa bidang datar. Contohnya cermin yang biasa kita gunakan untuk berkaca.

Gb 4. Cermin datar


(35)

17 2) Cermin cekung, merupakan cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya yang berupa cekungan. Cekungan ini seperti bagian dalam suatu bola. Contoh: bagian dalam sendok.

Gb 5. Sendok (cermin cekung) (Sumber: atmosferku.blogspot.com)

3) Cermin cembung, merupakan cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya berupa cembungan. Cembungan ini seperti bagian luar suatu bola. Contoh: kaca spion pada mobil dan motor.

Gb 6. Cermin cembung pada spion (Sumber: dwijunianto.blogspot.com) 4. Cahaya Dapat Dibiaskan

Cahaya dapat dibiaskan jika cahaya melalui dua medium yang berbeda. Saat cahaya merambat melalui dua medium yang berbeda, misalnya dari udara ke air, cahaya tersebut mengalami pembiasan atau pembelokan. Medium merupakan zat perantara yang dilalui. Kerapatan setiap zat berbeda-beda. Kerapatan gelas bening lebih besar daripada kerapatan udara.

a. Jika cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya, cahaya yang merambat dari udara ke air.

b. Jika cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya, cahaya merambat dari kaca ke udara.


(36)

18 Gb 7. Pembiasan cahaya

Sumber: dwijunianto.blogspot.com 5. Cahaya Putih Terdiri Atas Berbagai Warna

Cahaya matahari bila diuraikan akan menjadi berbagai macam warna. Contohnya bila saat siang hari terjadi hujan kemudian setelah hujan reda matahari menyinari bumi lagi biasanya muncul fenomena pelangi yang terdiri dari berbagai macam warna yang indah. Sebenarnya warna pelangi itu adalah putih karena ada suatu penguraian cahaya oleh sisa-sisa hujan di langit maka nampaklah suatu pelangi.

Gb 8. Pelangi

(Sumber: petitepopies.wordpress.com)

2.1.2 Penelitian Sebelumnya

Berikut merupakan penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

2.1.2.1 Penelitian Tentang Inkuiri

Jika penelitian ini ingin diletakkan dalam penelitian-penelitian sebelumnya maka akan dikemukakan sebagai berikut:

Tessier (2010) meneliti An Inquiry-Based Biology Laboratory Improves

Preservice Elementary Teachers’ Attitudes About Science. Penelitian ini berisi pembelajaran berbasis inkuiri yang merupakan pembelajaran yang dapat


(37)

19 meningkatkan kemampuan berpikir secara kritis di dalam kelas. Pembelajaran ini dapat membantu mengurangi pembelajaran tradisional yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan guru Sekolah Dasar untuk menyiapkan pembelajaran berbasis inkuiri dalam mengajar. Penerapan pembelajaran berbasis inkuiri pada mata pelajaran biologi ini telah memengaruhi pemikiran para guru Sekolah Dasar bahwa pembelajaran inkuiri merupakan metode paling tepat dalam pengajaran IPA. Dalam penelitian ini, para guru SD menyambut baik adanya penelitian ini dan akan menerapkannya pada pembelajaran selanjutnya. Penerapan pembelajaran berbasis inkuiri ini akan sangat membantu para guru SD dalam mempersiapkan pembelajaran IPA yang bermakna selanjutnya. Dalam penelitian ini, kelas dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok inkuiri dan kelompok tradisional. Berdasarkan kegiatan pretest dan posttest yang dilakukan guru dalam menyiapkan sikap siswa menerima pembelajaran, aktivitas siswa dalam pembelajaran serta kegiatan siswa dalam merespon pertanyaan tentang cara terbaik dalam belajar IPA menunjukkan bahwa hasil penelitian dengan skala likert � = . dengan n=52 kelompok tradisional dan n=57 kelompok inkuiri yang berarti kelompok inkuiri lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA.

