2.3 Penelitian Terdahulu
Haga Prana P. Bangun 2013 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pola Konsumsi Pangan dan Tingkat Konsumsi Beras Di Desa Sentra Produksi Padi
Studi Kasus: Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang menyimpulkan bahwa pola konsumsi pangan masyarakat di Desa
Sidoarjo Dua Ramunia tersebut masih didominasi oleh beras dibandingkan bahan pangan lainnya. Tingkat konsumsi beras di Desa Sidoarjo Dua Ramunia berada di
atas tingkat konsumsi beras Kabupaten Deli Serdang dan di bawah tingkat konsumsi beras Sumatera Utara. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
konsumsi beras di Desa Sidoarjo Dua Ramunia adalah jumlah anggota keluarga dan tingkat pendapatan.
Monalisa Hasibuan 2014 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pola Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat di Kecamatan Medan
Tuntungan menyimpulkan bahwa konsumsi pangan sumber karbohidrat di Kecamatan Medan Tuntungan sebesar 64,73 grkaphari. Kelompok pangan padi-
padian sebesar 33,54 grkaphari dan kelompok umbi-umbian sebesar 31,19. Pola Pangan Harapan PPH dari kelompok padi-padian sebesar 3,05 dan
kelompok umbi-umbian sebesar 0,94. Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat per kapita adalah
pendapatan rumah tangga, jumlah tanggungan, umur, dan tingkat pendidikan. Secara serempak keempat faktor tersebut berpengaruh nyata terhadap konsumsi
pangan non beras sumber karbohidrat, sedangkan secara parsial hanya pendapatan rumah tangga dan jumlah tanggungan yang berpengaruh nyata terhadap konsumsi
pangan non beras sumber karbohidrat.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Pemikiran
Penelitian dilakukan di Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat dengan sasaran responden masyarakat ibu rumah tangga di Desa
Selotong. Setiap masyarakat memiliki pola konsumsi pangan tersendiri. Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi
mayarakat dan dapat menunjukkan tingkat keberagaman pangan mayarakat. Pola konsumsi pangan tersebut dapat diketahui dengan menghitung tingkat konsumsi
beras dan non beras masyarakat. Tingkat konsumsi beras dan non beras membentuk skor berupa Pola Pangan Harapan PPH di daerah penelitian Desa
Selotong. Selanjutnya PPH di Desa Selotong akan dibandingkan dengan PPH Ideal Nasional. Sehingga dapat diketahui PPH di Desa Selotong ideal atau tidak
ideal. Selain pola konsumsi pangan, tingkat konsumsi beras dan non beras diperlukan
juga data pendapatan rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, umur, dan tingkat konsumsi non beras. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui adanya
pengaruh tingkat pendapatan rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, umur, dan tingkat konsumsi non beras terhadap tingkat konsumsi beras masyarakat di
Desa Selotong. Berdasarkan uraian di atas, dapat diuraikan skema kerangka pemikiran pada
Gambar 2.
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat
Pola Konsumsi Pangan
Tingkat Konsumsi
Non Beras Tingkat
Konsumsi Beras
Pola Pangan Harapan
Ideal Tidak
Ideal Pola Pangan
Harapan Ideal 1.
Tingkat Pendapatan Rumah tangga
2. Jumlah Anggota Rumah
Tangga 3.
Umur 4.
Tingkat Konsumsi Non Beras
Keterangan :
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Pola Konsumsi Pangan dan Tingkat Konsumsi Beras dan Non Beras
Menyatakan Alur Menyatakan Pengaruh
Menyatakan Perbandingan
Universitas Sumatera Utara
2.5. Hipotesis Penelitian