1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, perumusan masalah yang akan dibahas adalah :
a Apakah tingkat suku bunga, kurs valuta asing, inflasi, dan Indeks
Harga Saham Gabungan IHSG mempengaruhi investasi swasta PMA dan PMDN di Jawa Timur ?
b Manakah dari ke empat variabel bebas tersebut yang mempunyai
pengaruh dominan terhadap investasi swasta PMA dan PMDN di Jawa Timur ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a Untuk mengetahui kurs valuta asing, Inflasi, Indeks Harga Saham
Gabungan IHSG, dan tingkat suku bunga, dalam mempengaruhi investasi swasta PMA dan PMDN di Jawa Timur.
b Untuk mengetahui variabel bebas mana yang paling dominan
pengaruhnya terhadap investasi swasta PMA dan PMDN di Jawa Timur.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
a Bagi penulis sebagai pengalaman serta tambahan pengetahuan
serta wawasan dalam bidang investasi khususnya investasi swasta PMA dan PMDN di Jawa Timur.
b Sebagai masukan serta informasi pada pemerintah dalam
penetapan serta pelaksanaan kebijakan peningkatan investasi swasta PMA dan PMDN di Jawa Timur.
c Sebagai acuan bagi mahasiswa dan koleksi perpustakaan yang
dapat digunakan untuk membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan penelitian dalam bidang investasi swasta PMA
dan PMDN di Jawa Timur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta pengkajian dalam penelitian ini
dilakukan oleh : 1.
Dinda Putri Maharani 2005:66 dengan judul “Analisis beberapa
faktor yang mempengaruhi Invest asing PMA PMDN di Indonesia “ bahwa dapat ditarik kesimpulan bahwa dari hasil pengujian secara
simultan menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara variabel IHSG X
1
, tingkat inflasi X
2
, PDB X
3
, berpengaruh nyata terhadap invest di Indonesia Y, didapat F
hitung
sebesar 3,976 F
tabel
sebesar 3,95 dari uji parsial didapat hasil t
hitung
sebesar 0,026 t
tabel
sebesar 2,201, sehingga variabel IHSG X
1
tidak berpengaruh secara nyata terhadap investasi di Indonesia Y. Hal ini disebabkan karena IHSG tidak diperuntukkan dalam
penentuan besar kecilnya nilai investasi di Indonesia tapi IHSG merupakan alat untuk mengetahui animo saham di BES. Sedangkan untuk
tingkat inflasi X
2
berpengaruh secara nyata terhadap invest Y didapat hasil t
hitung
sebesar –2,215 -t
tabel
sebesar 2,201, secara parsial PDB X
3
berpengaruh secara nyata terhadap investasi di Indonesia Y didapat hasil t
hitung
sebesar 2,775 t
tabel
sebesar 2,201.
2. Yanu Raditia Kusuma 2005 : 76 dengan judul “Beberapa faktor yang
mempengaruhi investasi PMDN di Jawa Timur”, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari hasil bahwa variabel PDRB, kurs USD terhadap
rupiah dan inflasi secara simultan berpengaruh terhadap investasi PMDN di Jawa Timur. Pernyataan ini didasarkan pada nilai F
hitung
= 7,422 dari F
tabel
= 3,587 dengan besarnya pengaruh yang dijelaskan oleh R
2
= 0,669, yakni bahwa seluruh variabel dalam penelitian berpengaruh secara
bersama-sama terhadap investasi PMDN sebesar 66,90 , sedangkan sisanya sebesar 33,10 dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian.
Dari pengujian hipotesis dengan uji t parsial di peroleh hasil bahwa variabel PDRB t
hitung
= - 3,914 t
tabel
= -2,201 dan kurs ISD terhadap rupiah t
hitung
= -4,372 t
tabel
= - 2,201 berpengaruh terhadap investasi PMDN di Jawa Timur, sedangkan variabel tingkat inflasi t
hitung
= 0,497 t
tabel
= 2,201 tidak berpengaruh terhadap investasi PMDN di Jawa Timur. Dari hasil penelitian dapat terlihat bahwa gejolak perubahan kurs
maupun tingkat inflasi tidak menurunkan minat investor dalam berinvestasi di Jawa Timur, sehingga kegiatan investasi PMDN di Jawa
Timur tidak terlepas dari peran aktif Pemerintah Daerah di Jawa Timur dalam mendorong kemajuan iklim investasi.
