12 d.
Membuat hipotesis Dalam  proses  ini  melibatkan  proses  membuat  jawaban  sementara
atas permasalahan yang dipaparkan.
2.1.2 Hakikat IPA
Menurut Iskandar 1997:2 kata  “IPA” merupakan singkatan kata “ Ilmu Pengetahuan Alam”. Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau  science secara harafiah
disebut  sebagai  ilmu  tentang  alam  yang  mempelajari  peristiwa  -  peristiwa  yang terjadi di alam.
Fisher  dalam  Amien,  1987:4  mengatakan  bahwa  IPA  merupakan  suatu kumpulan  pengetahuan  yang  diperoleh  dengan  menggunakan  metode-metode
yang berdasarkan observasi. Jadi,  Ilmu  Pengetahuan  Alam  IPA  merupakan  ilmu  yang  mempelajari
tentang  alam  semesta  dan  segala  isinya.  Pada  dasarnya  IPA  dibangun  atas  dasar IPA sebagai suatu produk dan sebagai proses Iskandar, 1997:2-14.
1. IPA sebagai suatu produk
IPA  sebagai  produk  merupakan  ilmu  yang  mempelajari  peristiwa- peristiwa  yang  terjadi  di  alam.Bentuk  IPA  sebagai  produk  yaitu  fakta-fakta,
konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori dalam IPA. 2.
IPA sebagai suatu proses IPA  bukan  hanya  merupakan  kumpulan  pengetahuan  tentang  benda-
benda  atau  makhluk-makhluk  tetapi  IPA  juga  merupakan  cara  kerja,  cara berpikir,  dan  cara  memecahkan  masalah.  Keterampilan  proses  IPA  adalah
ketrampilan  yang  dilakukan  oleh  para  ilmuan,  di  antaranya  mengamati, mengukur,  menarik  kesimpulan,  mengendalikan  variabel,  merumuskan
hipotesis,  membuat grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan eksperimen.
2.1.2.1 Materi Sifat-Sifat Cahaya
Kompetensi  IPA  kelas  V  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah Standar  Kompetensi  6
tentang “Menerapkan  sifat-sifat cahaya  melalui kegiatan membuat suatu karyamodel
” pada Kompetensi Dasar 6.1 “Mendeskripsikan sifat-
13 sifat  cahaya
”.  Berikut  ini  akan  diuraikan  materi  pelajaran  kelas  V  SD  tersebut tentang sifat-sifat cahaya.
Menurut  Priyono, Martini    Amin 2009:123-128 cahaya  memiliki  lima sifat, yaitu:
1. Cahaya Merambat Lurus
Gambar1. Cahaya merambat lurus
Sumber: http:sdn-pajangan.blogspot.com201208blog-post_4757.html
Cahaya  memiliki  sifat  merambat  lurus  maka  jika  ada  benda  yang menghalangi cahaya tersebut maka cahaya tidak dapat terlihat. Contoh yang
menunjukan bahwa benda dapat merambat lurus misalnya kita bisa melihat ketika  cahaya  matahari  yang  masuk  melalui  celah-celah  jendela  rumah,
cahaya  tersebut  terlihat  seperti  sebuah  garis  lurus.  Sifat  cahaya  merambat lurus  dimanfaatkan  manusia  dalam  kehidupan  sehari-hari  misalnya  pada
lampu senter dan pada lampu kendaraan bermotor. 2.
Cahaya Menembus Benda Bening Cahaya  dapat  menembus  benda  padat,  namun  tidak  semua  benda
padat  dapat  ditembus  oleh  cahaya.  Benda  padat  yang  dapat  ditembus  oleh cahaya adalah benda bening seperti kaca, mika, gelas, dan sebagainya.
3. Cahaya dapat Dipantulkan
Pemantulan cahaya ada dua jenis : a.
Pemantulan Teratur Pemantulan teratur terjadi ketika cahaya mengenai permukaan
benda yang rata, licin, dan mengkilap. b.