Wolf (2009) melakukan penelitian Crawl into Inquiry-Based Learning. Penelitian ini berisi percobaan tentang susunan tubuh, habitat, dan pengelompokan kepiting. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan siswa untuk berpikir secara analitik. Subjek penelitian ini adalah kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar. Penelitian ini dilakukan di pesisir pantai dengan mengamati lingkungan hidup kepiting. Dalam penelitian ini, dilakukan kegiatan sebanyak 3. Pada kegiatan pertama, siswa mengamati susunan tubuh kepiting dan menggambarnya. Pada kegiatan kedua, siswa mengamati tentang bentuk tubuh kepiting secara lebih spesifik dan tingkah lakunya. Pada kegiatan ketiga, siswa melakukan percobaan dengan menyediakan pasir dan batuan sebagai habitat kepiting. Dari ketiga percobaan yang dilakukan, hasil menunjukkan bahwa kepiting lebih nyaman hidup di tempat yang gelap. Jadi kepiting lebih suka tinggal di balik batuan daripada di daerah berpasir. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan inkuiri dengan menyajikan beberapa pertanyaan yang dapat dijawab siswa melalui percobaan yang dilakukan.


(38)

20 Dengan penelitian ini, siswa akan terbiasa berpikir secara analitik dengan kegiatan investigasi yang dapat membantu membantu mereka berpikir secara kritis.

Rahayu (2012) melakukan penelitian pengaruh strategi inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar ditinjau dari keterampilan observasi. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas X SMA Negeri Kebakkramat. Hasil yang diperoleh menunjukkan ada pengaruh strategi pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif, afektif dan psikomotor dan ada pengaruh keterampilan observasi siswa terhadap hasil belajar biologi siswa ranah afektif dan psikomotor. Tetapi tidak ada pengaruh keterampilan observasi pada hasil belajar ranah kognitif siswa kelas X SMA Negeri 1 Kebakkramat Tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan ketrampilan observasi siswa terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa kelas X SMA Negeri 1 Kebakkramat.

2.1.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Proses Kognitif

Prihatini (2007) melakukan penelitian eksperimentasi pembelajaran fisika dengan pendekatan keterampilan proses melalui metode demonstrasi dan metode eksperimen terhadap kemampuan kognitif siswa. Hasil yang diperoleh adalah ada perbedaan pengaruh penggunaan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan listrik dinamis. Pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen memberikan pengaruh lebih signifikan daripada pendekatan keterampilan proses melalui metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan listrik dinamis. Ada perbedaan pengaruh kemampuan awal siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan listrik dinamis. Kemampuan awal kategori tinggi memberikan pengaruh terhadap kemampuan kognitif yang lebih baik daripada kemampuan awal kategori sedang dan kategori rendah pada pokok bahasan listrik dinamis. Tidak ada interaksi pengaruh antara metode mengajar dengan kemampuan awal siswa terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan listrik dinamis.

Dianingsih (2007) melakukan penelitian eksperimentasi pembelajaran fisika dengan pendekatan konstruktivisme metode inquiri terpimpin terhadap


(39)

21 kemampuan kognitif siswa di SMPN 22 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Hasil dari penelitian ini adalah pengajaran fisika dengan menggunakan metode inquiri terpimpin pada pokok-pokok bahasan perpindahan kalor lebih efektif dari pada metode informasi bagi siswa kelas II semester 1 SMP Negeri 22 Surakarta.

Sasi (2011) melakukan penelitian meningkatkan kemampuan gerak dasar dan kognitif anak melalui senam irama yang dilakukan di di Taman Kanak-kanak Riyadush Sholihin Margahayu Kota Bandung. Hasil penelitiannya adalah kemampuan gerak dasar anak TK Riyadush Sholihin setelah dilakukan tindakan senam irama yang telah dirancang peneliti bersama guru mengalami peningkatan yang bertahap setiap siklusnya. Kemampuan gerak dasar yang dimaksud adalah berlari, berjalan, membungkuk. Serta dengan adanya penelitian ini kegiatan senam irama di TK Riyadush Sholihin menjadi lebih terarah.

2.1.2.3Literature Map

Berikut ini merupakan literature map dari penelitian terdahulu

Gb 9. Literature map

Dari semua penelitian di atas belum ada yang menyoroti pengaruh metode inkuiri terhadap aspek kognitif mengevaluasi dan mencipta, pada siswa sekolah dasar. Maka penelitian ini memberikan khasanah baru dalam penelitian.

Penggunaan Metode Inkuiri Kemampuan Kognitif

Tesier (2010) Inkuiri-Berpikir kritis

Prihatini (2007) Metode demonstrasi dan

ekperimen - kognitif

Dianingsih (2007) metode inkuiri terpimpin -

kognitif Wolf (2009)

Crawl into Inquiry-Based Learning

Sasi (2011)

Senam irama – kemampuan gerak dasar dan kognitif

Rahayu (2012) Inkuiri-keterampilan observasi

Yang akan diteliti:

Inkuiri – kemampuan mengevaluasi dan mencipta


(40)

22

2.2 Kerangka Berpikir

Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan yaitu metode inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Metode ini menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar siswa. Pembelajaran ini dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Kelebihan yang lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata sehingga perkembangan siswa tidak terhambat.

Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran dapat berpengaruh dalam aspek kognitif anak. Anak dapat mengevaluasi sendiri permasalahan yang sedang dihadapi sehingga anak lebih mudah untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak. Jika metode inkuiri digunakan dalam pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya, penggunaan metode inkuiri akan berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta siswa.

2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu semester genap tahun pelajaran 2012-2013 pada mata pelajaran IPA untuk kompetensi dasar sifat-sifat cahaya.

2.3.2 Penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mencipta siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu semester genap tahun pelajaran 2012-2013 pada mata pelajaran IPA untuk kompetensi dasar sifat-sifat cahaya.


(41)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini, akan diuraikan jenis penelitian, populasi dan sampel, jadwal pengambilan data, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental design (Sugiyono, 2012: 114) tipe nonequivalent control group design (Sugiyono, 2012:116). Jenis penelitian quasi experimental tipe nonequivalent control group design digunakan karena dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan dua kelompok dan pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara acak/random. Kedua kelompok tersebut diberi pretest yang bertujuan untuk mengetahui keadaan awal dari masing-masing kelompok dan untuk mengetahui adanya atau tidaknya perbedaan antara kelompok tersebut. Kemudian kelompok kelas eksperimen diberi perlakukan atau treatment yaitu dengan menerapkan pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing tetapi tidak menerapkannya pada kelompok kontrol. Setelah diberi perlakuan, dilakukan posttest pada kedua kelompok. Posttest ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh atau tidak dengan adanya treatment yang telah dilaukan pada kelas eksperimen. Pengaruh perlakuan dihitung dengan cara: (O2

-O1)-(O4-O3)

Gb 10. Desain Penelitian

Keterangan : O1= hasil observasi pretest kelompok eksperimen

O2= hasil observasi posttest kelompok eksperimen

O3= hasil observasi pretest kelompok kontrol

O4= hasil observasi posttest kelompok kontrol

x = perlakuan atau treatment penerapan metode inkuiri terbimbing O1 x O2

……… O4 O3


(42)

24

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi

Penelitian dilakukan di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta sejak tanggal 2 Februari sampai 18 Februari yang beralamat di Jln. Jend. Sudirman No.

24, Yogyakarta 55232. Sekolah ini mempunyai motto “Kembangkan Bakatmu”. Visi “Menjadi Sekolah Dasar Kristen di Propinsi DIY yang mendidik siswa menjadi

cerdas, bermartabat dan kompetitif berdasarkan cinta kasih”. Misi

“Menyelenggarakan pendidikan dasar secara professional, efektif, variatif, agar

potensi anak berkembang optimal”. Tujuan “Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Meningkatkan mutu akademis non akademis di atas Kriteria Ketuntasan Minimal berdasarkan Standar Nasional

Pendidikan”.