3. Dian Melisa Kusumaningtyas 2005:154 dengan judul “Beberapa faktor
yang mempengaruhi tingkat investasi swasta PMA PMDN di Jawa Timur” bahwa dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini yaitu secara
simultan menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara variabel bebas
Produk Domestik Regional Bruto X
1
, Tingkat Suku Bunga X
2
, Tingkat Inflasi X
3
, dan kurs valuta asing X
4
terhadap variabel terikat investasi Swasta PMA PMDN di Jawa Timur Y. Hal ini diketahui dari uji –F
yaitu diperoleh F
hitung
= 5,445 F
tabel
= 3,11, sedangkan secara parsial, variabel Produk Domestik Regional bruto X
1
berpengaruh secara nyata terhadap investasi swasta PMA PMDN di Jawa Timur Y dengan
menggunakan uji –t dimana t
hitung
= 3,100 t
tabel
= 2,145, variabel tingkat suku bunga X
2
tidak berpengaruh nyata terhadap investasi swasta PMA PMDN di Jawa Timur Y dimana t
hitung
= -1,075 t
tabel
= 2,145 hal tersebut dikarenakan adanya harapan keadaan perekonomian dimasa
datang akan lebih baik disamping itu keputusan untuk berinvestasi juga dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan teknologi dan pendapatan
nasional. Tingkat Inflasi X
3
tidak berpengaruh nyata terhadap investasi swasta PMA PMDN di Jawa Timur Y dengan menggunakan uji –t
dimana t
hitung
= 0,857 t
tabel
= 2,145. Hal tersebut dikarenakan adanya motif spekulasi untuk mencari keuntungan, investor berinvestasi tidak
begitu memperhatikan kenaikan harga-harga karena tidak semua harga- harga naik. Keputusan investasi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor
ekonomi saja, dan kurs valuta asing X
4
berpengaruh nyata terhadap investasi swasta PMA PMDN di Jawa Timur Y dimana hasil t
hitung
= -2,783 -t
tabel
= -2,145. 4.
Siti Mastija 2005 : 90 dengan judul “Analisis faktor yang
mempengaruhi invest di Jawa Timur” dapat ditarik kesimpulan dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel PDRB, inflasi, tingkat suku bunga, dan ekspor total berpengaruh nyata terhadap investasi
di Jawa Timur yaitu dengan uji F dimana F
hitung
= 83,628 F
tabel
3,48. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel PDRB berpengaruh nyata
terhadap invest di Jawa Timur dengan t
hitung
2, 484 t
tabel
2,228, hal ini dikarenakan apabila PDRB mengalami kenaikan akan memberikan
rangsangan pada investor, karena permintaan produk meningkat sehingga keuntungan meningkat. Variabel inflasi tidak berpengaruh nyata terhadap
investasi di Jawa Timur dengan t
hitung
1,527 t
tabel
2,228, karena walaupun terjadi inflasi pengusaha tetap membutuhkan modal untuk menambah
produksinya disebabkan keuntungan besar. Variabel tingkat suku bunga kredit tidak berpengaruh nyata terhadap invest di Jawa Timur dengan t
hitung
1,758 t
tabel
2,228, hal ini disebabkan walaupun tingkat suku bunga kredit naik tidak mempengaruhi kemampuan untuk berinvestasi karena tetap
membutuhkan dana untuk berproduksi disebabkan permintaan produksi besar sehingga keuntungan akan besar. Variabel total ekspor berpengaruh
nyata terhadap invest di Jawa Timur dengan t
hitung
2,521 t
tabel
2,228, hal ini disebabkan jika ekspor mengalami kenaikan secara tidak langsung akan
meningkatkan devisa suatu negara. Kondisi demikian akan mendorong beberapa investor untuk berinvestasi.
5. Wildan wirawanda 2005 tantang “ Analisis Faktor – faktor yang
Mempengaruhi penanaman Modal Asing Persektor Ekonomi Di Indonesia” Setelah dilakukan uji statistik untuk mengetahui pengaruh
secara simultan antara variabel bebas Suku Bunga Internasional X
1
, Kurs Valas X
2
, dan Neraca Pedagangan X
3
, dan terhadap variabel terikatnya PMA persektor ekonomi Y diperoleh F hitung F tabel maka Ho
ditolak dan Hi diterima, yang berati bahwa secara keseluruhan faktor- faktor variabel bebas berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap
PMA persektor ekonomi di Indonesia. 6.
