Pendidikan Kritis Landasan Teori

guru sejarah yang bersifat terbuka terhadap wacana-wacana sejarah 65 dan membimbing para siswa untuk bersikap kritis terhadap bentuk-bentuk wacana yang bersumber dari buku teks. Jika menengok dari gagasan Gramsci yang berpendapat bahwa memperjuangkan kelas tertindas adalah tugas dari pemikir- pemikir yang bisa mempengaruhi perjuangan mereka dengan tidak menghasilkan kepentingan sepihak karena memperjuangkan kelas diperlukan war of position, yaitu memperebutkan kekuasaan atas suprastruktur negara dengan menciptakan hegemoni tandingan. 17 Meninjau kembali teori hegemoni Gramsci bahwa hegemoni selalu melibatkan pendidikan. Bagi Gramsci kajian budaya mengadopsi makna-makna yang menyokong kelompok sosial tertentu makna konsep-konsep hegemoni pun menjadi relevan bagi gerakan sosial kebudayaan dalam pendidikan. 18 Pemikiran Gramsci menempatkan analisa kebudayaan dan perjuangan ideologis yang akhirnya menjadikan kajian budaya yang relevan bagi mereka yang ingin membuat perubahan sosial. Pemikirannya memberikan tempat khusus bagi kaum intelektual yang menghubungkan mereka dengan peserta perjuangan idelogis 17 Hegemoni tandingan counter hegemony adalah suatu bentuk perlawanan terhadap kekuasaan kelompok elit atau negara. Hegemoni tandingan ada karena kesadaran individu untuk menciptakan kebebasan dalam berideologi, berpikir dan bertindak. 18 Chris Barker. 2000. Cultural Studies: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Bentang. lainnya. Disini pembedaan Gramsci antara “intelektual tradisional” dan “intelektual organik”. 19 Begitu pula dalam hal pendidikan, kajian budaya Gramscian memimpikan sang “intelektual organik” yang memegang peran kunci dalam penyiapan kaum intelektual dan gerakan yang kontrahegemonik. Bagaimana hegemoni berlangsung dalam dunia pendidikan yang bernama sekolah? Hegemoni dalam pengertian Gramsci yang dikutip oleh Livingstone 1976:235 adalah: A social condition in which all ascpects of social reality are dominated by or supportive of a single class. Konsep hegemoni dipakai sebagai alat analisis untuk memahami mengapa kelompok-kelompok dibawah suprastruktur mau berasimilasi ke dalam pandangan rejim yang dominan, yang membuat pelanggengan kekuasaan terus terjadi. Dalam pendidikan sejarah di sekolah, hegemoni Gramscian mempersoalkan kaitan kebenaran dan sistem kekuasaan yang menentukan sejarah itu sendiri. Hegemoni menyebabkan kalangan dalam ranah basis menerima penindasan sebagai sesuatu yang wajar dan tak dapat diubah. 19 Intelektual tradisional adalah mereka yang menempati berbagai posisi ilmiah dalam masyarakat. Sebaliknya, intelektual organik yang disebut oleh Gramsci adalah bagian dari perjuangan kelas yang terlibat dalam pemikiran pengorganisasian berbagai elemen kelas kontrahegemoni. Pozzoloni, 2006. Pijar-pijar Pemikiran Gramsci. Yogyakarta: Resist Book. Sepintas mungkin terlihat tidak ada hubungannya antara pendidikan dan kekuasaan. Bahkan sejak masa Perang Dunia II, ketika muncul negara-negara baru akibat hilangnya kolonialisme, orang mulai melihat betapa besar kekuasaan pendidikan untuk mengubah kebudayaan suatu bangsa. Pada saat rejim Orde Baru hegemoni menyusupi kegiatan-kegiatan pendidikan dalam berbagai bentuk. Hegemoni tersebut masuk melalui media populer dan sekolah yang secara tidak disadari telah mengarahkan kegiatan-kegiatan pendidikan yang disebut dengan hidden curriculum. Menurut H.A.R. Tilaar, hubungan hegemoni dan kekuasaan dalam pendidikan mempunyai empat poin, yakni: 1 Domestifikasi dan stupidifikasi pendidikan; 2 Indoktrinasi; 3 Demokrasi dalam pendidikan; 4 Integrasi sosial. Proses domestifikasi adalah proses penjinakan dengan membunuh kreativitas dan menjadikan manusia sebagai robot-robot yang sekedar menerima transmisi nilai- nilai kebudayaan yang ada. Proses domestifikasi menhasilkan stupidifikasi yaitu pembodohan karena tidak mengajak manusia berpikir analitis dan mempelajari wacana alternatif karena harus mengikuti satu kebenaran yang mutlak. 20 20 Tilaar, H. A. R. 2003. Kekuasaan dan Pendidikan: Suatu Tinjauan dan Perspektif Studi Kultural. Magelang: Indonesia Tera, hal. 92. Proses indoktrinasi dalam pendidikan masuk melalui kurikulum. Semua aspek-aspek kurikulum yang sudah diatur sedemikian rupa sesuai dengan proses domestifikasi yang telah dijelaskan sebelumnya. Maka apa yang terjadi dalam proses pendidikan sebenarnya adalah suatu proses mentransmisikan ilmu pengetahuan secara paksa. 21 Tidak mengherankan apabila banyak menyimpulkan bahwa pemerintah Orde Baru mempunyai kepentingan untuk menguasai pendidikan dan kurikulum sejarah, karena rejim tersebut mempunyai kepentingan- kepentingan politik yang melatarbelakangi. Melalui kurikulum inilah terjadi proses indoktrinasi, yaitu proses untuk mengekalkan struktur kekuasaan yang ada. Bertolak dari permasalahan hegemoni dalam pendidikan, poin ketiga adalah solusi untuk mengatasi indoktrinasi dalam kekuasaan metode pengajaran tersebut, yakni proses pendidikan demokrasi, yaitu suatu prinsip yang membebaskan manusia dari berbagai ikatan. Masuknya demokrasi ke dalam dunia pendidikan memberi banyak pengakuan kepada sumber-sumber kekuasaan yang baru, yaitu kekuasaan yang memihak kepada kepentingan rakyat banyak. 22 Dalam konteks Tragedi Kemanusiaan 1965, wacana demokrasi muncul melalui versi- versi alternatif di luar versi resmi Orde Baru. Tidak hanya berhenti disitu saja, 21 Ibid. hlm: 93 22 Ibid. hlm: 96.