102
sedangkan kurikulum untuk SKKP, SKKA, dan SMEA dilaksanakan pada tahun 1969. Khusus untuk sekolah kesenian, yaitu Sekolah Seni Rupa SSRI, Sekolah
Musik Indonesia SMIND, dan Konservatori Karawitan KOKAR, dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan.
4. Kurikulum Sekolah Keguruan
Pada tanggal 31 Juli 1961 semua Sekolah Guru B SGB yang setingkat dengan SLTP dihapus dan dialihfungsikan menjadi SMTP jenis lain sesuai dengan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 22 Juli 1957 No.69691S tentang Penghapusan SGB terhitung mulai tanggal 1 Agustus 1958. Sebagai
tindak lanjut, Sekolah Guru A SGA diubah menjadi Sekolah Pendidikan Guru SPG, dan Sekolah Guru Pendidikan Jasmani SGPD diubah menjadi Sekoalh
Guru Olahraga SGO.
F. TENAGA PENDIDIK
1. Tenaga Pendidik Periode tahun 1945-1950
Untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah melakukan upaya-upaya peningkatan untuk mempertahankan suasana belajar agar proses
belajar-mengajar dapat berlangsung walaupun dengan guru dan peralatan yang masih sederhana.
Selain gedung sekolah, pemerintah juga dihadapkan pada maslaah tenaga pengajar.Seperti diketahui, tenaga pengajar sebelum masa kemerdekaan
kebanyakan terdiri dari tenaga guru untuk sekolah rendaj yang sebagian besar tidak mempunyai latar belakang guru yang lengkap.Setelah kemerdekaan
kekurangan tenaga
pendidik semakin
terasa pada
semua tingkat
pendidikan.Namun, yang sangat terasa adalah tenaga guru pada tingkat rendah. Beberapa faktor penyebab kekurangan tenaga guru di tingkat pendidikan
rendah ini adalah: pertama; karena banyak tenaga guru yang meninggalkan
103
posnya dan
menggabungkan diri
dengan laskar
perjuangan untuk
mempertahankan kemerdekaan; kedua; tuntutan rakyat untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan Pasal 31, UUD 1945 yang kemudian dikuatkan oleh UU
No.4, Tahun 1950, Pasal 10 dan 17 sehingga pemerintah harus membuka banyak sekolah rakyat dan meningkatkan lama belajar tiga tahun menjadi enam tahun.
Hal ini sudah tentu membutuhkan tenaga guru dalam jumlah yang besar.Pada tahun 1950 kekurangan tenaga guru untuk pendidikan rendah masih sebanyak
19.819 orang. Di samping itu, masih terdapat 50.200 orang guru yang harus ditingkatkan
pendidikannya.Untuk mengatasi kekuarangan tenaga guru, Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan menyelenggarakan pendidikan guru
yang segera dapat menghasilkan guru-guru. Jenis-jenis pendidikan guru yang diadakan pada masa itu ialah Sekolah Guru C, Sekolah Guru B, dan Sekolah Guru
A. Masing-masing pendidikan guru itu lamanya dua, empat, dan enam tahun sesudah Sekoalh Dasar. Pemerintah kemudian menghapuskan Sekolah Guru C
dua tahun atas saran dari PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia, dengan pertimbangan bahwa pendidikan guru dua tahun kurang memenuhi syarat untuk
mengajar dan kurang dewasa untuk menjadi guru.
2. Tenaga Pendidik Periode tahun 1951-1969