Novia 2005 tentang “Analisa Beberapa Faktor yang Mempengaruhi
Penanaman Modal Asing PMA di Indonesia” dapat ditarik kesimpulan bahwa dari hasil pengujian secara simultan diperoleh nilai F
hitung
F
tabel
yaitu 4,560 3,59 yang berarti ada pengaruh nyata antara variabel bebas dengan variabel terikat. Secara parsial, untuk Produk Domestik Bruto
PDB nilai t
hitung
sebesar 3,624 t
tabel
sebesar 2,201. Untuk Kurs Dollar AS nilai t
hitung
sebesar -2,728 -t
tabel
sebesar -2,201. Untuk Inflasi nilai t
hitung
sebesar -0,221 -t
tabel
sebesar -2,201. Hal ini menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto PDB berpengaruh nyata terhadap Penanaman
Modal Asing PMA. Kurs Dollar AS berpengaruh nyata terhadap Penanaman Modal Asing PMA dan Kurs Dollar AS berhubungan negatif
terhadap Penanaman Modal Asing PMA. Inflasi tidak berpengaruh nyata terhadap Penanaman Modal Asing.
7.
Budiarti 2004 tentang “Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi
Penanaman Modal Asing di Jawa Timur”. Hasil penelitian ii diperoleh angka penentu kecocokan model R
2
sebesar 0,715. hal ini berarti variabel- variabel bebas yang menjelaskan variabel terikat adalah sebesar 71,5 dan
28,5 dijelaskan variabel lain. Hasil penelitian dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa secara individu hanya variabel tingkat suku bunga
kredit investasi dan jumlah tenaga kerja yang diserap di sektor industri yang berpengaruh secara nyata terhadap Penanaman Modal Asing.
Sedangkan pada uji F menunjukkan variabel PDRB, tingkat suku bunga kredit investasi dan jumlah tenaga kerja yang diserap di sektor industri
secara bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap Penanaman Modal Asing.
2.1.1 Perbedaan dengan peneliti terdahulu
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu terletak pada subjek yang diteliti dengan kata lain penelitian yang lain
hanya meneliti dengan skup propinsi dan nasional, sedangkan penelitian ini hanya menerangkan dengan skup kota surabaya. Dengan demikian kita
bisa mengetahui seperti apa faktor – faktor yang mempengaruhi PMA dan PMDN di kota Surabaya.
2.2. Landasan Teori
2.2.1 Investasi 2.2.1.1 Definisi
Investasi Pengertian investasi menurut Nopirin 2000 : 134 investasi adalah
perubahan capital stock, maka teori tentang investasi haruslah dimulai dengan konsep jumlah Stock capital yang diinginkan Desiret Capital
Stock.
Kata investasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu “Investment”, apabila dalam bahasa Indonesia investasi adalah “penanaman modal”
investasi adalah suatu kegiatan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu kegiatan usaha, karena ini sangat dibutuhkan sebagai faktor
penunjang di dalam memperlancar proses produksi. Menurut pendapat Prof. Robinson yang dikutip oleh Suherman Rosyidi dalam bukunya
yang berjudul Pengantar Teori Ekonomi mengatakan bahwa investasi itu penambahan barang-barang modal baru, sedangkan membeli selembar
kertas saham bukanlah investasi Rosyidi, 2001: 158.
Jadi dapat disimpulkan bahwa investasi adalah merupakan suatu pengeluaran untuk pembelian barang-barang modal dalam rangka
meningkatkan kapasitas produksi. Tercapainya kapasitas produksi yang sudah ditargetkan mengakibatkan jumlah pekerjaan akan meningkat.
Adanya tingkat produksi yang tinggi dapat menghasilkan surplus yang tinggi pula, sehingga dapat terhimpun dana yang lebih besar untuk
investasi yang dibutuhkan. Dalam prakteknya, usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan satu tahun tertentu, yang digolongkan
sebagai investasi atau penanaman modal atau pembentukan modal meliputi pengeluaran atau pembelanjaan berikut :
a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yatu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnyauntuk mendirikan berbagai jenis industri
dan perusahaan.
b. Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
c. Pertambahan nilai barang-barang stock yang belum terjual, bahan mentah dan bahan yang masih dalam proses produksi pada akhir
tahun perhitungan pendapatan nasional. Sukirno, 2002 : 107
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa
mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Financial assets dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat
deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang dan lainnya. Atau dilakukan di pasar modal misalnya berupa saham, obligasi, iuran, opsi
dan lainnya. 2.
Real assets diwujudkan dalam bentuk pembelian asset produktif, penelitian pabrik, pembukuan pertambangan, pembukuan perkebunan
dan lainnya.Halim, 2003 : 2.
Pengertian investasi dari kedua pendapat tersebut kiranya dapat disimpulkan bahwa investasi atau penanam modal itu merupakan
penanam modal atau pengguna uang bagi peningkatan kapasitas sistem produksi atau peningkatan asset dengan harapan modal yang ditanamkan
akan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya di masa mendatang.
