35
keseluruhan seluas 128,76 ha, dengan macam tanah yang digunakan tersebut berbeda – beda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2 : Distribusi Penggunaan Tanah di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri Tahun 2010
No Jenis Penggunaan Tanah
Luas Tanah Ha 1.
2. Tanah Kas Desa
Tanah Bondo Desa 25, 508
8 Total
33,508 Sumber : Kantor Kecamatan Desa Tulungrejo.
Tabel 2 menunjukkan bahwa tanah di desa Tulungrejo sebanyak 33,508 dan sebagian besar jenis penggunaan tanah di desa Tulungrejo yaitu pada
penggunaan tanah kas desa sebesar 25,508 ha,diperuntukan sebagai perkarangan atau pemukiman yang dimana jumlah penduduk di desa Tulungrejo sebesar 8.360
jiwa. Untuk penggunaan tanah bondo desa sebesar 8 ha, hal ini terkait pada mata pencaharian di desa Tulungrejo sebagian besar sebagai petani.
5.2. Keadaan Sosial Ekonomi Daerah
Penduduk di desa Tulungrejo secara keseluruhan berjumlah 8.360 jiwa. Untuk lebih jelasnya keadaan penduduk desa Tulungrejo menurut jenis kelamin
dijelaskan kepada table 3.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
36
Tabel 3 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2010
No Jenis Kelamin
Jumlah Jiwa 1.
2. Laki-Laki
Perempuan 4.076
4.284 Total
8.360 Sumber : Kantor Kecamatan Desa Tulungrejo.
Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk desa Tulungrejo sebanyak 8.360 jiwa. Hal ini juga menunjukkan bahwa tingkat kelahiran di desa Tulungrejo
cukup tinggi. Sedangkan jumlah penduduk menurut jenis kelamin hampir sama, namun jumlah penduduk laki-laki sebanyak 4.076 jiwa lebih kecil dari penduduk
perempuan yang besarnya 4.284 jiwa. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh pula terhadap kebutuhan tenaga
kerja pria di bidang pertanian yang secara tidak langsung berpengaruh pula terhadap tingkat produksi serta pendapatan petani.
5.3. Karakteristik Petani Contoh
Hasil penelitian terhadap karakteristik petani contoh dilakukan untuk mengetahui latar belakang petani contoh latar belakang petani contoh dapat
menunjukkan hal-hal yang menunjang atau menghambat dalam suatu pelaksanaan usaha kajian agribisnis usaha benih ikan lele dumbo. Selain itu juga untuk melihat
latar belakang kemampuan dan ketrampilan petani dalam menjalankan usahanya. Petani yang diambil sebagai responden adalah petani yang mengusahakan
benih ikan lele dumbo pada lahan milik sendiri dan pada lahan sewa. Gambaran tentang karakteristik petani contoh dapat dilihat berdasarkan umur petani,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
37
pendidikan petani, luas lahan, jumlah ikan lele dumbo, umur ikan lele dumbo dan pakan ikan lele dumbo.
1 Umur Petani
Umur petani merupakan factor yang menentukan kemampuan fisik petani untuk belajar dan berpikir. Demikian pula dalam hal pengambilan keputusan
sehubungan dengan usaha yang dilakukan. Pada umumnya umur petani yang lebih tua akan mempunyai kemampuan mengelola usahanya lebih baik
dibandingkan petani yang masih mudah. Hal ini dikarenakan petani yang tua lebih berpengalaman dalam usahanya. Akan tetapi biasanya petani yang tua sudah
dalam menerima hal-hal yang baru inovasi baru. Lain halnya dengan petani yang mudah, mereka mampu bekerja lebih lama dan mau menerima hal-hal baru.
Untuk lebih jelasnya tentang umur petani contoh, dapat dilihat pada table 4 berikut ini.
Tabel 4 : Umur Petani Contoh di Desa Tulungrejo Tahun 2010 No
Umur Petani Contoh Tahun
Jumlah Jiwa 1.
2. 3.
4. 20 – 30
30 – 40 40 – 50
50 4
6 13
7 Jumlah
30 Sumber : Kantor Kecamatan Desa Tulungrejo
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar merupakan petani yang sudah matang dan menunjukkan tingkat pengalaman usaha kajian agribisnis ikan lele
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
38
dumbo cukup lama. Usia petani contoh yang produktif cukup tinggi, hal ini merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan dalam menunjang kajian agribisnis
tersebut, karena petani masih aktif dalam usaha mencari pengetahuan dan teknologi yang diharapkan berpengaruh pada keuntungan atau pendapatan yang
bisa diperoleh petani ikan lele dumbo di desa Tulungrejo.
