Keaslian Penulisan Tinjauan Pustaka

pengawasan OJK terhadap sektor jasa keuangan khususnya dalam menangani kejahatan dalam perbankan yang terjadi melalui teknologi dan sistem informasi.

D. Keaslian Penulisan

Sepanjang pengetahuan penulis, belum ada penelitian tentang “Penanganan Kejahatan Perbankan Konvensional Berbasis Teknologi Informasi Oleh Otoritas Jasa Keuangan” sesuai dengan judul skripsi ini. Kemudian penulis juga melakukan pemeriksaan judul skripsi tersebut kepada Arsip Perpustakaan Universitas cabang Fakultas Hukum USUPusat Dokumentasi dan Informasi Fakultas Hukum USU, yang menyatakan bahwa “Tidak Ada Judul Yang Sama”. Surat keterangan tersebut merupakan bukti yang sah, yang berarti bahwa tidak ada judul yang sama dengan judul skripsi penulis, berdasarkan surat pernyataan tersebut Ibu Windha, SH, M. Hum sebagai Ketua Departemen Hukum Ekonomi FH USU menerima judul skripsi yang diajukan penulis. Maka berdasarkan hal itu wajarlah bila penulis melanjutkan penelitian terhadap judul skripsi tersebut. Sehingga penulis sampai pada suatu kesimpulan tulisan ini bukanlah hasil penggandaan ataupun jiplakan dari hasil karya maupun tulisan orang lain. Mengenai keberadaan kutipan pendapat dalam tulisan ini adalah suatu hal yang tidak perlu diperdebatkan karena sebuah kutipan merupakan hal yang lumrah dan wajar karena diajukan semata-mata demi penyempurnaan penulisan skripsi, jadi sama sekali tidak ada maksud penulis untuk melakukan suatu tindakan plagiat atau menjiplak hasil karya tulis lain. Universitas Sumatera Utara

E. Tinjauan Pustaka

Adapun judul yang dikemukakan adalah “Penanganan Kejahatan Perbankan Konvensional Berbasis Teknologi Informasi Oleh Otoritas Jasa Keuangan”.Dalam tinjauan pustaka dicoba untuk mengemukakan beberapa ketentuan dan batasan yang menjadi sorotan dalam mengadakan studi kepustakaan. Hal ini akan berguna untuk membantu melihat ruang lingkup skripsi agar tetap berada didalam topik yang diangkat dari permasalahan yang disebutkan diatas. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. 36 Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 jo. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan UU Perbankan dikatakan bahwa pengertian perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam kegiatannya, bank terdiri dari bank umum dan bank perkreditan rakyat. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya 36 Republik Indonesia, Perbankan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182 Bab I, Pasal 1 ayat 1. Universitas Sumatera Utara memberikan jasa lalu lintas pembayaran. 37 Bank umum yang dikenal masyarakat luas dapat juga disebut bank komersial, bank niaga, dan bank dagang. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. 38 Setelah diundangkannya UU OJK menentukan lain, yakni memberikan kewenangan luas kepada OJK. OJK adalah lembaga independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang. 39 OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya antara lain melakukan pengawasan, penyidikan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, danatau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan, termasuk kewenangan perizinan kepada lembaga keuangan. 40 Pada Pasal 7 UU OJK dikatakan, untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor perbankan, OJK mempunyai wewenang : a. Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank meliputi : 37 Komaruddin Sastradipoera, Strategi Manajemen Bisnis Perbankan Konsep dan Implementasi Untuk Bersaing, Bandung: Kappa-Sigma, 2004, hlm. 130 38 Ibid. 39 Republik Indonesia, OJK, Op. Cit, Bab I, Pasal 1 angka 1. 40 Adrian Sutedi, Op. Cit, hlm. 55. Universitas Sumatera Utara 1. Perizinan untuk mendirikan bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank; dan; 2. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa; b. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank meliputi : 1. Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank; 2. Laporan bank yang terkait kesehatan dan kinerja bank; 3. Sistem informasi debitur; 4. Pengujian kredit Credit Testing; 5. Standar akuntansi bank; c. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank meliputi : 1. Manajemen risiko; 2. Tata kelola bank; 3. Prinsip mengenal nasabah dan pencucian uang; dan 4. Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; dan d. Pemeriksaan bank. 41 Teknologi informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, danatau 41 Republik Indonesia, OJK, Op. Cit, pasal 7. Universitas Sumatera Utara menyebarkan informasi. 42 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk : 43 a. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia; b. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat; c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik; d. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab; dan e. Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.

F. Metode Penulisan