diubah menjadi triasilgliserol dan kolesterol. Kadar NEFA yang tinggi di sirkulasi juga dapat berkontribusi terhadap resistensi insulin pada otot dan hati Thevenod,
2008. NEFA dapat masuk ke hati dan mengganggu metabolisme hati sehingga produksi glukosa hepatik meningkat Despres dan Lemieux, 2006.
Obesitas tubuh bagian atas menghasilkan peningkatan efek massa pada daerah viseral yang bersamaan dengan peningkatan mobilisasi asam lemak bebas
dari sel lemak individu dalam depot viseral ke vena portal. Kombinasi dari faktor ini menghasilkan peningkatan kadar asam lemak bebas portal pada subjek yang
obesitas, mengakibatkan hiperglikemia, hiperinsulinemia, dan resistansi insulin hepatik. Di samping itu, peningkatan lemak subkutan bagian atas tubuh pada
subjek yang obesitas akan menghasilkan kelebihan asam lemak bebas pada sirkulasi periferal, yang akan menghambat uptake glukosa yang dipacu oleh
insulin di otot, dan kemungkinan terjadi gangguan sekresi insulin oleh pankreas Hussain, Hydrie, Clausen dan Asghar, 2011.
Resistensi insulin dimanifestasikan secara fisiologis dengan: 1. Penurunan transport glukosa yang distimulasi oleh insulin
2. Penurunan metabolisme glukosa dalam adiposit dan otot skeletal 3. Produksi glukosa normal hepatik terganggu, yang dicerminkan dalam
hiperglikemik pada kondisi puasa, khususnya pada pagi hari Eid, 2011.
D. Kadar Glukosa Darah
Glukosa darah puasa adalah kadar glukosa darah setelah puasa lebih kurang 8-10 jam sebelum dilakukan pemeriksaan Departemen Kesehatan, 2008.
Jika seseorang akan diuji kadar glukosa darah puasa, orang tersebut sebaiknya tidak minum maupun makan selama 8 jam sebelum dilakukan uji Dugdale,
2011. Berdasarkan definisi dari International Diabetes Federation IDF tahun 2006, seseorang dikatakan mengalami sindrom metabolik pasti memiliki obesitas
sentral dan disertai faktor-faktor yang salah satunya yaitu peningkatan kadar glukosa plasma Fasting Plasma Glucose ≥ 100 mgdL 5,6 mmolL.
E. Mahasiswa dan Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terletak di Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Beberapa fakultas yang terdapat di
Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta antara lain fakultas farmasi, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, fakultas psikologi dan fakultas sains dan
teknologi. Jumlah total mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta adalah sebanyak 3415 orang, yang terdiri
dari program studi farmasi sebanyak 523 orang, profesi apoteker 137 orang, pendidikan biologi 169 orang, pendidikan matematika 465 orang, pendidikan
fisika 243 orang, bimbingan konseling sebanyak 321 orang, psikologi 713 orang, teknik informatika 445 orang, teknik mesin 259 orang dan teknik elektro 140
orang.
F. Landasan Teori
Antropometri merupakan metode pengukuran dimensi tubuh yang meliputi tulang, otot, jaringan adiposa, yang dapat diaplikasikan secara universal
untuk mengetahui ukuran, proporsi dan komposisi tubuh manusia, termasuk akumulasi dan distribusi lemak tubuh NHANES, 2007 ; WHO, 2008.
Akumulasi dan distribusi lemak tubuh dapat diketahui dari pengukuran antropometri seperti lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul RLPP
NHLBI Obesity Education Initiative, 2000; Dalton, dkk., 2003. Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang dan panggul RLPP adalah
metode yang dapat menunjukkan obesitas sentral WHO, 2008. Obesitas sentral merupakan kelebihan akumulasi lemak pada bagian abdominal di mana obesitas
tipe ini berbahaya karena dekat dengan organ vital. Salah satu konsekuensi obesitas sentral adalah sindrom metabolik Virtual Medical Centre, 2009. Risiko
sindrom metabolik meningkat apabila lingkar pinggang wanita ≥ 80 cm dan pria ≥ 90 cm untuk orang Asia, sedangkan untuk rasio lingkar pinggang-panggul apabila
≥ 0,85 untuk wanita dan ≥ 0,90 untuk pria IDF, 2006 ; WHO, 2008.
Di samping obesitas sentral, penyebab lain yang menjadi salah satu gejala dan tanda sindrom metabolik adalah resistensi insulin. Resistensi insulin
dapat disebabkan karena gangguan pengaturan pada jaringan adiposa yang memiliki efek dalam keseimbangan glukosa. Mekanisme yang terlibat adalah
mekanisme yang dimediasi oleh endokrin terutama melalui sintesis dan pelepasan hormon peptida yang disebut adipokin serta adipositokin dan
mekanisme non-endokrin yaitu melalui pelepasan non-esterified fatty acid Eid, 2011 ; Thevenod, 2008.
Glukosa darah puasa adalah pemeriksaan kadar glukosa darah setelah dilakukan puasa lebih kurang 8-10 jam Departemen Kesehatan, 2005. Menurut
International Diabetes Federation 2006, seseorang dikatakan mengalami sindrom metabolik pasti memiliki obesitas sentral dan disertai faktor-faktor yang
salah satunya yaitu peningkatan kadar glukosa plasma Fasting Plasma Glucose ≥ 100 mgdL 5,6 mmolL.
F. Hipotesis