Universitas Sumatera Utara
pengobatan lebih ditekankan pada pemberian cairan volume urin 2L dan pH urin diusahakan di atas 6 Stoller, 2012.
2.3. Faktor Epidemiologi
2.3.1. Jenis Kelamin
Batu saluran kemih biasanya terjadi pada pria dewasa daripada wanita dewasa dengan perbandingan 3:1. Namun, saat ini terdapat perbedaan yang
semakin sempit antara angka kejadian pada pria dengan wanita. Data dari Amerika menunjukkan bahwa meskipun angka kejadian dari tahun 1997-2002
terdapat peningkatan pada wanita sebesar 17 Pearle dan Lotan, 2011.
2.3.2. Ras dan etnis
Batu saluran kemih lebih sering terjadi pada ras Kaukasia berkulit putih daripada kulit hitam, terlepas dari daerah tempat tinggal geografinya. Di Amerika
dan Brasil, terdapat perbandingan 4:1 antara ras Kaukasia dengan Kulit Hitam. Memang benar perbedaan ini tidak akan membawa langsung kepada kesimpulan
bahwa ras tertentu memiliki hubungan langsung terhadap risiko batu saluran kemih. Penelitian yang sama menunjukkan bahwa ketika orang Kulit Hitam
mengadopsi gaya hidup orang Kaukasia, terdapat peningkatan prevalensi yang signifikan pada orang Kulit Hitam Lopez dan Hoppe, 2008;Pearle dan Lotan,
2011.
2.3.3. Usia
Angka kejadian batu saluran kemih sangat jarang sebelum usia 20 tahun dan meningkat pada usia 40-60 tahun. Ilmuwan telah mengamati bahwa wanita
memiliki model distribusi ganda kejadian batu saluran kemih pada usia 60 tahun berkaitan dengan menopause. Temuan ini mungkin ada hubungannya dengan efek
estrogen yang dapat menghalangi pembentukan batu saluran kemih karena hormon ini dapat meningkatkan penyerapan kalsium dan mencegah saturasi
kalsium di urin. Selain itu, batu saluran kemih lebih jarang pada wanita dibandingkan dengan pria hingga mencapai usia 50 tahun Pearle dan Lotan,
2011.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 2.3.4.
Distribusi Geografi
Distribusi geografi batu saluran kemih cenderung terjadi sesuai dengan keadaan lingkingan. Prevalensi BSK yang tinggi sering ditemukan pada
lingkungan yang panas, gersang, atau iklim yang kering seperti pegunungan, padang gurun, dan daerah tropis. Namun, faktor genetik dan pengaruh makanan
dapat mengalahkan efek fsktor risiko geografi Pearle dan Lotan, 2011. Ilmuwan berhasil mengungkapkan daerah dengan prevalensi terbanyak di
dunia. Daerah itu adalah: Amerika Serikat, Kepulauan Britania, Skandinavia dan Mediterania, India Utara dan Pakistan, Australia Utara, Eropa Tengah, sebagian
Selat Malaya, dan Cina. Daerah-daerah di seluruh dunia yang memiliki prevalensi batu saluran kemih yang tinggi dikenal dengan istilah sabuk batu stone belt
Lopez dan Hoppe, 2008.
Gambar 2.4 Sabuk Batu Afrika-Asia
Sumber: López, M. Bernd, H. 2008 ‘History, epidemiology and regional diversities of
urolithiasis’, Pediatr Nephrol, 25, pp. 49–59. Fig. 1 North African–Asian Stone Belt; p. 53.
2.3.5. Iklim