2.2.1.2 Teori Mengenai Investasi
Masalah investasi baik penentuan jumlah maupun kesempatan untuk melakukan investasi oleh Keynes didasarkan atas konsep Marginal
Efficiency of Investment MEI yaitu bahwa investasi itu akan dijalankan oleh seseorang pengusaha bilamana MEI masih lebih tinggi dari pada
tingkat bunga interest. Secara garis besar, MEI ini digambarkan sebagai suatu schedule yang menurun. Schedule ini menggambarkan jumlah
investasi yang terlaksana pada setiap tingkat bunga.
Gambar 1 : Marginal Efficiency of Investment Tingkat Pengembalian
Sumber : Sukirno Sadono, 2002, Pengantar Ekonomi Makro, hal. 107 Sumbu tegak menunjukkan tingkat pengembalian modal dan
sumbu datar menunjukkan jumlah investasi yang akan dilakukan. Pada kurva Marginal Efficiency of Investment MEI ditunjukkan tiga buah
titik : A, B dan C menggambarkan bahwa tingkat pengembalian modal
adalah R dan investasi adalah I
. Ini berarti titik A menggambarkan bahwa dalam perekonomian terdapat kegiatan investasi yang akan
menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak R atau lebih tinggi,
dan untuk mewujudkan investasi tersebut modal yang diperlukan adalah sebanyak I
. Titik B dan C juga memberikan gambaran yang sama. Titik B menggambarkan wujudnya kesempatan untuk menginvestasi dengan
tingkat pengembalian modal R
1
atau lebih, dan mod al yang diperlukan adalah I
1
. Dan titik C menggambarkan, untuk mewujudkan usaha yang menghasilkan tingkat modal sebanyak atau lebih, diperlukan modal
sebanyak I
2
.
2.2.1.3 Macam – Macam Investasi
Investasi menurut macamnya dibagi menjadi delapan macam yang terkelompok menjadi empat kelompok, sehingga masing-masing
berisi dua. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah bahwa suatu produk barang investasi mungkin sekali memiliki atau menempati lebih
dari satu macam. Di bawah ini uraian pembagian macam-macam investasi :
1. Autonamous Investment dan Induced Investment
Autonomous Investment Investasi Otonom adalah investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan, misalnya :teknologi,
kebijaksanaan pemerintah, harapan para pengusaha, dan sebagainya. Induced Investment Investasi Terimbas adalah investasi yang
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat investasi terimbas dalam hubungan searah atau positif.
Gambar 2. Fungsi Investasi Otonom dan Investasi Terimbas
Pendapatan Pendapatan
Investasi
Y Investasi
I
Sumber : Rosyidi, Suherman, 2006, Pengantar Teori Ekonomi , Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal 170.
2. Publik Investment dan Private Investment
Public Investment adalah investasi yang digunakan oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tingkat satu, tingkat dua,
kecamatan, maupun desa. Sedangkan Private Investment adalah kebalikannya yaitu investasi yang dilakukan oleh swasta.
3. Domestic Investment dan Foreign Investment
Domestic Investment adalah penanaman modal dalam negeri sedangkan Foreign Investment adalah penanaman modal asing. Sebuah Negara yang
memiliki banyak sekali factor produksi alam Natural Resources dan sumber daya manusia namun tidak memiliki cukup modal Capital
sebagai factor produksi sumber-sumber di dalam Negeri yang belum termanfaatkan sepenuhnya bias digali sehingga tidak mubazir.
4. Groos Investment dan Net Investment
Gross Investment adalah total seluruh investasi yang diadakan atau dilaksanakan pada suatu ketika, dengan kata lain bahwa seluruh investasi
yang dilakukan di suatu Negara atau di daerah pada periode tertentu. Sedangkan Net Investment adalah selisih antara Investasi Bruto dengan
penyusutan. Rosyidi, 2006 : 168 – 173 2.2.1.4. Pengertian PMA dan PMDN
1. Penanaman Modal Asing PMA Adalah investasi yang dilakukan oleh investor luar negeri dalam penanaman
modal asing ini resiko dari kegagalan Invest ditanggung oleh investor luar negeri.
2. Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN Adalah investasi yang dilakukan oleh investor dalam negeri. PMDN ini
banyak dilakukan oleh pemerintah dengan motivasi untuk kesejahteraan rakyat banyak.
2.2.1.5. Hal yang menarik investasi swasta di jawa timur.
Suatu masalah klasik yang selalu menimpa pemerintah daerah Pemda di Jawa Timur saat ini adalah bagaimana meningkatkan investasi di daerahnya
sebesar mungkin. Mereka menempuh berbagai cara supaya investor tertarik menanamkan modalnya.
Hal-hal yang menarik investasi swasta di Jawa Timur antara lain: 1.
