stomata diambil dari empat jalan yang berbeda tingkat kepadatan lalu lintasnya yaitu : Jalan Kyai Gde Utama, Kapten Tendean, Ir. H. Djuanda dan Siliwangi.
Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi Pb di seluruh sampel daun berkisar antara 0.038 sampai 2.281 μgg. Uji ANOVA dengan selang kepercayaan 95
menunjukkan bahwa konsentrasi Pb daun dari keempat jalan tidak berbeda nyata. Hasil analisis regresi linear menunjukkan adanya kecenderungan penurunan
kandungan klorofil, luas permukaan daun dan jumlah stomata seiring dengan naiknya konsentrasi Pb daun, namun nilai koefisien korelasi untuk ketiga
parameter tersebut sangat kecil, 0.0132, 0.0109, 0.0003. Secara umum dapat disimpulkan bahwa S. macrophylla mampu menyerap dan mengakumulasi Pb
pada daun dan akumulasi Pb tidak menunjukkan pengaruh terhadap kondisi daun, paling tidak dalam kisaran konsentrasi antara 0.038-
2.281 μgg, sehingga jenis ini dapat dipertimbangkan sebagai agen bioremediasi polusi timbal. Ebynthalina,
2006.
2.2.4. Mekanisme Toksisitas Pb
Walaupun mekanisme secara pasti bagaimana Pb menghambat respon kekebalan belum begitu jelas, gangguan terhadap sistem retikuloendotelial dan gangguan
fungsi hati telah banyak dilaporkan. Hal tersebut secara tidak langsung dapat menghambat sistem kekebalan. Beberapa peneliti melaporkan bahwa Pb
mengganggu proses aktivitas pagosit dari leukosit polimorfonuklear dan menurunkan produksi aktif Koller, 1980.
Karena timbal adalah logam toksik yang bersifat kumulatif sehingga mekanisme toksisitasnya dibedakan menurut beberapa organ yang dipengaruhinya
yaitu sebagai berikut : a. Sistem hemopoietik: Pb menghambat system pembentukan hemoglobin
sehingga menyebabkan anemia. b. Sistem saraf pusat dan tepi: dapat menyebabkan gangguan ensefalopati dan
gejala gangguan saraf perifer.
Universitas Sumatera Utara
c. Sistem ginjal: dapat menyebabkan aminoasiduria, fosfaturia, glukosuria, nefropati, fibrosis dan atrofi glomeruler.
d. Sistem gastro-intestinal: menyebabkan kolik dan konstipasi. e. Sistem kardiovaskuler: menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler
pembeluh darah, system reeproduksi pada ibu hamil, system indokrin.
Timbal didalam tubuh terutaman terikat dalam gugus –SH dalam molekul protein dan hal ini menyebabkan hambatan pada aktivitas kerja system enzim.
Timbal menggangu system sisntesis Hb dengan jalan menghambat konversi delta aminolevunik asid delta-ALA menjadi forfobilinogen dan juga menghambat
korporasi dari Fe ke dalam protoporfin IX untuk membentuk Hb, dengan jalan menghambat enzim delta-aminolevunik asid-dehidratase delta-ALAD dan
ferokelatase. Hal ini mengakibatkan meningkatnya ekskresi koproporfin dalam urin dan delta-ALA serta menghambat sintesis Hb. Berikut merupakan skema
penghambatan produksi hemoglobin oleh logam berat Pb : Succiny CoA + Glisin
Syntesis ALA Eksresi melalui Urin
Delta-aminolevulinik asid
delta-ALA Forfobilinogen
Uroporfirinogen III
Eksresi melalui urin Co-proporfirinogen III
Co-profirinogen dekarboksilase
Akumulasi dalam Protoporfirin IX
Sel darah merah +Fe
2+
Ferokelatase Heme Hb
Gambar 2.1. Proses Penghambatan Hemoglobin oleh Pb Darmono, 2001.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Destruksi Logam