Obesitas Sentral Rasio Lipid

Penelitian yang dilakukan oleh Chan, et al. 2003 menemukan adanya korelasi positif antara RLPP terhadap jaringan lemak intraabdomen yang menyebabkan obesitas sentral. Beberapa contoh jaringan lemak tersebut, antara lain jaringan lemak intraperitoneal, retroperitoneal, anterior subcutaneous, dan posterior subcutaneous. Pengukuran RLPP dilakukan dengan mengukur bagian pinggang pada lingkar terkecil, biasanya tepat di atas pusar, dan mengukur bagian panggul pada lingkar terbesar, mengitari pantat World Health Organization, 2008. Tabel II. Nilai Rasio Lingkar Pinggang Panggul Ideal World Health Organization, 2008 Jenis Kelamin Ukuran RLPP Ideal Laki-laki 0,90 Perempuan 0,85 Gambar 2. Cara Mengukur Rasio Lingkar Pinggang Panggul Dewar, 2013

B. Obesitas Sentral

Obesitas sentral adalah suatu keadaan adanya akumulasi lemak secara intraabdominal dan subkutan di daerah abdomen perut. Keadaan ini sering diasosiasikan dengan risiko penyakit kardiovaskular, dan pengukuran LP serta RLPP memiliki korelasi positif terhadap adanya obesitas sentral. Munculnya obesitas sentral dipengaruhi oleh 2 macam jaringan lemak, yaitu jaringan lemak viseral dan jaringan lemak subkutan. Jaringan lemak yang paling berisiko adalah jaringan lemak viseral, karena jaringan lemak tersebut melepaskan lebih banyak asam lemak ke darah dibandingkan dengan jaringan lemak lainnya, yang akhirnya mampu mempengaruhi profil kadar lipid dalam darah manusia Kopelman, Caterson and Dietz, 2009; Sizer and Whitney, 2013; Chan, et al., 2003. Gambar 3. Letak Lemak Viseral dan Lemak Subkutan pada Bagian Abdominal Katch, 2012

C. Kolesterol Darah

Kolesterol adalah senyawa golongan steroid yang merupakan salah satu komponen penting dalam tubuh. Salah satu kegunaan dari kolesterol adalah sebagai prekusor sintesis senyawa steroid lainnya, seperti hormon estrogen dan progesteron. Sumber kolesterol berasal dari makanan dan dari organ hati yang memproduksi kolesterol ketika tubuh kekurangan kolesterol. Sel-sel hati sendiri membutuhkan kolesterol untuk membentuk empedu, yang digunakan untuk mengemulsikan lemak pada proses pencernaan. Kolesterol yang berlebih akan disimpan pada dinding arteri pada bagian intima. Semakin banyak kolesterol yang disimpan menyebabkan munculnya plak pada dinding arteri yang mengakibatkan lumen pembuluh darah akan menebal dan menghambat suplai oksigen ke seluruh tubuh dan jantung Scanlon and Sanders, 2007; Zhao, and Kerwin, 2012. Semakin bertambahnya usia, risiko munculnya dislipidemia atau ketidakseimbangan kadar kolesterol darah akan meningkat. Hal ini dapat terjadi dikarenakan, semakin bertambahnya usia, klirens LDL dari sirkulasi darah akan menurun, kemampuan tubuh dalam mengkonversi kolesterol menjadi garam empedu juga menurun, serta aktivitas enzim pensintesis garam empedu juga menurun Humayun, Shah, Alam, and Hussein, 2009; Trapani and Pallottini, 2010. Hiperlipidemia atau meningkatnya kadar kolesterol total darah, mampu menimbulkan efek negatif pada kardiovaskular. Salah satu contoh efek negatif adalah atherosklerosis Stapleton, Goodwill, James, Brock, Frisbee, 2010. Hasil penelitian Nagasawa, Okamura, Iso, Tamakoshi, Yamada, Watanabe, et al., 2012, menemukan bahwa pada usia middle age, meningkatnya kadar kolesterol total dalam darah, mampu meningkatkan risiko terkena jantung koroner. Penelitian yang dilakukan Lemos-Santos, et al. 2004, Barreira, et al. 2012, dan Gharakhanlou, et al. 2012, juga menemukan bahwa kadar kolesterol total berkorelasi dengan ukuran LP dan RLPP. Tabel III. Kategori Kadar Kolesterol Total National Cholesterol Education Program, 2001 Kadar kolesterol total Kategori Kurang dari 200 mgdL Rendah 200 – 239 mgdL Batas atas Lebih dari 240 mgdL Tinggi Beberapa macam kolesterol darah antara lain :

1. LDL

Low-density lipoprotein atau sering disingkat LDL, merupakan salah satu jenis kolesterol yang berasal dari pemecahan VLDL very-low density lipoprotein. Jenis kolesterol ini merupakan penyusun terbesar dari kolesterol total darah, dikarenakan jumlahnya yang sangat banyak di sirkulasi tubuh manusia. Kolesterol LDL yang berlebih, dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular terutama atherosklerosis pada pembuluh darah manusia. Hal ini dapat terjadi karena LDL yang berlebih akan disimpan di dalam pembuluh darah manusia, khususnya pembuluh darah arteri. Pembentukan atherosklerosis diperantarai oleh banyaknya LDL dalam sirkulasi darah dan mampu menembus dinding endotelium dan masuk ke bagian intima pembuluh darah dengan bantuan lipoprotein lipase dan heparin sulfat proteoglikan. Makrofag yang menganggap LDL sebagai benda asing, “dipanggil” oleh faktor kemotaksis VCAM dan ICAM pada dinding arteri. Kemudian masuk kedalam intima pembuluh darah, yang kemudian matur menjadi foam cells. Semakin banyaknya LDL dan foam cells tersebut di dalam intima, maka pembuluh darah akan menebal dan menghambat sirkulasi darah, sehingga meningkatkan risiko ischemic heart disease Rolfes, Pinna, and Whitney, 2011; Tomkin and Owens, 2012. Beberapa penelitian, seperti penelitian Brenner, et al. 2010, dan Chehrei, et al. 2007, menemukan bahwa kadar kolesterol LDL memiliki korelasi positif dengan pengukuran LP pada beberapa populasi di dunia. Selain dengan pengukuran LP, RLPP juga memiliki korelasi positif dengan kadar kolesterol LDL sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ghorbanian, et al. 2012. Tabel IV. Kategori Kadar LDL Darah National Cholesterol Education Program, 2001 Kadar Kolesterol LDL Kategori Kurang dari 100 mgdL Optimal 100 – 129 mgdL Di atas optimal 130 – 159 mgdL Batas awal tinggi 160 – 189 mgdL Tinggi 190 mgdL ke atas Sangat tinggi

2. HDL

High-density lipoprotein HDL, merupakan salah satu jenis kolesterol dengan kerapatan yang lebih tinggi dibanding LDL. Hal ini dapat terjadi dikarenakan struktur HDL yang mengandung lebih banyak protein dan lebih sedikit lemak dibandingkan dengan LDL. Fungsi utama dari HDL adalah membawa kolesterol yang berlebihan dari jaringan dan pembuluh darah ke dalam hati untuk dimetabolisme dan dikeluarkan. Berbeda dengan kolesterol LDL, kadar koleterol HDL yang tinggi, akan semakin baik, sebaliknya jika kadar kolesterol HDL semakin rendah, maka risiko terkena penyakit kardiovaskular semakin besar. Kondisi obesitas sentral pada individu mampu mempengaruhi kadar HDL dalam tubuh. Obesitas mampu menurunkan produksi HDL melalui mekanisme penghambatan adipokin dalam mengekspresikan gen apoA-1 dan ABCA1 pada hepatosit. Gen apoA-1 dan ABCA1 ini berperan dalam produksi HDL. Mekanisme lainnya adalah obesitas mempu meningkatkan aktivitas mikro RNA mir-33, yang jika mikro RNA tersebut diaktivasi, maka akan menghambat gen ABCA1, serta menekan degradasi asam lemak Wang and Peng, 2011. Penelitian Gupta, Rastogi, Sarna, Gupta, Sharma, and Kothari, 2007, serta Lemos-Santos, et al, 2004, menemukan bahwa pengukuran LP dan RLPP memiliki korelasi negatif dengan HDL. Korelasi negatif ini dapat diartikan semakin besar nilai LP dan RLPP, maka semakin kecil kadar kolesterol HDL, yang manifestasinya adalah semakin besar risiko terkena penyakit kardiovaskular Rolfes, Pinna, and Whitney, 2011; Scanlon and Sanders, 2007. Tabel V. Kategori Kadar HDL National Cholesterol Education Program, 2001 Kadar Kolesterol HDL Kategori Keterangan Kurang dari 40 mgdL pria Kurang dari 50 mgdL wanita Rendah. Faktor risiko penyakit kardiovaskular Lebih dari 60 mgdL Tinggi Bukan faktor risiko penyakit kardiovaskular

D. Rasio Lipid

Rasio lipid adalah sebuah perbandingan antara dua jenis lipid, misalnya kolesterol totalHDL, dan LDLHDL. Nilai LDL dan nilai kolesterol total bertindak sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular atau sering disebut sebagai faktor atherogenik, hal ini berarti semakin meningkat nilai LDL atau nilai kolesterol total, semakin tinggi risiko munculnya atherosklerosis pada pembuluh darah, yang akan berakhir menjadi CVD. Nilai HDL sendiri bertindak sebagai pengurang risiko penyakit kardiovaskular atau sering disebut sebagai faktor protektif. Makna dari rasio lipid tersebut adalah semakin tinggi nilai LDL atau kolesterol total disertai dengan menurunnya kadar HDL, semakin besar risiko terkena penyakit kardiovaskular. Begitu juga dengan sebaliknya, semakin tinggi kadar HDL dengan kadar kolesterol total dan LDL yang turun, maka risiko terkena penyakit kardiovaskular semakin kecil. Pada dasarnya, kedua rasio tersebut dapat digunakan sebagai prediktor adanya penyakit kardiovaskular, misalnya jantung iskemik. Rasio LDLHDL mampu memprediksi munculnya atherosklerosis, sedangkan kolesterol totalHDL mampu memprediksi munculnya penyakit ischemic heart disease Durstine, 2006; Enomoto et al., 2011; Lemieux, et al., 2001. Beberapa penelitian, seperti penelitian Gharakanlou, et al. 2012, Chehrei, et al. 2007, Lemos-Santos, et al. 2004, dan Chiou, Lin, Weng, Ou, Liu, and Fang, 2005, menemukan bahwa pengukuran antropometri seperti pengukuran LP dan RLPP. Tabel VI. Rasio Lipid Ideal Pria Millan, Pinto, Munoz, Zuniga, Rubies-Prat, Pallardo, et. al , 2009 Rasio Lipid Ukuran Rasio Ideal Kolesterol totalHDL 3,5 LDLHDL 2,5

E. Penyakit Kardiovaskular

Dokumen yang terkait

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap HbA1c pada pria dewasa sehat di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta.

4 38 99

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap HbA1c pada karyawan pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma.

1 3 102

Korelasi Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) terhadap HbA1c pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 7

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio lipid pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 4 7

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

1 5 174

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio kadar LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 143

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 108

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

0 1 127

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah pada staf wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 88

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar kolesterol total/HDL pada staf wanita Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 112