Sarana dan Infrastruktur di Lokasi Dengan adanya sarana infrastruktur di lokasi investasi seperti
pemberian akses jalan dapat menarik investasi untuk menginvestasikan dananya di Jawa Timur karena dengan
adanya akses jalan ini dapat mempermudah investor untuk melakukan usahanya.
2. Jumlah Penduduk
Investor berpikir dengan jumlah penduduk di Jatim yang tinggi akan berpengaruh terhadap kegiatan investasi karena semakin
tinggi jumlah penduduk akan mempengaruhi permintaan barang dan jasa yang dihasilkan oleh investor.
3. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja di Jatim besar sehingga dengan tingginya jumlah tenaga kerja otomatis berpengaruh terhadap permintaan
tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja yang tinggi akan berpengaruh terhadap rendahnya upah yang diberikan.
4. Kesejahteraan Masyarakat
Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu daya tarik investor untuk berinvestasi di suatu daerah. Apabila di suatu
daerah penduduknya berkecukupan otomatis investor tertarik untuk menginvestasikan lahannya di Jatim.
2.2.1.6. Jenis-Jenis Investasi A. Investasi Pemerintah
Investasi yang dilakukan pemerintah biasanya mendorong timbulnya investasi baru dan sektor swasta PMA dan PMDN. Dan
investasi pemerintah biasanya selalu diikuti dengan masalah Crowding out biasanya menunjukkan efek kebijaksanaan fiskal terhadap kegiatan
ekonomi. Apabila penambahan pengeluaran investasi pemerintah, apakah itu dibiayai dengan penarikan pajak ataupun dengan penarikan
obligasi, tidak dapat mendorong kegiatan ekonomi atau efeknya terhadap kegiatan ekonomi nol, maka dikatakan bahwa telah terjadi crowding out
pengeluaran investasi swasta oleh investasi pemerintah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa multiplier pengeluaran adalah kira-kira
nol. Kira-kira nol, berarti bahwa setiap Rp. 1,00 atau kurang lebih dari Rp 1,00.
Crowding out yang sempurna apabila Rp. 1,00 pengeluaran pemerintah mengganti Rp 1,00 pengeluaran investasi swasta. Tidak
sempurna apabila penggantian atau penurunan investasi swasta melebihi
Rp 1,00. Nopirin, 2001 : 89.
Peran pemerintah dalam berinvestasi dibagi menjadi 4 macam :
1. Peran
Alokatif Pemerintah mengalokasikan sumber daya ekonomi yang ada agar
pemanfaatannya bisa optimal dan mendukung efisiensi produksi. Contohnya barang atau jasa sosial seperti jalan umum, jembatan,
pertahanan dan keamanan negeri. Barang-barang ini tidak menarik bagi swasta atau masyarakat karena tidak bisa dijual, dinikmati dan
dimiliki secara pribadi. 2. Peran Distribusi
Peran pemerintah dalam mendistribusikan sumber daya, kesempatan dan hasil-hasil ekonomi secara wajar dan adil. Contoh
pemerintah berusaha untuk mencegah adanya monopoli dalam penyediaan dan distribusi barang kebutuhan pokok, sehingga hanya
dinikmati sekelompok orang sehingga menimbulkan kecemburuan sosial.
3. Peran Stabilisatif Peranan pemerintah dalam memelihara stabilitas perekonomian dan
memulihkannya jika berada dalam keadaan disequilibrium. Contohnya ketika terjadi inflasi, resesi, serbuan barang impor.
4. Peran Dinamisasi Peranan pemerintah dalam menggerakkan proses pertumbuhan
ekonomi agar lebih cepat tumbuh, berkembang dan maju. Contoh nya perintis kegiatan-kegiatan ekonomi tertentu. Seperti
penerbangan pesawat ke jalur baru yang masih kering, atau pemekaran kota dengan memindahkan pusat kegiatan pemerintah
ke lokasi baru, serta dalam bentuk mempercepat pertumbuhan dibidang bisnis tertentu mengalokasikan anggaran yang lebih besar
ke bidang bersangkutan. Dumairy, 2005 : 158-161. B.
Investasi Swasta
Investasi swasta baik Penanaman Modal Asing PMA maupun Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN merupakan
langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika pembangunan modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan marak lesunya pembangunan. Karena itu setiap negara berusaha menciptakan iklim yang lebih meningkatkan investasi.
Sasaran yang ditujukan bukan hanya masyarakat atau swasta dalam negeri tetapi juga luar negeri.
Penanaman modal
asing hanyalah meliputi penanaman modal
asing secara langsung, dan yang dipergunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara
langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut. Yang dimaksud modal asing adalah :
1. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah
digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.
2. Alat-alat perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik orang asing, bahan-bahan yang dimasukkan ke Indonesia. Selama alat-alat
tersebut tidak dibiayai oleh devisa Indonesia. 3. Bagian dari hasil perusahaan diperkenankan transfer, tetapi tidak
transfer seluruhnya dan dipergunakan untuk membiayai perusahaan di Indonesia.
Yang dimaksud modal dalam negeri adalah : Bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak
dan benda-benda baik yang berdomisili di Indonesia atau tidak yang disediakan guna menjalankan suatu usaha sepanjang modal tersebut tidak
diatur oleh undang-undang tentang Penanaman Modal Asing. Penanaman Modal Dalam Negeri adalah penggunaan dari kekayaan tersebut di atas
baik secara langsung maupun tidak untuk menjalankan usaha menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-Undang ini.
Selain Undang-Undang di atas tadi, pemerintah juga men ciptakan keterbukaan iklim investasi melalui paket kebijaksanaan
deregulasi dan debirokratisasi. Hal ini juga untuk menghadapi era
persaingan bebas tahun 2020 nanti. Dumairy, 2000 : 149. 2.2.1.7. Jenis-Jenis Investasi Menurut Rosyidi 2006 : 161-164
1. Autonomous Investasi dan Induced Investment
Autonomous Investment investasi otonomi adalah investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapat, tetapi dapat berubah
oleh karena adanya perubahan-perubahan faktor-faktor di luar pendapatan. Faktor-faktor ini adalah teknologi, kebijaksanaan
pemerintah harapan para pengusaha dan sebagainya. Sedangkan induced investment sangat dipengaruhi oleh pendapatan.
2. Public Investment dan Private Investment Public Investment adalah investasi atau penanaman modal yang
dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. Sedangkan private investment adalah investasi yang dilakukan oleh pihak swasta.
Di dalam private investment, unsur-unsur seperti keuntungan yang diperoleh, masa depan penjualan dan sebagainya merupakan peranan
yang sangat penting dalam menentukan volume investasi. Sementara dalam penentuan volume investasi, pertimbangan itu lebih diarahkan
kepada melayani atau menciptakan kesejahteraan bagi rakyat banyak. 3. Domestic Investment dan Foreign Investment
Domestic investment adalah penanaman modal dalam negeri sedangkan foreign investment adalah penanaman modal asing. Sebuah
negara yang memiliki banyak sekali faktor produksi alam atau faktor tenaga manusia namun tidak memiliki faktor produksi modal capital
yang cukup untuk mengelola sumber-sumber yang dimiliki maka
mengundang modal asing agar sumber-sumber yang ada termanfaatkan.
4. Gross Investment dan Net Investment Gross investment adalah total seluruh investasi yang dilakukan atau
yang dilaksanakan pada suatu ketika. Dengan demikian investasi bruto dapat bernilai positif ataupun nol yaitu ada atau tidak ada investasi
sama sekali tetapi tidak akan bernilai negatif. Sedangkan net investment adalah investasi yang telah dihitung jumlahnya berdasarkan
tiap sektor investasi.
2.2.1.8. Faktor-Faktor yang Menentukan Investasi
Apabila seorang pemilik modal atau para pengusaha menggunakan uangnya membeli barang-barang modal, maka pembelanjaan itu
dinamakan investasi. Akan tetapi berhasil tidaknya pemilik modaldalam menjalankan usahanya dalam kenyataan akan dipengaruhi
oleh beberapa factor yang dapat menentukan, yaitu : a.
Perubahan Fungsi Produksi Perubahan fungsi produksi dapat terjadi karena perubahan teknologi.
Perubahan teknologi akan mempengaruhi permintaan investasi. Jika teknologi tersebut mengubah komposisi barang-barang capital yang
diinginkan memproduksi output tersebut. b.
Perubahan Harga Relatif
Perubahan harga relative menyangkut perubahan upah relative atau bentuk-bentuk lain pemberian upah untuk berbagai macam tenaga
kerja, perubahan harga relatif, misalnya listrik atau gas. Perubahan harga riil rasio-rasio lain untuk barang-barang dan jasa saat ini dengan
harga yang diharapkan dimasa depan. c.
Peranan Tingkat Bunga Dengan mengetahui arah perubahan tingkat bunga, dampak yang lebih
besar pada kategori investasi dengan menyangkut kekayaan Asset tahan lama dapat diharapkan. Perubahan tingkat bunga terhadap
investasi persediaan mungkin lebih kecil jika dibandingkan dengan dampak terhadap investasi pada peralatan pabrik. Dengan diketahuinya
perubahan tingkat suku bunga jangka pendek, akan stabil dan relevan terhadap investasi tetapnya.
d. Resiko
Sebagaimana diketahui para pembuat keputusan tidak hanya memperlihatkan harapan matematika dari hasil yang harapkan tetapi
juga masalah maksimalisasi beberapa fungsi utilitas sehingga dalam komponen biaya pasti terkandung unsure resiko. Dengan demikian
permintaan investasi mungkin dapat dirancang melalui aktifitas pemerintah. Di dalam suatu sistim ekonomi sebagian besar pemerintah,
investasi dilakukan oleh pihak swasta dengan motivasi bisnis mencari keuntungan pemerintah dapat melakukan berbagai tindakan untuk
mengurangi resiko yang dihadapi oleh para investor.
e. Tingkat Keuntungan Investasi yang Diharapkan
Ramalan mengenai keuntungan masa depan akan memberikan gambaran kepada para pengusaha mengenai jenis-jenis investasi yang kelihatannya
mempunyai prospek yang baik dan dapat dilaksanakan, dengan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk mewujudkan tambahan barang-barang
modal yang diperlukan. f.
Perubahan dan Perkembangan Teknologi Kegiatan para pengusaha untuk menggunakan teknologi yang baru
dikembangkan di dalam kegiatan produksi atau usaha-usaha lain dinamakan inovasi. Makin banyak perkembangan teknologi yang di
buat, makin banyak pula kegiatan pembaharuan yang akan dilakukan oleh pengusaha. Semakin tinggi tingkat inovasi yang akan dicapai.
g. Tingkat Pendapatan Nasional dan Perundang-undangan
Tingkat Pendapatan Nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat, dan selanjutnya pendapatan masyarakat tinggi
tersebut akan memperbesar permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa. Maka keuntungan perusahaan akan bertambah tinggi dan
akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi, dengan kata lain apabila Pendapatan Nasional bertambah tinggi, maka investasi akan
bertambah tinggi pula.
Sukirno, 2002 : 109
2.2.1.9. Kegiatan Investasi
1. Investasi Baru Yaitu investasi dengan membuat sistem baru produksi baru
2. Peremajaan Yaitu mengganti barang kapasitas lama dengan yang baru, namun
kapasitas produksinya sama dengan yang lama. 3. Rasionalisasi
Yaitu mengganti barang kapasitas lama dengan yang baru, namun kapasitas produksinya sama dengan yang lama.
4. Perluasan Kapasitas lebih besar namun barang produksinya sama
5. Modernisasi Ada 2 macam yaitu peralatan baru hasil produksi juga baru dan
peralatan lama hasil produksi baru. Sukirno, 2002 : 118. 2.2.2 Kurs Valuta Asing Dollar Amerika Terhadap Rupiah
2.2.2.1. Pengertian Kurs Valuta Asing
Kurs Valuta asing yaitu harga mata uang Negara asing dalam satuan mata uang domestic.Samuelson dan Nordhaus, 2000 : 450. Valuta asing
atau foreign exchange atau foreign currency diartikan sebagai mata uang
asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan yang
mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral Hady, 2001: 15.
Kurs valuta asing adalah nilai tukar mata uang suatu Negara terhadap mata uang dari Negara tertentu yang telah ditetapkan
berdasarkan faktor-faktor ekonomi seperti cadangan devisa posisi neraca perdagangan suatu Negara dengan Negara lainnya. Nilai tukar mata uang
internasional atau kurs valuta asing merupakan nilai atau harga tukar suatu mata uang dengan mata uang Negara lainnya yang ditetapkan atau
terjadi dalam hubungan lalu lintas perdagangan dan moneter antar negara.
Kurs valuta asing dalam periode waktu tertentu dapat saja tetap nilainya, dalam arti tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu
dalam periode tersebut, akan tetapi pada umumnya kurs mata uang mengalami fluktuasi bahkan ada kalanya mengalami goncangan atau
gejolak yang besar Boediono, 2003.
Pasar valuta asing adalah organisasi pasar yang didalamnya terdapat individu-individu, perusahaan-perusahaan dan bank-
bank yang melakukan penjualan dan pembelian mata uang asing atau devisa. Sedangkan fungsi pasar valuta asing adalah untuk mentransfer
daya beli untuk menyediakan kredit bagi perdagangan luar negeri dan untuk memberi fasilitas-fasilitas bagi pembatasan resiko hedging valuta
asing.
2.2.2.2 Pengertian Tentang Nilai Valuta dan Pasar Valuta Asing
Nilai tukar nominal merupakan konsep moneter sebagai pengukur perbedaan harga dari mata uang yang berbeda. Timbulnya perbedaan
tingkat kurs dengan beberapa hal : a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para perdagangan
,
valuta asing atau bank.
