Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal - Badung
26
Gambar 2. 12 Siteplan Salah Satu Rumah Warga
Sumber: Observasi Oktober 2015
Pada Gambar 2.12 ditampilkan salah satu rumah warga yang tergolong dalam rumah yang belum ditambahkan bangunan lain selain kamar mandi. Itupun
kamar mandiWC merupakan bantuan dan terletak di halaman belakang tebe.
Gambar 2. 13 Situasi Rumah Warga
Sumber: Observasi Oktober 2015
1. Angkul- angkul
2. Merajan 3. Dapur
4. Bale Dauh 5. Natah
6. Bale Dangin 7. Bale Daja
8. Tebe dan WC
Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal - Badung
27
3. Sirkulasi dan Perparkiran
Efisiensi lahan untuk upaya menghubungkan kegiatan yang berlangsung
pada suatu daerah baik kendaraan maupun manusia.
Gambar 2. 14 Sirkulasi Dan Parkir Desa Bongkasa Pertiwi
Sumber: Observasi Oktober 2015
Jalan Desa 6m
Jalan Desa 5m
Jalan Lingkungan 4m
Jalan Lingkar 2,5m
Parkir Desa Penunjang Pariwisata
1
4
3
2
1
2
3
3
Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal - Badung
28 Di desa ini, sirkulasi utama berlangsung pada jalan desa yang melintang
dari utara hingga selatan desa. Didukung dengan jalan lingkungan yang menjadi akses untuk mengelilingi desa ataupun menuju rumah penduduk yang berada tidak
pada jalan utama desa. Dapat dilihat pada Gambar 2.14, sirkulasi di desa ini terdiri dari jalan utama desa selebar 6m, jalan 5m, jalan lingkungan 4m, dan jalur lingkar
selebar 2,5m.
Untuk perparkiran, desa wisata ini telah dilengkapi dengan parkir kendaraan pariwisata. Hingga saat ini parkir tersebut biasa menampung 10 bus
pariwisata. Letaknya berada pada Banjar Tegal Kuning. Adanya parkir ini tidak dapat menampung kendaraan wisatawan seluruhnya, oleh karena itu masih
memakan parkir pada area wisata seperti finish rafting yang biasanya dipenuhi dengan mobil travel.
Dengan sistem seperti ini, pengunjung tidak mengetahui desa beserta potensi budayanya, dikarenakan wisatawan hanya difokuskan pada kegiatan
rafting dan pengelolaan pribadi. Oleh sebab itu perlu penataan agar terjadi sebuah kesatuan pengelolaan yang dapat membuat wisatawan mengenal lebih dalam
tentang potensi desa wisata ini.
4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau
Terdiri dari Hard Scape yaitu trotoar, plaza, square, dan Soft Scape berupa
lingkungan alam, atau taman.
Desa ini masih asri, dan jauh dari hiruk pikuk pusat kota. Mayoritas wilayah desa ini adalah lahan pertanian, sehingga ruang terbuka masih sangat
banyak, khususnya ruang terbuka hijau seperti Gambar 2.13.
Jika dikaitkan dengan ruang terbuka untuk menunjang kegiatan pariwisata di desa ini, Hard Scape seperti trotoar, plaza dapat dikatakan belum terbangun.
Begitupula dengan Soft Scape seperti taman juga belum ada. Kedepannya dapat dikembangkan ruang terbuka yang dapat memfasilitasi wisatawan namun tetap
menggunakan konsep ramah lingkungan dan tidak merusak sumber daya alam. Lahan produktif seperti sawah yang dikelola oleh Subak, sebisa mungkin tidak di
usik agar mata pencarian penduduk dan budaya tetap terlestarikan.
Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal - Badung
29
Gambar 2. 15 Ruang Terbuka Hijau
Sumber. Observasi Oktober 2015
5. Jalur Pejalan Kaki
Tidak hanya sebagai jalur pedestrian, juga sebagai tempat aktivitas pengguna, dan ciri khas suatu lingkungan.
Gambar 2. 16 Kondisi Pedestrian
Sumber. Observasi Oktober 2015
Lahan Produktif 1
Lahan Hijau 2
1
2
Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal - Badung
30 Keberadaan pedestrian belumlah memenuhi standar keamanan dan
kenyamanan pengguna. Dilihat dari Gambar 2.14 Tidak adanya pembatas pengguna dan kendaraan bermotor menyebabkan kurangnya rasa aman untuk
berjalan kaki. Selain itu pohon peneduh yang juga berfungsi sebagai Green Belt juga belum ada. Ciri khas dari lingkungan juga belum terlihat, oleh karena itu
perlu adanya penataan lebih lanjut untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna.
6. Aktivitas Pendukung
Fungsi pelengkap ruang terbuka kota untuk melayani kegiatan masyarakat.
Ruang terbuka desa yang berfungsi untuk melayani kegiatan masyarakat dari segi tradisi, desa ini telah memiliki fasilitas public seperti balai banjar dan
wantilan pada tempat suci pura. Bangunan tersebut digunakan untuk melakukan kegiatan kebudayaan keagamaan maupun kegiatan kemanusiaan, seperti rapat,
hiburan dan sekedar berkumpul. Dari segi pariwisata, ruang terbuka untuk wisatawan belum tersedia secara khusus, oleh sebab itu perlu penataan lebih
lanjut. Adapun ruang terbuka yang dapat dikembangkan dengan melayani kegiatan wisatawan sekedar untuk berkumpul ataupun rekreasi.
7. System Penanda
Sebagai sarana komunikasi dan penanda, sehingga pemberi informasi atau
menerangkan suatu tempatobjek.
Di desa bongkasa pertiwi telah terdapat sistem pendanda khususnya nama desa, nama banjar, batas wilayah dan nama jalan seperti gambar 2.15. Untuk mana
desa dan banjar sudah mengadopsi gaya arsitektur bali, namun nama jalan masih berupa plat besi, sehingga perlu penambahan unsur arsitektur Bali.
Selain itu penanda yang digunakan sebagai penunjuk arah yang berfungsi untuk mempermudah wisatawan menemukan lokasi tertentu belum terdapat di
desa ini, oleh sebab itu pelu penambahan agar pengunjung tidak tersesat.