Uji Hipotesis. Teknik Analisa dan Uji Hipotesis 1. Teknik analisis.

R 2 = Koefisien determinasi JK Regresi = Jumlah Kuadrat Regresi JK Total = Jumlah Kuadrat Total Karakteristik utama R 2 adalah : a. Nilai R 2 n negative, merupakan rasio dan jumlah kuadrat b. Nilai berkisar antara 0 dan 1 atau 0 R 1 1. Apabila R sama atau mendekati nol, maka tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y. 2. Apabila R sama atau mendekati 1, maka terjadi kecocokan sempurna antara garis regres dengan kelompok data hasil observasi.

3.4.2 Uji Hipotesis.

Selanjutnya untuk mengetahui hubungan secara simultan antara variabel bebas dan variabel terikat maka digunakan hipotesis sebagai berikut: a. Uji F Disebut juga uji beda varians yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh dari variabel bebas secara simultan atau serempak terhadap variabel terikat, dengan kriteria sebagai berikut : H :  1 =  2 =  3 =  4 = 0 Tidak ada pengaruh secara simultan antara variabel independent {X1, X2, X3, X4 terhadap variabel dependen {Y}. Hi :  1 =  2 =  3 =  4  0 terdapat pengaruh secara simultan antara variabel independent {X1, X2, X3, X4}, terhadap variabel dependent {Y}. Gambar 6. Distribusi Daerah Penerimaan Penolakan Variabel Bebas X Secara Simultan terhadap Variabel Terikat Y Sumber : Sudrajat, MSW, 1998, Mengenal Ekonometrika Pemula, Cetakan Kedua CV Armiko Bandung, hal 94 H diterima jika F hitung F table. H ditolak jika F hitung F table. F hitung = Galat KT gresi KT Re Sudrajat, 2000:94 Dimana : KT = Kuadrat Tengah Means of Square = MS. Galat = Error = Residual. Kaidah pengujiannya : 1. Apabila F hitung F tabel maka Ho ditolak dan Hi diterma, artinya variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. 2. Apabila F hitung F tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak, yang berarti secara simultan variabel bebas tidak berpangaruh terhadap variabel terikat. Daerah penolakan Ho Daerah penerimaan Ho F tab b. Uji t Yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengaruh dari masing-masing variabel bebas dan secara parsial atau individu atau secara terpisah terhadap variabel terikat dan kriteria sebagai berikut : Ho : i = 0 tidak ada pengaruh Hi : i  0 ada pengaruh Gambar 7. Distribusi Daerah Penerimaan Penolakan Variabel Bebas X Secara Parsial terhadap Variabel Terikat Y Sumber : Sudrajat, MSW, 2000, Mengenal Ekonometrika Pemula, Cetakan Kedua, CV Armiko Bandung, hal 94 t hitung = i i Se   Sudrajat, 2000:122 Dengan derajat kebebasan sebesar n-k-1 dimana :  = koefisien Regresi Se = Standart Error n = Jumlah Sampel k = Jumlah Parameter i = Variabel bebas Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho ‐t tab t tab Kaidah pengujian : a. Apabila t hitung t table maka Ho ditolak dan Hi diterima, berarti ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. b. Apabila t hitung  t tabel maka Ho diterima dan Hi ditolak, berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. c. Uji blue. Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, mutikolinieritas, heteroskedastisitas dalam hasil estimasi, karena apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut, uji t dan uji F yang dilakukan sebelumnya menjadi tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh, untuk itu dilakukan uji asumsinya. Tujuan utama penggunaan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan koefisien regresi yang terbaik, linier dan tidak bias BLUE : Best Liniear Unbiased Estimator, sifat dari BLUE adalah: a. Best : pentingnya sifat ini bila diterapkan dalam uji signifikan baku terhadap α dan β b. Linear : sifat ini dibutuhkan untuk memudahkan dalam penaksiran c. Unbiased : nilai jumlah sampel sangat besar penafsiran parameter yang diperoleh dari sampel besar kira-kira lebih mendekati nilai parameter sebenarnya d. Estimasi : e diharapkan sekecil mungkin 1. Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross-sectional Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi dapat menggunakan metode Durbin Watson t = n ∑ e t – e t-1 2 t = 2 d = Gujarati, 2001: 215 t = n ∑ e t 2 t = 1 Keterangan: d = Nilai Durbin Watson e t = Residual pada waktu ke-t e t-1 = Residual pada waktu ke-t-1 satu periode sebelumnya n = Banyaknya Data Gambar 8: Daerah Keputusan Uji Durbin Watson Sumber : Gujarati, Damodar, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal 216. Adanya autokorelasi ini biasanya varians dengan nilai yang lebih kecil dari nilai sebenarnya, sehingga nilai-nilai R 2 dan F hitung yang dihasilkan cenderung sangat berlebih overestimated. Cara mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan membandingkan nilai Durbin Watson DW dengan DW tabel keputusan adanya autokorelasi didasarkan atas: Daerah A : DW d 1 tolak H , autokorelasi positif Daerah B : d 1 DW d U , ragu-ragu Daerah C : d U DW d U , terima H , non-autokorelasi Daerah D : 4-d U DW 4-d U , ragu-ragu Daerah E : DW 4-d 1 , tolak H , autokorelasi negatif Gujarati, 2001:217 Menolak H bukti autokore lasi positif Daerah keragu ‐ raguan Daerah keragu ‐ raguan Menolak H bukti autokore lasi negatif Menerima H atau H i atau kedua ‐duanya A B C D E d L d U 4 ‐d U 4 ‐d L 4 2 2. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah gejala dimana varians tidak sama atau tidak homogen, hal ini bisa diketahui berdasarkah pengujian korelasi Rank Spearman. Koefisien Rank Spearman: Rs = 1 – 6 = ∑di 2 NN 2 -1 Sudradjat, 2000:198 Keterangan: d : Selisih dalam rank antara residual dengan variable bebas k1 N : Jumlah pengamatan 3. Multikolineraitas Multikolinieritas adalah adanya hubungan yang sempurna antara semua atau beberapa variabel eksplanatori dalam model regresi yang dikemukakan. Untuk mengetahuui adanya multikolinieritas dapat dilihat dengan kolinierti, sering ditandai dengan nilai R 2 yang tinggi, koefisien korelasi sederhananya tinggi, nilai F hitung tinggi signifikan Sudradjat, 2000:199. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis di Jawa Timur