Fasilitas sekolah :

 Labiratorium IPA, Komputer, Bahasa

 Ruang Ibadah

 R. Seni dan Budaya

 Perpustakaan

 Lapangan Olah Raga

 UKS

 R. Serbaguna

 R. Kepala Sekolah

 R. Guru

 R. Tata Usaha

 R. Belajar Siswa

 R. Koperasi Siswa

 Kantin

 Kamar Mandi dan Toilet

Guru yang mengajar di SD BOPKRI Gondalayu berjumlah 17 orang. Terdiri atas 1 orang yang menjabat sebagai kepala sekolah serta merangkap sebagai guru bahasa Indonesia kelas I, 10 orang guru atau wali kelas, 2 orang guru olahraga, 1 orang guru kesenian (musik), 2 orang guru komputer, 1 orang guru laboratorium bahasa.


(43)

25

3.2.2 Waktu Pengambilan Data

Penelitian ini dilaksanakan pada awal-pertengahan bulan Februari 2013 antara tanggal 2-18. Berikut ini tabel waktu pengambilan data.

Tabel 1 . Jadwal Pengambilan Data

Kelompok Hari, tanggal Pertemuan Kegiatan Alokasi Waktu

Kontrol V.1

Sabtu, 2 Februari 2013 I Pretest 1x35 menit Rabu 6 Februari 2013

II Penyampaian materi

sifat-sifat cahaya 2x35 menit Senin, 11 Februari 2013

III Penyampaian materi

sifat-sifat cahaya 2x35 menit Rabu, 13 Februari 2013

IV Penyampaian materi

sifat-sifat cahaya 2x35 menit Sabtu 16 Februari 2013

V

Membahas alat yang memanfaatkan sifat cahaya

2x35 menit Senin, 18 Februari 2013 VI Posttest I 1x35 menit Jumat, 19 April 2013 VII Posttest II 1x35 menit

Eksperimen V.2

Sabtu, 2 Februari 2013 I Pretest 1x35 menit Kamis, 7 Februari 2013

II

- Penyampaian materi sifat-sifat cahaya

- Percobaan sifat cahaya merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan

2x35 menit

Sabtu, 9 Feberuari 2013

III

Percobaan sifat cahaya dapat dibiaskan.

2x35 menit Kamis, 14 Februari 2013

IV Membuat

kaleidoskop 2x35 menit Sabtu, 16 Februari 2013

V Membuat spectrum

cahaya 2x35 menit Senin, 18 Feberuari 2013 VI Posttest 1x35 menit Jumat, 19 April 2013 VII Posttest II 1x35 menit

3.3 Populasi dan Sampel

Sugiyono (2012:80) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi atau menyeluruh yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dapat meliputi orang, objek dan benda-benda yang ada, serta termasuk karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek tersebut. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan seluruh populasi yaitu kelas V.1 dan kelas V.2. Sampel kelas eksperimen adalah kelas V.2 dengan


(44)

26 jumlah 38 siswa. Dan sampel kelas kontrol adalah kelas V.1 yang berjumlah 37 siswa. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi. Sedangkan pembelajaran dilakukan oleh guru mitra karena lebih mengenal karakter dari masing-masing siswa sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

3.4 Variabel Penelitian

Sugiyono (2012:38) mengatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal yang diteliti kemudian ditarik kesimpulan. Variabel yang akan diteliti dibagi menjadi 2 yaitu, variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen merupakan atribut yang mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel dependen, dalam penelitian ini yang menjadi variabel independenya adalah metode inkuiri. Variabel dependen merupakan atribut yang terikat karena merupakan atribut yang dipengaruhi oleh variabel independen, yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif mengevaluasi dan mencipta.

Variabel independen Variabel dependen

Gb 11. Variabel Penelitian

3.5 Definisi Operasional

1. Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran.

2. Metode inkuiri adalah metode yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi dengan atau tanpa guru dengan menggunakan 7 langkah pelaksanaan pembelajaran yaitu, (1) orientasi, (2) mengajukan pertanyaan atau permasalahan, (3) merumuskan hipotesis, (4) melakukan eksperimen, (5) menarik kesimpulan, (6) mempresentasikan hasil, dan (7) mengevaluasi.

