26 Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sampel ikan sarden mengandung
mineral magnesium, kalium, dan kalsium. Sampel dinyatakan positif mengandung mineral magnesium karena menghasilkan endapan merah terang dengan
penambahan natrium hidroksida 2 N dan titan yellow 0,1 bv. Sampel dinyatakan positif mengandung mineral kalium karena menghasilkan endapan
kuning dengan penambahan asam pikrat 1 bv, kemudian diamati secara mikroskopis terlihat bentuk kristal jarum panjang. Sampel dinyatakan positif
mengandung mineral kalsium karena menghasilkan endapan putih dengan penambahan asam sulfat 1 N, kemudian diamati secara mikroskopis terlihat kristal
bentuk jarum. Hasil pengamatan ini sesuai dengan Vogel 1979, dimana mineral magnesium akan memberikan endapan merah terang jika ditambah NaOH 2 N
dan titan yellow 0,1 bv, mineral kalium akan memberikan endapan kuning dengan penambahan asam pikrat 1 bv dan pengamatan secara mikroskopis akan
terlihat bentuk kristal jarum panjang, mineral kalsium akan memberikan endapan putih dengan penambahan H
2
SO
4
1 N yang jika diamati secara mikroskopis akan terlihat kristal bentuk jarum. Data hasil uji kualitatif mineral magnesium, kalium,
dan kalsium dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 41.
4.3 Analisis Kuantitatif
4.3.1 Kurva Kalibrasi Magnesium, Kalium, dan Kalsium
Kurva kalibrasi magnesium, kalium, dan kalsium diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan baku magnesium, kalium, dan kalsium pada
panjang gelombang 285,2 nm; 766,5 nm; dan 422,7 nm. Dari pengukuran kurva kalibrasi diperoleh persamaan garis regresi yaitu Y = 0,403789X + 0,012514
untuk magnesium, Y = 0,054670X + 0,005333 untuk kalium, dan Y = 0,044103X
Universitas Sumatera Utara
27 + 0,004652 untuk kalsium. Kurva kalibrasi larutan baku magnesium, kalium, dan
kalsium dapat dilihat pada Gambar 4.1-4.3.
Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Larutan Baku Magnesium
Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalium
Gambar 4.3 Kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalsium
0,0 0,2
0,4 0,6
0,8 1,0
1,2
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
ABS
Konsentrasi µgmL
1-Mg 285.2
0.9995
0,0 0,1
0,2 0,3
0,4 0,5
0,6
2 4
6 8
10
ABS
Konsentrasi µgmL
1-K 766.5
0.9997
0,0 0,1
0,2 0,3
0,4 0,5
2 4
6 8
10
ABS
Konsentrasi µgmL
1-Ca 422.7
0.9997
Universitas Sumatera Utara
28 Berdasarkan kurva kalibrasi pada Gambar 4.1-4.3, diperoleh nilai
koefisien korelasi r masing-masing dari kurva kalibrasi yaitu untuk magnesium sebesar 0,9995, untuk kalium sebesar 0,9997, dan untuk kalsium sebesar 0,9997.
Nilai r 0,97 menunjukkan adanya hubungan yang linier antara absorbansi Y dengan konsentrasi X Ermer dan McB. Miller, 2005. Data hasil pengukuran
absorbansi larutan baku magnesium, kalium, dan kalsium serta perhitungan persamaan garis regresi dapat dilihat pada Lampiran 7, 8, 9, halaman 44, 45, 46.
4.3.2 Penetapan Kadar Magnesium, Kalium, dan Kalsium Pada Sampel
Sampel yang digunakan pada analisis kadar mineral magnesium, kalium, dan kalsium adalah ikan sarden kemasan kaleng dan ikan sarden segar. Sampel
ikan sarden dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 38. Penetapan kadar mineral magnesium, kalium dan kalsium dilakukan
dengan metode spektrofotometri serapan atom dimana sampel terlebih dulu didestruksi hingga menjadi abu kemudian dilarutkan dan diukur dengan
spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 285,2 nm; 766,5 nm; dan 422,7 nm.
Konsentrasi mineral magnesium, kalium, dan kalsium pada sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi pada kurva kalibrasi masing-
masing mineral tersebut. Data hasil penetapan kadar magnesium, kalium, dan kalsium secara kuantitatif pada sampel dapat dilihat pada Lampiran 10,
halaman 47 dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 11, halaman 49. Analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik. Data perhitungan
statistik kadar mineral magnesium, kalium, dan kalsium dapat dilihat pada
Universitas Sumatera Utara
29 Lampiran 12, 13, 14 halaman 52, 55, 58. Data hasil analisis kadar mineral
magnesium, kalium, dan kalsium pada sampel dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Kadar Mineral Magnesium, Kalium, dan Kalsium pada
Sampel Ikan Sarden Kemasan Kaleng dan Ikan Sarden Segar Mineral
Kadar Mineral mg100g ISK
ISS Magnesium
53,1971+ 0,2525 67,9673 + 0,1811
Kalium 295,8013 + 0,4836
348,4851 + 0,7101 Kalsium
306,3849 + 0,5023 200,8438 + 0,7603
Keterangan : ISK = Ikan Sarden Kemasan Kaleng
ISS = Ikan Sarden Segar
Berdasarkan hasil analisis kadar mineral magnesium, kalium, dan kalsium yang tertera pada Tabel 4.2 terlihat bahwa ikan sarden kemasan kaleng dan ikan
sarden segar memiliki kandungan mineral yang berbeda. Ikan sarden kemasan kaleng memiliki kadar mineral kalsium lebih tinggi dibandingkan pada ikan
sarden segar. Sedangkan kadar mineral magnesium dan kalium yang lebih tinggi diperoleh pada ikan sarden segar dibandingkan pada ikan sarden kemasan kaleng.
Hasil penelitian ini, yang menyatakan bahwa kadar mineral pada ikan sarden segar mengandung magnesium 32 mg100g, kalium 387 mg100g, kalsium
50 mg100g, sedangkan ikan sarden kemasan kaleng mengandung magnesium 38 mg100g, kalium 371 mg100g, kalsium 455 mg100g Roe, et al., 2013.
Kadar mineral kalsium pada ikan sarden kemasan kaleng lebih tinggi, dibandingkan dengan ikan sarden segar. Hal ini karena pada ikan sarden kemasan
kaleng sudah ditambahkan media saus tomat. Penambahan saus tomat pada ikan sarden kemasan kaleng akan menambah kadar mineral dari ikan sarden tersebut
karena waktu kontak yang cukup lama antara ikan sarden dan saus tomat didalam wadah pengemasan menyebabkan terjadinya peningkatan beberapa komponen zat
Universitas Sumatera Utara
30 gizi. Selain itu, proses pengemasan dapat memberikan pengaruh terhadap produk
pangan yang dikemas, seperti terbentuknya tekstur dan cita rasa yang khas dan disukai, rusak atau hilangnya beberapa komponen anti gizi, dan peningkatan
ketersediaan beberapa zat gizi Hariyadi, 2000. Sedangkan pada ikan sarden segar kadar mineral magnesium dan kalium
lebih tinggi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur, ukuran, serta faktor lingkungan Lagler, 1974. Ikan yang ditangkap saat berusia muda
memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga nutrisi yang dikandungnya lebih sedikit. Faktor lingkungan juga memiliki peran penting, Aziz, et al., 2013
menyatakan bahwa lingkungan habitat ikan berpengaruh terhadap kandungan gizi di dalam dagingnya.
4.3.3 Uji Kecermatan Accuracy