Koefisien Korelasi Uji Korelasi

Koefisien determinasi dapat dihitung dari : =         2 2 2 1 1 . ... i i i ki k i i i i Y Y y x b y x b y x b ...2.11 Sehingga rumus umum koefisien determinasi yaitu : = ∑ …2.12 Harga diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan oleh masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkanvariabel yang dijelaskan penduga hanya disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja.

2.6 Uji Korelasi

Uji korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang tidak menunjukkan hubungan fungsional, keeratan hubungan ini dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.

2.6.1 Koefisien Korelasi

Universitas Sumatera Utara Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur keeratansuatu hubungan antarvariabel, koefisien korelasi biasanya disimbolkan dengan r. Koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut : r = ∑ ∑ ∑ { ∑ ∑ }{ ∑ ∑ ²} …2.13 Untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel tak bebas Y dengan tiga variabel bebas , , yaitu : 1. Koefisien korelasi antara Y dengan = ∑ ∑ ∑ { ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } …2.14 2. Koefisien korelasi antara Y dengan = ∑ ∑ ∑ { ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } ...2.15 3. Koefisien korelasi antara Ydengan = ∑ ∑ ∑ { ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } …2.16 Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada suatu variabel akan diikuti oleh perubahan variabel lain, baik dengan arah yang sama maupun Universitas Sumatera Utara dengan arah yang berlawanan. Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis hubungan sebagai berikut: 1. Korelasi Positif Terjadinya korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama atau berbanding lurus. Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan peningkatan variabel yang lain. 2. Korelasi Negatif Korelasi negative terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan atau berbanding terbalik. Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain dan sebaliknya. 3. Korelasi Nihil Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti pada perubahan variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur acak. Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat dilihat dalam bentuk tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Tingkat Keeratan Korelasi -1 ≤ r ≤+1 Tingkat Keeratan 0,80 – 1,00 Korelasi sangat kuat atau sempurna 0,60 – 0,79 Korelasi kuat 0,40 – 0,59 Korelasi sedang 0,20 – 0,39 Korelasi rendah 0,00 – 0,19 Tidak ada korelasi atau korelasi lemah Sumber : Sugiono 2001

2.7 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda