Komponen Kristal Komponen Matriks

Universitas Sumatera Utara Nukleasi homogen adalah proses yang melibatkan pembentukan inti nuklei pada larutan murni. Nuklei adalah struktur kristal paling awal yang tidak dapat larut dan tidak stabil. Jika ukuran nuklei sangat kecil, nuklei akan larut kembali sehingga proses pembentukan batu tidak terjadi. Jika supersaturasi terus berlanjut, nuklei stabil, dan waktu yang diperlukan untuk proses nukleasi relatif singkat, nuklei akan menetap sehingga proses pembentukan akan berlanjut. Pada urin, pembentukan kristal nuklei biasanya terbentuk melalui proses nukleasi heterogen yang melibatkan adsorpsi ke dalam permukaan sel epitel, sel debris, atau kristal lainnya Pearle dan Lotan, 2011.

2.2.1.1. Komponen Kristal

Komponen utama penyusun batu saluran kemih adalah kristalin.Kristalin terbentuk melalui serangkaian proses nukleasi, pertumbuhan, dan agregasi. Selama tahap nukleasi, kristalin dapat diawali dengan berbagai substansi seperti kalsium, fosfat, dan matriks protein Stoller, 2012. Dengan meneliti bentuk dan komposisi batu, ilmuwan dapat mengetahui asal mula terbentuknya batu tersebut.Contohnya, sebuah studi morfologi mendapati sebuah batu kalsium oksalat berbentuk konkaf dan terdapat kalsiun fosfat dalam jumlah kecil. Melalui pengamatan dasar ini dapat diketahui bentuk konkaf pada batu berasal dari sisi perlekatan dengan papila ginjal dan dapat diambil asumsi bahwa pembentukan batu berhubungan dengan kalsium fosfat Tiselius, 2011.

2.2.1.2. Komponen Matriks

Matriks adalah komponen penyusun batu yang masuk ke dalam kelompok non-kristalin. Komponen matriks tiap batu bervariasi menurut jenis batunya mulai dari 2 sampai dengan 10 dari beratnya. Matriks tersusun atas 65 protein, 9 gula non-amino, 5 glukosamin, 10 air, dan 12 abu organik. Protein penyusun matriks dapat terdiri dari Tamm-Horsfall protein, nefrokalsin , asam γ- karboksiglutamik, lithostatin, albumin, glikosaminoglikan, karbohidrat, dan mukoprotein yang disebut matrix substans A Stoller, 2012; Pearle dan Lotan, 2011. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Peran matriks dalam pembentukan batu masih perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Hal ini dikarenakan matriks dapat berfungsi sebagai tempat awal agregasi kristal atau komponen yang mengikat kristal lain sehingga ukurannya bertambah besar dan menyebabkan pembentukan batu lebih lanjut. Matriks dapat pula memainkan peran sebagai molekul inhibitor yang menghambat pembentukan batu atau hanya molekul pasif yang kebetulan terperangkap saat proses pembentukan batu Stoller, 2012.

2.2.2. Jenis Batu Saluran Kemih