Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal - Badung
10 Dalem I ditetapkan sebagai lokasi untuk pengembangan desa wisata oleh Pemkab
Badung.
2.1.1 Potensi Budaya
Masyarakat desa ini mayoritas adalah Agama Hindu. tradisi dan budaya masih dipertahankan turun-temurun. Masyarakat disini juga melakukan kegiatan
tradisional Bali pada umumnya layaknya di daerah-daerah lainnya di Bali. Walaupun desa ini sudah dimekarkan, namun Desa Bongkasa Pertiwi dan Desa
Bongkasa, masih terikat dalam satu desa adat, yaitu Desa Adat Bongkasa, sehingga adat dan budayanya masih sama atau satu kesatuan.
Menurut cerita Kepala Desa Bongkasa Pertiwi, I Wayan Suarjana, Oktober 2015, Desa Bongkasa sebelum dimekarkan diibaratkan sebagai salah satu
sumber mata air kesenian di Bali, terbukti dari banyaknya maestro seni yang berasal dari desa ini, antara lain:
1. Ki Dalang Tangsub, pendiri Desa Bongkasa yang dikenal dengan munculnya geguritan di Bali, dan salah satu yang terkenal adalah “Eda
Ngaden Awak Bisa”;
2. Ida Pedanda Sagra atau yang lebih dikenal dengan Dalang Ore, merupakan sesepuh pedalangan di Bali yang terkenal mahir menirukan
suara monyet dan setiap pertunjukkannya suasana pertunjukkan dapat dirubahnya seperti berada di sebuah hutan. Oleh karena itu beliau
dijuluki Dalang Ore karena dapat menirukan suara monyet ore;
3. Dalang Jagra, beliau juga terkenal dengan seni pedalangannya dan menjadi panutan. Di Desa Bongkasa terkenal pewayangan dengan epos
Ramayananya dan menjadi salah satu pakem dalam ilmu pewayanganpedalangan di Bali.
Pada saat upacara agama odalan masyarakat desa ini sering mengadakan pertunjukan “Calonarang”, yaitu tari-tarian yang mengisahkan tentang Bali yang
sengsara oleh kekuatan jahat. Memang jenis tarian ini sering dipentaskan di hampir setiap wilayah di Bali, namun menurut masyarakat desa, tarian di desa ini
memiliki tingkat kesakralan yang tinggi. Selain itu Desa Adat Bongkasa juga memiliki tarian sakral khas daerah yaitu “Tari Beringin” yang hanya dipentaskan
Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal - Badung
11 ketika upacara besar keagamaan di Pura Khayangan Tiga atau Pura besar yang
ada di desa.
Desa ini juga memiliki potensi di bidang seni budaya lainnya, yaitu Komunitas Kreatif Bongkasa Pertiwi, yaitu seni pertunjukan berupa tari-tarian dan
teaterikal. Sanggar teater ini sudah sering pentas baik di desa maupun hingga keluar desa. Teater ini biasanya pentas dengan tema sosial atau pandangan
terhadat kehidupan jaman sekarang.
Gambar 2. 1 Muda Mudi Desa Bongkasa Bersiap Untuk Menampilkan Teater Sumber:
http:fajarbali.co.idindex.php?option=com_contentview=articleid=2825:jelangADlebaran ADtradisiADngotekADdilombakancatid=42:jemItemid=64 diunduh pada tanggal 5
Januari 2016
Kegiatan Adat di desa ini masih kental, setiap kegiatan keagamaan akan melibatkan banjar gotong royong, dan masyarakat yang memiliki kegiatan tidak
akan mengeluarkan biaya, karena ditanggung oleh anggaran desa. Hal ini berlaku untuk seluruh warga Desa Bongkasa Pertiwi sesuai dengan awig-awig peraturan
desa.
Budaya yang tak kalah uniknya, adalah perang sambuk. Perang sambuk serabut kelapa merupakan tradisi para Sekaa Truna Budhi Pawerti Stiti yang
dilakukan pada malam pangerupukan yang dalam rangka menyambut hari raya Nyepi. Biasanya perang sambuk dilakukan pada jam dua belas malam setelah
selesai melakukan arak-arakan ogoh-ogoh, hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu lalu lintas yang lewat di jalan area Banjar Pengembungan sari.
Perang sambuk ini memiliki makna antara lain: memupuk kebersaan antar anggota