SMK di Desa dan di Kota

menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.” SMK memiliki banyak bidang keahlian sesuai minat masing- masing individu. Program keahlian tersebut juga berdasarkan dengan kebutuhan dalam pasar tenaga kerja. Kurikulum SMK juga dibuat untuk mempersiapkan siswanya dalam menghadapi dunia kerja. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990, pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Dalam kurikulum SMK Dikmenjur, 2008 dalam Sirsa et al., 2014, tujuan pendidikan SMK adalah menciptakan siswa atau lulusan agar mampu: a. Memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional b. Mampu memilih karier, mampu berkompetensi dan mengembangkan diri c. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dunia industri saat ini dan masa yang akan datang d. Menjadi tenaga kerja yang produktif, adaptif dan kreatif. Siswa SMK biasanya berumur 15-19 tahun. Dikmenjur, 2008 dalam Sirsa et al, 2014 menyebutkan bahwa dalam kurikulum SMK, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terdapat praktik kerja yang lebih banyak daripada pendidikan lanjutan yang lainnya. Praktek kerja tersebut tentunya mengunakan peralatan teknologi. Perkembangan teknologi lebih pesat di perkotaan daripada di pedesaan Iskandar, 2013. Berdasarkan karakteristik pedesaan, perkotaan, dan SMK, peneliti mengemukakan definisi siswa SMK di desa dan siswa SMK di kota. Siswa SMK di desa merupakan seseorang yang mempersiapkan dirinya untuk bekerja dengan cara menempuh pendidikan kejuruan di sekolah formal yang terletak di lingkungan yang homogen, kolektif, gaya hidup agrikultural, dan industri belum berkembang pesat. Siswa SMK di kota adalah seseorang yang menempuh pendidikan kejuruan di sekolah formal yang terletak di lingkungan yang heterogen, memiliki fungsi ekonomi yang aktif, industri yang berkembang pesat, dan gaya hidup yang tinggi untuk berpartisipasi aktif dalam mempersiapkan diri dalam pekerjaan setelah lulus.