Pemantulan Baur Pemantulan  baur  terjadi  ketika  cahaya  mengenai  permukaan
benda yang kasar atau tidak rata.
14 Gambar2. Pemantulan teraturpemantulan baur
Sumber: http:www.romiko.biz201203pemantulan-teratur-dan-pemantulan-baur.html
Berdasarkan permukaannya, cermin dikelompokkan menjadi 3 yaitu a.
Cermin datar Cermin datar  adalah  cermin  yang permukaan bidang pantulnya datar.
Sifat  bayangan  benda pada  cermin datar adalah ukuran  sama,  maya, semu, dan tegak. Contohnya adalah kaca cermin.
b. Cermin cembung
Cermin  cembung  merupakan  cermin  yang  permukaan  bidang pantulnya  melengkung  ke  arah  keluar.  Sifat  bayangan  benda  pada  cermin
cembung adalah maya, tegak, dan lebih kecil. Contohnya adalah kaca spion mobil.
c. Cermin cekung
Cermin  cekung  merupakan  cermin  yang  bidang  pantulnya melengkung  ke  arah  dalam.  Sifat  bayangan  benda  pada  cermin  cekung
adalah  bayangan  tegak,  lebih  besar,  dan  maya.  Contohnya  adalah  cermin cekung pada lampu senter.
4. Cahaya dapat Dibiaskan
Gambar3. Pembiasan
Sumber: http:dwijunianto.wordpress.commodul-belajar-ipa-kelas-v-sd-cahaya-dan-alat-optik
15 Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya setelah
melewati  medium  rambatan  yang  berbeda.  Contoh  pembiasan  misalnya pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air, maka pensil tersebut
akan  terlihat  seperti  patah.  Hal  itu  bisa  terjadi  karena  adanya  perbedaan kerapatan zat antara udara dan air.
5. Cahaya dapat diuraiakn
Warna  cahaya  matahari  adalah  putih.  Cahaya  terdiri  atas  beberapa macam warna cahaya yang disebut cahaya polikromatik. Warna warni pada
pelangi terjadi karena cahaya matahari dibiaskan, diuraikan dan dipantulkan oleh tetes-tetes air hujan. Cahaya yang dihasilkan dari peristiwa pembiasan
adalah cahaya tunggal. Cahaya ini tidak dapat diuraikan lagi, disebut cahaya monokromatik. Contohnya cahaya berwarna merah, jingga, hijau, biru, nila,
ungu pada pelangi.
2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya
Berikut adalah beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
2.2.1 Penelitian tentang Inkuiri
Kitot,  Ahmad    Seman  2010  meneliti  keefektifan  pembelajaran  inkuiri dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pelajaran sejarah di
sekolah  tingkat  dua  Matang  Jaya,  Kuching,  Sarawak,  Malaysia.  Hasil  penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan dari 0,05 antara kelompok treatment dan
kontrol.  Hal  tersebut  ditunjukkan  dengan  adanya  kenaikan  yang  signifikan  pada rata-rata  skor  kelas  treatmen  yaitu  2,7515  menjadi  4,2195  setelah  implementasi
pembelajaran  inkuiri.  Dengan  kata  lain,    dapat  dikatakan  bahwa  metode  inkuiri efektif digunakan dalam pembelajaran.
Simsek    Kabapinar  2010  meneliti  pengaruh  dari  Inquiry-Based Learning  IBL  lingkungan  yang  berhubungan  dengan  pemahaman  materi,
keterampilan  proses  ilmiah,  dan  sikap  terhadap  ilmu  pengetahuan  di  tingkat  5 kelas  IPA  di  sebuah  sekolah  swasta  di  Istanbul.  Hasil  penelitian  menunjukkan
pengaruh  yang  positif  pada  pemahaman  konsep  dan  keterampilan  proses  ilmiah siswa,  tetapi  tidak  terjadi  perbedaan  pada  sikap  terhadap  ilmu  pengetahuan.  Hal