2 Pendidikan Petani
Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Dalam penerapan teknologi baru, faktor pendidikan sangat
berpengaruh dalam menentukan tingkat pengelolaan usaha. Dengan pendidikan maka tingkat ketrampilan dan pengetahuan dapat meningkat kearah yang lebih
baik. Tabel 5. Tingkat Pendidikan Petani Contoh Desa Tulungrejo Tahun 2010
No Tingkat Pendidikan
Jumlah Jiwa 1.
2. 3.
4. Tamat SD
Tamat SLTP Tamat SLTA
Tamat Perguruan Tinggi -
6 15
9 Jumlah
30 Sumber : Kantor Kecamatan Desa Tulungrejo
Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani contoh di desa Tulungrejo sudah cukup tinggi, tamatan SLTA sebanyak 15 jiwa dan tamatan
perguruan tingginya 9 jiwa, ari keseluruhan petani contoh sebanyak 30 jiwa. Meskipun demikian, para petani contoh di desa Tulungrejo terus mencari
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39
informasi atau pengetahuan yang lebih supaya dapat menunjang usaha kajian usaha ikan lele dumbo di desa Tulungrejo lebih maju.
3 Luas Kolam
Luas kolam di suatu wilayah pada hakekatnya merupakan wujud dari penggunaan Kolam tertentu, oleh karena itu dengan luas kolam yang sangat besar
maka nilai penggunaan kolam disuatu daerah akan meningkat. Begitu juga luas kolam yang dimiliki oleh petani contoh di desa Tulungrejo. Untuk lebih jelasnya
tentang luas kolam yang dimiliki petani, dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Luas Kolam Yang Dimiliki Petani Contoh Tahun 2010
No Luas Kolamm
2
Jumlah jiwa 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
82 100
122 132
188 206
260 11
7 4
4 1
2 1
Jumlah 30
Sumber : Kantor Kecamatan Desa Tulungrejo Tabel 6 menunjukkan bahwa luas kolam yang dimiliki oleh petani contoh
berbeda-beda, sebagian besar petani contoh pada perkembangan usaha ikan lele dumbo di desa Tulungrejo kecamatan Pare kabupaten Kediri mempunyai luas
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
40
kolam sebesar 82 m
2
dengan jumlah petani 11 jiwa, hal ini disebabkan karena modal yang dimiliki petani masih kecil.
Apabila modal yang dimiliki petani besar, maka kemungkinan semakin luas pula kolam yang dimiliki petani untuk kajian usaha ikan lele dumbo. Dengan
banyaknya ikan yang ada, maka akan menghasilkan produksi dan kualitas yang tinggi.
4 Umur Ikan Lele Dumbo
Ikan lele dumbo yang dibudidayakan oleh petani di desa Tulungrejo sudah dalam bentuk bibit dengan ukuran 4 – 8 cm, yang merupakan benih bagus, diukur
dari ujung sampai ekor. Benih tersebut ditempatkan pada kolam pendederan. Ukuran benih harus sama saat diletakkan di kolam, setiap 1 m
2
hanya boleh di isi antara 30 – 45 ekor.
Kolam pendederan merupakan kolam yang digunakan untuk memelihara benih ikan lele dumbo sampai umur 3 – 5 bulan. Setelah itu ukuran ikan lele
dumbo bisa mencapai 50 – 100 gram dan kemudian bisa dimasukkan ke dalam kolam pembesaran, ikan lele dumbo mencapai dewasa setelah berumur 7 -10
bulan dengan kisaran berat 200 – 500 gram perekor.
5 Pakan Ikan Lele Dumbo
Pemberian pakan ikan lele dumbo dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Pakan ikan lele dumbo berupa pelet, namun ada juga petani yang
memberikan makanan tambahan berupa dedak bekatul, bungkil kacang, bungkil kelapa, sisa –sisa makanan, daun –daun, cincangan bekicot dan lain – lain yang
dianggap banyak kandungan proteinnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
Pemberian pakan berupa pelet diperoleh petani desa Tulungrejo dari hasil kerjasama dengan pabrik pakan ikan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
dan memperkecil biaya pakan ikan lele dumbo. Selain itu jenis pakan lain sebagai selingan antara lain usus ayam, bangkai ayam atau burung yang belum busuk.
Semua bentuk pakan selingan harus direbus atau dibakar lebih dulu agar mikroorganisme penyabab penyakit dapat terbasmi. Pemberian tidak boleh secara
utuh, melainkan harus dicincang sebesar pelet. Pemberian juga jangan berlebihan tetapi diperhatikan sebagaimana jumlah pemberian yang semestinya. Misalnya
pakan selingan jumlahnya cukup sebaiknya digiling untuk kemudian dicampur bekatul dengan perbandingan 1:3.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
42
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN