45 pada  skor  pretest  dan  skor  posttest  pada  kelompok  kontrol  dan  kelompok
eksperimen atau dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mencipta.
Dari hasil analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penelitian menerima  hipotesis  penelitian,  artinya  bahwa  penggunaan  metode  inkuiri
berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mencipta. Diagram  berikut  akan  memperlihatkan  selisih  skor  pretest  dan  posttest
pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Gambar 6. Diagram Selisih Skor Pretest dan Posttest  Kemampuan Mencipta
4.1.2.4. Uji Besar Pengaruh terhadap Kemampuan Mencipta
Setelah  melakukan  uji  pengaruh,  langkah  selanjutnya  yang  dilakukan adalah  mengukur  besar  pengaruh  effect  size.  Pengujian  ini  dilakukan  pada
kelompok  kontrol  maupun  kelompok  eksperimen.  Uji  besar  pengaruh  ini dilakukan  untuk  mengetahui  seberapa  besar  pengaruh  metode  yang  digunakan
dalam hal ini metode ceramah dan metode inkuiri terhadap kemampuan mencipta. Dari  hasil  penghitungan  menggunakan  rumus  effect  size  diperoleh  hasil  sebagai
berikut Hasil perhitungan uji besar pengaruh dapat dilihat pada lampiran 11.e.
0,3448 1,16
46 Tabel 18: Uji besar pengaruh terhadap kemampuan mencipta
No Kelompok
Z r
Keterangan R
2
Persentase effect size
1 Kontrol
-1,708 -0,22
Efek r menengah 0,0484
4,84 2
Eksperimen -3,218
-0,46 Efek r besar
0,2116 21,16
Tabel di atas menunjukkan bahwa metode inkuiri memberikan sumbangan yang besar terhadap kemampuan mencipta siswa yaitu ditunjukkan dengan harga r
= -0,46; Z =  -3,218;  R
2
= 0,2116; dan Mdn = 2,5. Sesuai dengan kriteria,  maka besar  pengaruh  metode  yang  digunakan  dalam  kelompok  eksperimen  memiliki
efek  besar dengan presentase efek sebesar 21,16. Sedangkan    metode ceramah memberikan  sumbangan  yang  sedikit  terhadap  kemampuan  mencipta  kelompok
kontrol ditunjukkan dengan harga Z = -1,708; Mdn = 1,5; r = -0,22; R
2
= 0,0484. Sesuai  dengan  kriteria,  maka  besar  pengaruh  metode  yang  digunakan  dalam
kelompok  kontrol  memiliki  efek  menengah  dengan  persentase  efek  sebesar 4,84.
4.1.2.5. Uji Retensi Pengaruh
Langkah  selanjutnya  yang  dilakukan  adalah  uji  retensi  pengaruh. Pengujian  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  apakah  treatment  yang  diberikan
memberikan  pengaruh  yang  cukup  kuat  atau  tidak.  Pengujian  ini  dilakukan  2 bulan  setelah  treatment  diberikan.  Sebelum  melakukan  uji  retensi  posttest  I  dan
posttest  II,  dilakukan  uji  normalitas  terlebih  dahulu  pada  skor  posttest  I  dan posttest II kemampuan mencipta.
Dari  hasil uji  normalitas data, diperoleh  hasil distribusi data tidak  normal yaitu  0,225  atau    0,05  untuk  kelompok  kontrol  dan  0,009  atau    0,05  untuk
kelompok  eksperimen,  maka  analisis  statistik  yang  digunakan  adalah  statistik Two-Related  Samples  Tests  dalam  hal  ini  Wilcoxon.  Analisis  data  menggunakan
hipotesis statistik sebagai berikut: H
null
:  Tidak  ada  perbedaan  yang  signifikan  antara  skor  posttest  I  dan skor  posttest  II,  dengan  kata  lain  tidak  ada  penurunan  atau
peningkatan  yang  signifikan  yang  terjadi  antara  skor  posttest  I ke skor posttest II.
47 H
i
:  Ada  perbedaan  yang  signifikan  antara  skor  posttest  I  dan  skor posttest  II,  dengan  kata  lain  ada  penurunan  atau  peningkatan
yang  signifikan  yang  terjadi  antara  skor  posttest  I  ke  skor posttest II.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga Sig. 2-tailed  0,05 maka H
null
ditolak dan H
i
diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan pada skor posttest I ke posttest II atau dengan kata
lain  terjadi  penurunan  yang  signifikan  pada  skor  posttest  I  ke  posttest  II.  Jika harga  Sig. 2-tailed  0,05  maka  H
null
diterima dan H
i
ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor posttest I ke posttest II atau dengan kata lain
tidak terjadi penurunan yang signifikan pada skor posttest I ke posttest II. Hasil uji perbedaan  skor  posttest  I  ke  posttest  II  kemampuan  mencipta  dapat  dilihat  pada
tabel di bawah ini Hasil perhitungan uji perbedaan selisih skor pretest ke posttest dapat dilihat pada lampiran 11.f.
Tabel 19. Uji retensi Pengaruh kemampuan mencipta
No Kelompok
Rerata tes Peningkatan
penurunan Harga
Sig.2-tailed Keterangan
Posttest I
Posttest II
1 Kontrol
1,9 2,36
24,21 ,028
Ada perbedaan 2
Eksperimen 3,18
3,23 1,57
,614 Tidak berbeda
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa siswa pada kelompok kontrol mencapai  skor  yang  lebih  tinggi  yaitu  dengan  nilai  Mdn  =  2;  Sig.  2-tailed  =
0,028;  p    0,05;  Z  =  -2,194  dibandingkan  kelompok  eksperimen  yang menggunakan metode inkuiri dengan nilai Mdn = 3,5; Sig. 2-tailed = 0,614; p
0,05; Z = -0,504. Dari  tabel  di  atas,  dapat  dilihat  harga  Sig.  2-tailed  kelompok  kontrol
adalah  0,028  atau    0,05,  maka  H
null
ditolak  dan  H
i
diterima,  artinya  ada perbedaan yang signifikan pada skor posttest I ke skor posttest II pada kelompok
kontrol  atau  dengan  kata  lain  terjadi  peningkatan  yang  signifikan  pada  skor posttest  I  ke  skor  posttest  II  kemampuan  mengevaluasi  pada  kelompok  kontrol.
Sedangkan harga Sig. 2-tailed untuk kelompok eksperimen adalah 0,614 atau 0,05,  maka  H
null
diterima  dan  H
i
ditolak,  artinya  tidak  ada  perbedaan  yang
48 signifikan pada skor posttest I ke skor posttest II pada kelompok eksperimen atau
dengan  kata  lain  tidak  terjadi  peningkatan  atau  penurunan  yang  signifikan  pada skor  posttest  I  ke  skor  posttest  II  kemampuan  mencipta  pada  kelompok
eksperimen. Diagram  berikut  ini  akan  memperlihatkan  skor  pretest,  posttest  I,dan
posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Gambar 7. Skor pretest, posttest I,dan posttest I
4.1.3. Rangkuman Hasil Penelitian