Kurs beli adalah kurs yang dipakai apabila para pedagang valuta asing atau bank membeli valuta asing. Kurs jual apabila mereka menjual.
Selisih tersebut merupakan keuntungan bagi para pedagang b.
Perbedaan kurs yang diakibatkan oleh perbedaan dalam kurun pembayaran.
c. Perbedaan dalam tingkat keamanan dalam penerimaan hak
pembayaran yang berasal dari bank asing yang sudah terkenal Bonafit kursnya lebih tinggi daripada yang belum terkenal.
Nopirin, 2001: 1
Pasar valuta asing atau pasar mata uang asing adalah organisasi pasar yang di dalamnya terdapat individu-individu, perusahaan-
perusahaan dan bank-bank yang melakukan pembelian dan penjualan
mata uang asing atau devisa. Solvatore, 2003 : 97.
Lokasi pasar valuta asing terdapat London, Zurich, Paris dan New York sebagai pencipta pasar market maker untuk perdagangan valuta
asing. Fungsi utama dari pasar valuta asing : a. Transfer dan atau daya beli suatu negara dan mata uang terhadap yang
lain. b. Memberikan kredit jangka pendek untuk membiayai perdagangan.
c. Fasilitas untuk menghindari resiko pertukaran atau hedging. Sukirno ,2003 : 110
Berdasarkan perbedaan derajat konvertibilitas daripada mata uang dalam lalu lintas pembayaran internasional bisa dibedakan :
a. Hard Currencies, atau mata uang kuat atau keras yaitu mata uang yang memiliki sifat acceptability yang tinggi. Pada umumnya mata uang
semacam ini dengan sendirinya juga mempunyai convertibility yang tinggi. Contohnya ialah : US Dollar, Canada, Swiss, Franch.
b. Kalau Hard Currencies sangat disukai masyarakat dunia pada umumnya dipakai oleh kebanyakan negara sebagai cadangan
internasional, soft currencies sangat sedikit atau bahkan mungkin tidak
ada peminatnya. Boediono, 2003 : l7. 2.2.2.3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai Tukar Mata Uang
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi nilai mata uang antara mata uang satu dengan mata uang lainnya atau Negara lain:
1. Tingkat
Inflasi Inflasi adalah suatu keadaan dimana senantiasa terjadi peningkatan
harga-harga secara umum, atau suatu keadaan dimana senantiasa terjadi penurunan nilai mata uang, karena semakin meningkatnya
jumlah uang yang beredar di masyarakat. 2.
Tingkat Bunga
Apabila tingkat
bunga dalam
negeri lebih tinggi dari tingkat bunga luar negeri akan mengakibatkan aktiva dalam negeri lebih menarik
bagi penanam modal baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga akan menyebabkan terjadinya pemasukan modal yang cenderung
menimbulkan apresiasi dalam nilai tukar mata uang dalam negeri. 3.
Tingkat Pendapatan
Bila pendapatan riil masyarakat dalam negeri meningkat, maka permintaan akan barang-barang impor akan meningkat, yang berarti
peningkatan permintaan valuta asing. Hal ini akan mengakibatkan nilai tukar mata uang asing mengalami peningkatan, dan mata uang
dalam negeri akan mengalami depresiasi. 4.
Faktor Spekulasi
Spekulasi adalah kegiatan membeli atau menjual mata uang asing dengan tujuan memperoleh keuntungan dari penurunan atau
peningkatan dalam nilai tukar mata uang dalam negeri.
5. Keadaan Politik dan Ekonomi Moneter Keadaan politik dan ekonomi moneter suatu negara yang stabil
cenderung mengakibatkan lebih kuat nilai mata uang Negara tersebut
Nopirin, 1998: 174.
2.2.2.4 Sistem Kurs Valas.
1. Sistem Kurs Tetap
Kurs tetap bukan merupakan kurs yang secara permanen abadi dan tetap, tetapi kurs lebih merupakan sistemnya yang diperkenalkan
untuk berfluktuasi dalam batas sempit yang mengelilingi nilai prioritas dimana keduanya tetap berdiri dan kekal.
Karakteristik dalam sistem kurs tetap adalah : a.
Stabilitas kurs jangka panjang dengan perubahan nilai paritas yang jarang
b. Penyesuaian ketidakseimbangan neraca pembayaran temporer
melalui perubahan cadangan internasional, tingkat bunga dan pendapatan serta harga terhadap ketidakseimbangan fundamental
melalui perubahan nilai paritas.
c. Kurs yang stabil dipertahankan melalui intervensi pemerintah,