Metode Inkuiri

Kemampuan Mengevaluasi


(45)

27 3. Metode inkuiri terbimbing adalah metode inkuiri yang dilakukan oleh siswa

dalam pembelajaran dengan masih banyak bimbingan dari guru.

4. Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran yang mempelajari ilmu alam.

5. Siswa Sekolah Dasar adalah siswa SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 kelas V semester genap yang berjumlah 73 siswa.

6. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir untuk memecahkan suatu masalah.

7. Kemampuan mengevaluasi adalah kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi suatu masalah dan menemukan nilai efektivitas, efisiensi dan manfaatnya.

8. Kemampuan mencipta adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru.

3.6 Instrumen Penelitian

Margono (2003:155) mengatakan bahwa instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini berlangsung pada mata pelajaran IPA dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penelitian ini diukur dengan suatu instrumen. Ada 6 instrumen penelitian yang dibuat dan digunakan untuk mengukur 6 kemampuan kognitif mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta yang sudah memenuhi syarat intrumen yang valid dan reliabel. Dari keenam instrumen yang dibuat, hanya dua instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif mengevaluasi dan mencipta yaitu soal nomor 5 dan 6. Matriks pengembangan instrumennya adalah sebagai berikut:

Tabel 2: Matrik pengembangan instrumen

No Variabel Aspek Indikator No.

Soal

1

Mengevaluasi Memeriksa Memeriksa keefisienan cara

dalam pemecahan masalah

5 Menguji Menguji keefektifan cara

dengan memaparkan alasan. Mengkritik Menentukan keefektifan dan

keefisienan cara dengan memaparkan alasan


(46)

28

No Variabel Aspek Indikator No.

Soal Menilai Menentukan ketepatan cara

dilihat dari keefektifan dan keefisienan

2

Mencipta Membuat hipotesis Membuat suatu hipotesis

dalam desain suatu percobaan tentang cahaya menembus benda bening

6 Merumuskan Merumuskan langkah kerja

pada rancangan percobaan yang akan dibuat

Mendesain Mendesain suatu rancangan percobaan sederhana tentang salah satu sifat cahaya (cahaya dapat menembus benda bening)

Memproduksi Membuat suatu rancangan percobaan mengenai salah satu sifat cahaya (menembus benda bening)

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sukardi (2008:30-43) mengatakan bahwa instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang akan diukur, sedangkan reliabilitas dapat diartikan sebagai konsistensi atau keajegan. Jadi bila instrumen tersebut digunakan untuk mengukur aspek yang diukur beberapa kali maka hasilnya akan sama atau relatif sama. Azwar (2009:45) mengungkapkan bahwa validitas dibagi menjadi 3 macam, yaitu: validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas berdasar kriteria (criterion-related validity).

1. Validitas isi (content validity)

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement. Hal ini dilakukan untuk mastikan tes yang dilakukan sesuai dengan keadaan yang akan diukur atau sesuai dan tidak keluar dari batasan yang akan diukur. 2. Validitas konstruk (construct validity)

Merupakan tipe validitas yang menunjukkan sejauhmana tes mengungkap suatu trait atau konstrak teoretik yang hendak diukur (Alen & Yen, 1979). Validitas konstruk dapat dilakukan dengan meminta pertimbangan dari ahli dan uji empiris instrument dengan analisis korelasi antara masing-masing item dengan skor total.


(47)

29 3. Validitas berdasar kriteria (criterion-related validity).