C. Dinamika Perbedaan Tingkat Employability antara Siswa SMK di

Kota dan Desa McQuaid dan Lindsay 2005 menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi employability. Lokasi Lindsay, McCracken, McQuaid, 2003; McQuaid Lindsay, 2005 dan pendidikan McQuaid Lindsay, 2005; Juhdi, Pa’Wan, Othman, Moksin, 2010; Iyer Dave, 2015 adalah faktor yang mempengaruhi employability. Pendidikan di Indonesia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memiliki berbagai macam jenis, salah satunya adalah pendidikan kejuruan yaitu SMK. SMK bertujuan untuk mempersiapkan siswa dalam dunia pekerjaan dan dapat melihat peluang karir Sirsa, Dantes, Sunu, 2014. Selain itu, pendidikan SMK bertujuan menciptakan lulusan yang mampu menjadi tenaga kerja yang produktif, adaptif, dan kreatif Sirsa, Dantes, Sunu, 2014. Dalam employability, individu perlu memiliki pengalaman yang cukup dalam pendidikannya dengan fasilitas yang memadai agar dapat bersaing dalam dunia kerja Juhdi, Pa’Wan, Othman, Moksin, 2010. SMK tersebar di berbagai lokasi baik di perkotaan maupun pedesaan kemdikbud.go.id, diakses pada 16 Juni 2017. Seseorang yang bertempat tinggal di desa memiliki kekurangan kemampuan, pengalaman bekerja, dan kualifikasi akademik dalam employability Lindsay, McCracken, McQuaid, 2003. Perkembangan infrastruktur dan akses informasi yang belum memadai merupakan faktor yang membuat rendahnya employability di daerah pedesaan Lindsay, McCracken, McQuaid, 2003. Saat ini, fasilitas sarana dan prasarana pendidikan maupun pembangunan sudah berkembang di berbagai lokasi seperti pedesaan tetapi sumber daya manusia dalam mengelola fasilitas tersebut masih terbatas Mayowan, 2016. Employability antara siswa SMK di kota dan desa dapat dilihat melalui kombinasi dari tiga dimensi, yaitu career identity, personal adaptability, dan social and human capital Fugate, Kinicki, Ashforth, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2004. Seseorang memiliki identitasnya masing-masing dalam dimensi career identity,. Career identity merupakan gambaran diri seperti tujuan, nilai, kepercayaan, sikap, harapan, dan sebagainya untuk mendefinisikan dirinya di tempat kerja Fugate, Kinicki, Ashforth, 2004; McArdle, Waters, Briscoe, 2007. Sesuai dengan karakteristik desa, siswa yang bersekolah di SMK desa cenderung menyesuaikan diri dengan harapan orang lain untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama Iskandar, 2013. Siswa yang berada di kota cenderung untuk melakukan pekerjaannya tanpa bergantung dengan orang lain. Hal tersebut menggambarkan bahwa siswa SMK di kota cenderung memiliki career identity dalam bekerja sehingga memiliki employability yang lebih tinggi daripada siswa SMK di desa. Personal adaptability merupakan dimensi employability yang sering diaplikasikan untuk beradaptasi dalam menyesuaikan suatu lingkungan. Penyesuaian diri dan harga diri siswa yang berasal dari kota akan lebih tinggi daripada yang berasal dari desa Acahrya Deshmukh, 2012; Venkateshaiah, 2013. Seseorang yang memiliki employability yang tinggi dapat digunakan untuk memprediksi keaktifan dalam penyesuaian diri pada pekerjaan Fugate, Kinicki, Ashforth, 2004. Seseorang yang memiliki tingkat employability tinggi akan percaya bahwa mereka dapat mengidentifikasi alternatif karir lainnya dan melihat kesempatan adanya peluang karir secara lebih luas Fugate, Kinicki, Ashforth, 2004. Siswa di daerah perkotaan memiliki keanekaragaman budaya Iskandar, 2013 sehingga tingkat penyesuaian diri siswa di kota lebih tinggi daripada di desa. Keterbukaan terhadap pengalaman baru berada di dalam budaya yang beraneka ragam akan meningkatkan employability Fugate, Kinicki, Ashforth, 2004. Selain itu, orang dengan employabiliy yang tinggi percaya bahwa ia dapat mempengaruhi segala sesuatu di sekitarnya dan yakin dengan kemampuan dirinya Fugate, Kinicki, Ashforth, 2004. Karena padatnya penduduk, siswa yang berada di kota cenderung melakukan pekerjaan sendiri sesuai dengan kemampuannya Kennedy, Beckley, McFarlane, Nadeau, 2009. Oleh karena itu, siswa kota memiliki personal adaptability yang tinggi dalam dimensi employability. Dalam dimensi social capital, pencarian kerja lebih mudah dilakukan melalui relasi orang lain Fugate, Kinicki, Ashforth, 2004. Siswa di desa mengalami kesulitan dalam mendapatkan lowongan pekerjaan karena letak geografis dan personal contact lebih sulit didapatkan Lindsay, McCracken, McQuaid, 2003. Kurangnya bantuan dalam belajar di rumah dan tingkat pendidikan masyarakat desa yang mayoritas rendah Tayyaba, 2012 membuat human capital kurang berfungsi dalam prediktor karir Fugate, Kinicki Ashforth, 2004. Human capital berfungsi kuat ketika memiliki pengalaman yang banyak dan pendidikan yang lebih tinggi Fugate, Kinicki, Ashforth, 2004; Juhdi, PaWan, Othman, Moksin, 2010. Mayoritas pekerjaan di desa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adalah bertani sedangkan di kota lebih bervariasi sehingga pengalaman dalam bekerja lebih banyak didapatkan di daerah kota Yulir, 2014. Employability dimediasi langsung oleh interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya, misalnya dukungan sosial dan akses menuju sumber daya seperti dukungan jaringan internet, dukungan finansial, dan lain-lain Insa, Gonzalez, Inesta, 2016; McQuaid Lindsay, 2005. Para siswa di perkotaan sudah terbiasa dengan perkembangan industri yang sangat pesat Iskandar, 2013. Hal tersebut dapat membuat para siswa sebagai calon pekerja mampu menguasai sistem dan teknologi serta dapat mengaplikasikannya dalam pekerjaan Rasul, Rauf, Mansor, Puvanasvaran, 2012. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa employability siswa SMK di desa dan di kota memiliki perbedaan. Siswa SMK di kota cenderung memiliki employability yang tinggi daripada siswa SMK di desa. Hal tersebut dapat dilihat dari career identity yang jelas, memiliki kemampuan personal adaptability, dan memiliki social capital and human capital.

D. Kerangka Berpikir

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian yang diujikan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan tingkat employability yang signifikan antara siswa SMK di kota dan desa. Tingkat employability siswa SMK di kota lebih tinggi daripada siswa SMK di desa. ................................................................................... . SMK KOTA DESA a. Tingkat pendidikan tinggi b. Individual c. Penyesuaian diri tinggi d. Harga diri tinggi e. Heterogen f. Lowongan pekerjaan sering didapat melalui relasi informal g. Pekerjaan bervariasi h. Industri dan teknologi berkembang pesat a. Tingkat pendidikan rendah b. Kolektif c. Penyesuaian diri rendah d. Harga diri rendah e. Homogen f. Lowongan pekerjaan sulit karena keterbatasan akses g. Mayoritas pertanian h. Industri dan teknologi masih berkembang Employability tinggi Employability rendah Career identity jelas, personal adaptability tinggi, memiliki social and human capital. Career identity belum jelas, personal adaptability rendah, kurang memiliki social and human capital. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI