22
harus selalu berorientasi pada upaya membangun solidaritas sosial dan keswadayaan masyarakat sehingga dapat menciptakan masyarakat
efektif secara sosial sebagai pondasi yang kokoh dalam upaya menanggulangi kemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan.
Pengembangan masyarakat ini juga berarti upaya untuk meningkatkan potensi segenap unsur masyarakat, terutama kelompok masyarakat
yang rentan dan marjinal yang selama ini tidak memiliki peluangakses dalam programkegiatan setempat.
3.  Pengembangan Ekonomi Economic Development; dalam upaya menyerasikan  kesejahteraan material, maka upaya-upaya kearah
peningkatan kapasitas dan keterampilan masyarakat miskin dan atau penganggur pelu mendapat porsi khusus termasuk upaya untuk
mengembangkan peluang usaha dan akses ke sumberdaya kunci untuk peningkatan pendapatan, dengan tetap memperhatikan dampak
lingkungan fisik dan sosial. Pedoman P2KP
I.5.3.3 Sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP
Pada dasarnya kelompok sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP mencakup 4 empat sasaran utama yakni masyarakat,
pemerintah daerah dan para penerima manfaat program baik kelompok maupun perorangan.
I.5.3.4  Strategi  Program  Penanggulangan  Kemiskinan  Di Perkotaan P2KP
Strategi  program penanggulangan  kemiskinan  di  perkotaan  P2KP
Universitas Sumatera Utara
23
adalah  mendorong gerakan masyarakat untuk keberdayaan dan kemandirian dalam penanggulangan kemiskinan dengan jalan :
1.  Mendorong  tumbuh  dan  berkembangnya  prakarsa,  partisipasi  masyarakat, dan transparansi. Sehingga proses transformasi sosial dari masyarakat tidak
berdayamiskin menuju masyarakat berdaya. 2.  Meningkatkan  kemampuan  kelembagaan  dan  organisasi  yang  berakar  di
masyarakat,  khususnya  dalam  membuka  akses  bagi  masyarakat  miskin  ke sumber daya kunci yang disediakan program penanggulangan kemiskinan di
perkotaan  P2KP  melalui  bantuan langsung masyarakat BLM, secara transparan dan akuntabilitas.
3.  Menjalin  sinergi  penanggulangan  kemiskinan  sebagai  gerakan  masyarakat melalui kemitraan antar pelaku pembangunan.
4.  Mendorong  tumbuhnya  kepedulian  berbagai  pihak  sebagai  upaya pengendalian sosial kontrol sosial terhadap keberhasilan program
penanggulangan kemiskinan http:www.p2kp.org240408.
I.5.3.5  Siklus Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan P2KP
1.  Refleksi Kemiskinan : refleksi kemiskinan dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran  kritis  masyarakat  terhadap akar  penyebab  masalah  kemiskinan.
Kesadaran  kritis  ini  penting  dilakukan  karena  selama  ini  masyarakat menjadi “objek”, seringkali  masyarakat  diajak  untuk melakukan berbagai
upaya pemecahan masalah tanpa mengetahui dan menyadari masalah yang sebenarnya. Dalam pelaksanaannya, dua hal yang harus dilakukan yaitu
olah rasa dan olah pikir. Olah pikir  merupakan  analisis  kritis  terhadap
Universitas Sumatera Utara
24
permasalahan kemiskinan yang  dihadapi  masyarakat, untuk membuka mekanisme-mekanisme yang selama ini sering tidak tergali dan
tersembunyi di dalamnya. 2.  Pemetaan  swadaya  : pemetaan  swadaya  adalah proses identifikasi
kebutuhan masyarakat yang dilakukan dengan cara antara lain : a.  Menggali  informasi,  bagaimana  kondisi  nyata  dari  masalah-masalah
yang dikemukakan dan dirumuskan pada saat refleksi kemiskinan sosial, ekonomi,  lingkungan, kelembagaan, dan   kepemimpinan.
Masalah-masalah tersebut harus didukung oleh data dan fakta sehingga diperlukan proses penelitian untuk mengumpulkan
informasi yang diperlukan. b.  Mengkaji, informasi  dan  fakta  yang  sudah  didapatkan  dianalisa  dan
dikaji secara bersamaan. c.  Merumuskan  masalah,  pada  tahapan  ini  masalah  yang  sudah
ditemukan  disepakati bersama dikelompokkan kemudian dianalisis hubungan sebab akibatnya dengan kembali membuat pohon masalah.
3.  Pembangunan  badan keswadayaan  masyarakat  BKM, siklus  ini merupakan jawaban dari kebutuhan masyarakat terhadap adanya organisasi
masyarakat warga yang mampu menerapkan nilai-nilai luhur yang dimotori oleh pemimpin   yang   mempunyai   kriteria   yang   sudah   ditetapkan   oleh
masyarakat. Posisi organisasi masyarakat warga ini di peroleh dari di luar institusi pemerintah, di  luar  institusi  militer,  di  luar  institusi  agama,  di
luar  institusi  pekerjaan  atau usaha dan di luar institusi keluarga yang dipimpin oleh pemimpin kolektif  yang beranggotakan 9 sampai 11 orang,
Universitas Sumatera Utara
25
dan kolektif ini secara generik diberi nama badan keswadayaan masyarakat BKM.
4.  Pengembangan  kelompok  swadaya  masyarakat  KSM,  adalah  kelompok sosial pada tingkat akar rumput, yang mempunyai kegiatan-kegiatan sosial
kemasyarakatan, ekonomi dan pemeliharaan lingkungan. 5.  Program  jangka  menengah  program  penanggulangan  kemiskinan  PJM-
Pronangkis, adalah perencanaan partisipatif warga untuk mengembangkan program penanggulangan  kemiskinan,  baik  jangka  pendek  selama  satu
tahun atau jangka panjang menengah selama tiga tahun. 6.  Sinergi  program  jangka  menengah  program  penanggulangan  kemiskinan
PJM Pronangkis dengan Perencanaan Pembangunan Daerah, setelah masyarakat
mempunyai program jangka menengah
program penanggulangan  kemiskinan PJM pronangkis tentu ini bisa menjadi
bagian dari perencanaan program kelurahan.  Artinya  program jangka menengah  program penanggulangan kemiskinan PJM Pronangkis harus
diperjuangkan oleh badan keswadayaan masyarakat  BKM agar menjadi bagian dari proses  perencanaan kelurahan  melalui  Musrenbang.  Agar
program  jangka  menengah  program penanggulangan kemiskinan  PJM Pronangkis  bisa  diakomodir  dalam perencanaan  pembangunan daerah,
badan keswadayaan masyarakat BKM juga dapat langsung mempresentasikan  program kepada  Dinas-dinas  terkait  dalam proses
perencanaan strategis satuan kerja perangkat daerah Renstra SKPD. 7.  Pelaksanaan  program  dan  pemantauan   program,   program   yang   telah
disusun akan dilaksanakan oleh warga masyarakat sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
26
penanggung jawab masing-masing sub program. Kegiatan ini bisa dilaksanakan oleh panitia pembangunan prasarana, kelompok swadaya
masyarakat KSM yang difasilitasi oleh  relawan  yang  tergabung  dalam unit-unit  pengelola  pada  badan  keswadayaan  masyarakat BKM. Selain
keterlibatan seluruh warga secara khusus badan keswadayaan   masyarakat BKM, unit-unit pengelola dan relawan akan melakukan  pemantauan
untuk  mengetahui  bagaimana jalannya kegiatan yang dilakukan oleh panitia, kelompok swadaya masyarakat KSM dan lembaga lainnya.
8.  Evaluasi  program,  evaluasi  program  dilakukan  dengan  dua  cara  yaitu, evaluasi  rutin  pada  saat  program sedang  berjalan,  untuk  mengetahui
apakah  dalam pelaksanaan  program harus  diperbaiki.  Kemudian  evaluasi akhir  program atau disebut  review  program jangka  menengah  program
penanggulangan  kemiskinan PJM Pronangkis, kelembagaan, keuangan dan evaluasi lainnya sesuai dengan kebutuhan. Jurnal Pedoman Umum
P2KP-3, Maret 2007
I.5.4  Kemiskinan.