Menghendaki tersedianya kriteria eksternal yang dapat dijadikan dasar pengujian skor tes. Untuk melihat tingginya validitas ini dilakukan komputasi korelasi antara skor tes dengan skor kriteria

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan validitas konstruk. Validitas konstruk dihitung menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 21 for Windows 64-bit dengan rumus Pearson Correlation. Instrumen yang digunakan adalah soal essai yang mencakup materi IPA kelas V pada Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dan khususnya pada Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Instrument tersebut diujicobakan di SD Kanisius Sorowajan karena di SD tersebut sama-sama mempunyai kelas paralel dan jumlah siswa dalam kelas yang digunakan untuk uji coba instrumen sebanyak 34 siswa serta terakreditasi A. Menurut Sulistyo (2010:44) instrumen dikatakan valid jika nilai signifikansi < 0,05. Berikut ini hasil perhitungan validitas dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 21 for Windows 64-bit (lampiran 10. a dan b)

Tabel 3. Validitas Instrumen kemampuan mengevaluasi dan mencipta

No. Variabel Aspek Pearson

Correlation

Sig.(2-tailed) Keputusan

1 Mengevaluasi

Memeriksa .992** .000 Valid

Menguji .982** .000 Valid

Mengkritik .986** .000 Valid

Menilai .972** .000 Valid

2 Mencipta

Membuat hipotesis .634** .000 Valid

Merumuskan .927** .000 Valid

Mendesain .900** .000 Valid

Memproduksi .962** .000 Valid

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel mengevaluasi dan mencipta. Pada tabel di atas terlihat bahwa harga probabilitas (r) yang terungkap dalam (sig. 2-tailed) di bawah 0,05 (p < 0,05), maka konstrak tersebut dinyatakan valid. (lihat lampiran 10.c dan d)

Tabel 4. Hasil reliabilitas instrumen Alpha Cronbach Kategori


(48)

30 Tabel 5. Reliabilitas Kemampuan Mengevaluasi dan Mencipta

Variabel Alpha Cronbach Kesimpulan

Mengevaluasi .982 Reliabel

Mencipta .901 Reliabel

Uji reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2008:4). Hasil uji reliabilitas di SDK Sorowajan adalah dengan kriteria menurut Nunnally (Ghozali, 2008:46) yaitu suatu konstruk dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60. Dari uji reliabilitas instrument tersebut terlihat bahwa harga Alpha Cronbach > 0,60 maka instrumen tersebut merupakan instrumen yang reliabel.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada awal siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberikan pretest, kemudian hasil pretest dianalisis dengan uji normalitas data, uji statistik untuk uji beda. Setelah itu diberi treatment yang membedakan antara kelompok kontrol dan eksperimen yaitu pada pembelajaran kelompok eksperimen menggunakan metode inkuiri terbimbing sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran yang tidak menggunakan metode inkuiri terbimbing tetapi hanya menggunakan metode tradisional/ceramah. Pada pertemuan terakhir kelompok kontrol dan eksperimen diberi soal posttest untuk mengetahui pengaruh dari treatment yang diberikan atau pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing. Soal pretest dan posttest yang diberikan adalah soal yang sama sehingga mudah untuk mengetahui pengaruh dari pemberian treatment. Dari hasil pretest dan posttest akan diperoleh 8 data yang ditunjukkan dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 6. Teknik pengumpulan data

No. Kelompok Variabel Data yang diperoleh

Pengukuran data

Instrumen yang digunakan 1 Kontrol Mengevaluasi Skor pretest Pretest Soal essai (nomor 5)

Skor posttest Posttest Soal essai (nomor 5) 2 Eksperimen Mengevaluasi Skor pretest Pretest Soal essai (nomor 5)

Skor posttest Posttest Soal essai (nomor 5) 3 Kontrol Mencipta Skor pretest Pretest Soal essai (nomor 6)

Skor posttest Posttest Soal essai (nomor 6) 4 Eksperimen Mencipta Skor pretest Pretest Soal essai (nomor 6)


(49)

31

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 21 for Windows 64-bit yang meliputi beberapa langkah, yaitu:

3.9.1 Uji Normalitas Disribusi data

Uji normalitas data menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Penggunaan teknik Kolmogorov-Smirnov bertujuan untuk mengetahui normalitas distribusi data dan menentukan jenis statistik yang akan digunakan kriteria selanjutnya yang digunakan dalam teknik Kolmogorov-Smirnov (Sarwono, 2010:25), yaitu :

a. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, distribusi data normal. Jika distribusi data normal, teknik statistik inferensial yang digunakan adalah statistik parametrik uji t atau t-test.

b. Jika harga sig.(2-tailed) < 0,05, distribusi data tidak normal. Jika distribusi data tidak normal, teknik statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik Mann-Whitney atau Wilcoxon.

3.9.2 Uji Statistik 3.9.2.1 Uji beda pretest

Uji beda pretest dilakukan untuk mengetahui apakah eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan yang sama. Uji beda ini dilakukan dengan menganalisis hasil pretest yang dilakukan oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Menurut Priyatno (dalam Trisnawati, 2008:31) jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 maka varian dari kedua kelompok data adalah sama. Jika hasil uji normalitas data dalam kategori normal, maka pengujian perbedaan skor pretest menggunakan statistik parametrik independent samples t-test sedangkan statistik non-parametrik Mann-Whitney digunakan apabila hasil uji normalitas data yang diperoleh termasuk kategori tidak normal. Hipotesis statistiknya adalah:

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol


(50)

32 Kriteria yang digunakan adalah:

1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama.

2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak memiliki kemampuan awal yang sama.

3.9.2.2 Uji perbedaan pretest dan posttest

Uji perbedaan pretest dan posttest digunakan untuk memastikan apakah ada kenaikan yang signifikan yang terjadi dalam kelompok kontrol dan eksperimen dengan membandingkan hasil skor pretest ke postest. Jika data terdistribusi normal digunakan paired samples t-tes sedangkan Wilcoxon untuk data yang memiliki distribusi data tidak normal. Perbandingan tersebut menggunakan kriteria sebagai berikut :

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest.

Kriteria yang digunakan adalah:

1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest ke posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan skor yang signifikan yang terjadi antara nilai pretest ke posttest.

2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest ke posttest. Dengan kata lain ada kenaikan skor yang signifikan yang terjadi antara nilai pretest ke posttest.

3.9.2.3 Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest

Uji selisih pretest ke posttest dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta. Data yang memiliki distribusi data normal dianalisis menggunakan independent samples


(51)

33 t-test sedangkan data yang memiliki distribusi data tidak normal menggunakan statistik non-parametrik Mann-Whitney. Hipotesis statistiknya adalah :

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol

dan kelompok ekperimen.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan

kelompok ekperimen.

1. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain perlakuan penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi atau mencipta.

2. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi atau mencipta.

3.9.2.4 Menguji besar pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta.

Uji besar pengaruh ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan metode yang digunakan terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta, baik metode ceramah maupun metode inkuiri. Uji besar pengaruh untuk distribusi data normal dihitung dengan menggunakan rumus (Field, 2009:57,179):

Keterangan:

r = effect size (menggunakan koefisien korelasi Pearson) t = harga uji t

df = harga derajad kebebasan


(1)

139 Lampiran 18: Surat Ijin Penelitian


(2)

140 Lampiran 19: Surat Keterangan Penelitian


(3)

141 Lampiran 20: Hasil PISA 2009


(4)

142 Lampiran 21: Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Heronimus Yudi Kristianto merupakan anak ketiga dari pasangan Yohanes Salono dan Y. Lestari. Lahir di Sukoharjo, 8 Februari 1991. Pendidikan awal dimulai di SDN 2 Waringinsari Timur 1998-2003. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya di SMP Santo Thomas Totoarto tahun 2003-2006. Pendidikan selanjutnya di SMAN 1 Sukoharjo tahun 2006-2009. Pada tahun 2009 penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Kegiatan yang diikuti selama perkuliahan antara lain mengajar pramuka di SD selama 1 semester, menjadi angggota Publikasi dan Dokumentasi pada parade gamelan anak, koordinator Publikasi dan Dokumentasi dalam acara Malam Kreativitas Mahasiswa di Prodi, panitia acara seminar dan workshop Maria Montessori, panitia seminar ke SD an, panitia inisiasi prodi.


(5)

viii ABSTRAK

Kristianto, Heronimus Yudi. 2013. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengevaluasi Dan Mencipta Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Bopkri Gondolayu Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Kata kunci: inkuiri, kemampuan mengevaluasi, kemampuan mencipta, mata pelajaran IPA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA mengenai materi sifat-sifat cahaya terhadap kemampuan kognitif mengevaluasi dan mencipta pada siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental tipe non-aquivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V.1 sebagai kelompok kontrol dan siswa kelas V.2 sebagai kelompok eksperimen. Cara pengumpulan data dilakukan dengan memberikan soal pretest dan posttest lalu data diolah dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 21 for Windows 64-bit dengan menggunakan tahap untuk kedua kelompok yaitu: 1) uji perbedaan skor pretest, 2) uji perbedaan skor pretest ke posttest, 3) uji perbedaan selisih skor pretest-posttest, 4) uji besar pengaruh, 5) uji retensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis data menunjukkan harga Sig. (2-tailed) kemampuan mengevaluasi 0,024 atau < 0,05, dengan nilai M = -0,52, SE = 0,23, t(73) = -2,31 sehingga Hi diterima dan Hnull ditolak, artinya metode inkuiri berpengaruh secara

signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi dengan besar pengaruh r = 0,44 persentase 19% yang termasuk dalam kategori menengah, dan retensi pengaruh mengalami penurunan sebesar 8,16%. Sedangkan hasil analisis data kemampuan mencipta menunjukkan harga Sig. (2-tailed) 0,039 atau < 0,05, M = -0,48, SE = 0,23, t(73) = -2,09 sehingga Hi diterima dan Hnull ditolak, artinya metode inkuiri

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mencipta dengan besar pengaruh r = 0,63 persentase 36,69% yang termasuk dalam kategori besar, dan retensi pengaruh mengalami penurunan sebesar 2,05%.


(6)

ix

ABSTRACT

Kristianto, Heronimus Yudi. 2013. The Effect of Using Inquiry Method to Teach Science on the Ability to Evaluate and Create for the 5th Grade Students of BOPKRI Gondolayu Primary School Yogyakarta. Yogyakarta: Sanata Dharma University

Keywords : inquiry, evaluate ability, create ability, sciences.

This research purpose is to determine the effect of using inquiry method in sciences about characteristics of light towards evaluate and create cognitive abilities the 5th grade students in SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta academic year 2012/2013.

The kind of this research is conducted on experimental quasy typenon-aquivalent control group design. The population of research is 5th grade students of SD BOPKRI Gondolayu Primary School Yogyakarta. The sample of research is 5.1th grade students as controlled group and 5.2th grade students as experiment group. Method of data collection is done by giving the question pretest and post-test data were processed using a computer program IBM SPSS Statistics 21 for Windows 64-bit by using the stage for the two groups. There are: 1) test score differences in pretest, 2) test score differences in pretest to post-test, 3) test score differences in pretest and post-test difference, 4) the effect of the test, 5) retention test.

The results showed that the inquiry method is significantly affect the ability to evaluate and create. This is shown by the results of the data analysis showed Sig prices. (2tailed) to evaluate the ability of 0.024 or <0.05, with a value of M = -0.52, SE = 0.23, t(73) = -2.31 so that Hi accepted and Hnull rejected, meaning that inquiry method is significantly affect the ability to evaluate with effect size r = 0,44 percentage 19% are included in the medium categories, and retention effects decreased 8.16%. While the results of data analysis showed the ability to create price Sig. (2-tailed) 0.039 or <0.05, M = -0.48, SE = 0.23, t(73) = -2.09 so that Hi accepted and Hnull rejected, meaning that the inquiry method significantly influence the ability to create with effect size r = 0,63 percentage 36,69% are included in the major categories, and retention effects decreased 2.05%.


Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 199

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 2 198

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

2 26 214

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 6 192

Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengevaluasi dan Mencipta pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 210

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 2 148

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 0 156

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 173

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta

0 3 160

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA SKRIPSI

0 1 154